Follow Us

Foto Anggota KKB Papua Cium Merah Putih Beredar, Cara Kapolres Yapen Luluhkan Hati Tentara OPM Tanpa Angkat Senjata Jadi Sorotan

Bayu Dwi Mardana Kusuma - Senin, 03 Mei 2021 | 19:59
Ilustrasi KKB Papua atau Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB - OPM) saat berpose dengan senjata laras panjang.
dok. TPNPB - OPM

Ilustrasi KKB Papua atau Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB - OPM) saat berpose dengan senjata laras panjang.

Fotokita.net - Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua terus menjadi sorotan usai mendapat label teroris dari pemerintah pusat. Namun, sebelum itu, ada sejumlah anggota KKB Papua yang menyatakan diri kembali ke pangkuan NKRI.

Sebanyak 5 anggota Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Kabupaten Kepulauan Yapen, Papua menyerahkan diri beserta empat pucuk senjata api serta belasan butir peluru (amunisi) ke Polres setempat pada Senin (26/4/2021).

Mereka turut menyerahkan empat pucuk senjata api rakitan berserta 11 amunisi tajam.

Baca Juga: KKB Papua Tantang Pasukan Setan Bertempur di Hutan Papua, Mengaku Siap Bikin Tim Elite Kodam Siliwangi Tak Akan Bisa Keluar

Lima anggota KKB itu juga mencium Bendera Merah Putih sebagai tanda setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Mereka menyerahkan diri ke Polres Kepulauan Yapen. Para anggota KKB ini yakni Paul Wondiwoi (49), Yames Wondiwoi (30), Eliezer Mansai (37), Yusup Takayuta (37), dan Stevanus Woriasi (39).

Kelima anggota KKB ini adalah anak buah dari Rudy Orarey, selaku panglima KKB wilayah Distrik Angkaisera yang sebelumnya dikabarkan telah tewas pada 2014 silam.

Baca Juga: Sudah Menyusup ke Hutan Papua? Dijamin Bikin KKB Nyerah dalam 15 Menit, Ini Kehebatan Denjaka TNI AL yang Sering Buat Navy Seals Gentar

Kapolres Kepulauan Yapen, AKBP Ferdyan Indra Fahmi mengatakan, mereka adalah anak buah dari Rudy Orarey selaku pimpinan KKB Papua wilayah Distrik Angkaisera.

Rudy Orarey sebelumnya dikabarkan telah tewas pada 2014 silam.

"Kelima anggota KKB yang menyerahkan diri tersebut tersebar dari wilayah Kampung Menawi dan Yapen Timur," kata Ferdyan Indra Fahmi.

Ferdyan Indra Fahmi menyebutkan, penyerahan diri kelima anggota KKB Papua ini terjadi setelah aparat melakukan pendekatan.

Baca Juga: Sudah Menyusup ke Hutan Papua? Dijamin Bikin KKB Nyerah dalam 15 Menit, Ini Kehebatan Denjaka TNI AL yang Sering Buat Navy Seals Gentar

"Kami aktif lakukan pendekatan, pemahaman dan memberikan jaminan kepada keluarga mereka. Segalanya baik-baik saja jika setia kepada NKRI," katanya.

Menurut dia, ini langkah agar keamanan dan kenyamanan masyarakat di pelosok kampung dapat tercipta tanpa ada kelompok yang berseberangan.

Stevanus Woriasi salah satu anggota KKB yang menyerahkan diri, mengaku merasa tidak mendapatkan kehidupan yang layak saat bergabung bersama KKB Papua.

Bahkan, ia dikucilkan oleh masyarakat sekitar. Sehingga ia mengajak rekan-rekannya yang lain untuk bersama-sama menyerahkan diri.

Baca Juga: KSAD Bangga Bagi-bagi Mobil Dinas Baru, Tubuh Kolonel Iwa Kartiwa Makin Merana di Ranjang, Mantan Komandan KRI Nanggala-402 Jual Rumah Demi Pengobatan Usai 26 Tahun Bertugas

Ilustrasi KKB Papua atau Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB - OPM) saat berpose dengan senjata laras panjang.
dok. TPNPB - OPM

Ilustrasi KKB Papua atau Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB - OPM) saat berpose dengan senjata laras panjang.

"Saya juga akan berupaya mengajak dan meminta kepada saudara-saudara kita lainya untuk mari kita tinggalkan hal-hal yang melawan Negara dan kembali untuk mencintai NKRI dan bekerja untuk Republik Indonesia," tambah dia.

"Kami aktif lakukan pendekatan, pemahaman dan memberikan jaminan kepada keluarga mereka. Segalanya baik-baik saja jika setia kepada NKRI. Ini langkah agar keamanan dan kenyamanan masyarakat di pelosok kampung dapat tercipta tanpa ada kelompok yang berseberangan," ujar Ferdyan.

Upaya membersihkan KKB di Kabupaten Kepulauan Yapen masih terus dilakukan aparat. "Pendekatan masih terus diupayakan," pungkas AKBP Ferdyan.

Baca Juga: Foto Wajah Pelaku Sate Beracun Beredar, Polisi Ungkap Motif Pengirim Takjil untuk Penyidik Senior Polresta Yogyakarta

Ancungan senjata, tak selalu menjadi solusi untuk menghentikan konflik berdarah di Papua. Masih ada beragam cara yang bisa dilakukan salah satunya melalui pendekatan persuasif.

Ferdyan Indra Fahmi, bahkan dijuluki sang penakluk hati KKB Papua di Yapen.

Pasalnya Ferdyan tak gentar memasuki markas KKB Papua di Yapen tanpa senjata, dan berbicara dari hati ke hati.

Bahkan tindakannya tersebut membuat pimpinan KKB Yapen, Noak Orarei kembali ke pangkuan ibu pertiwi.

Baca Juga: Seolah Tantang Jokowi Soal Cap Teroris KKB, Ini Sosok Gubernur Papua yang Baru Saja Dideportasi dari Papua Nugini

SUSURI WILAYAH: Aparat keamanan berjaga di Distrik Beoga, Kabupaten Puncak, Papua.
Dok. KASATGAS HUMAS NEMANGKAWI

SUSURI WILAYAH: Aparat keamanan berjaga di Distrik Beoga, Kabupaten Puncak, Papua.

JASUS telah memberikan informasi terjadinya gangguan keamanan dari KKB di Distrik Kosiwo, Kepulauan Yapen pada akhir 2020. Pemerasan bersenjata api yang dilakukan KKB ini, jelas bukan tindakan kriminal biasa. Ferdyan yang baru saja menjabat Kapolres Kepulauan Yapen pada Februari itu buru-buru mencari cara.

Dalam benaknya telah terpendam konsep untuk menaklukkan KKB tanpa kekerasan. Ngelurug tanpa bala dan menang tanpa ngasorake.

”Saya berupaya untuk menyerang tanpa pasukan dan menang tanpa merendahkan. Maka, yang dipilih bukan pendekatan hukum, tapi restorative justice,” tuturnya.

Baca Juga: KKB Papua Makin Ketar-ketir, Denjaka Tak Masuk Bumi Cendrawasih, TNI Malah Kirim Pasukan Setan yang Kemampuannya Bisa Bikin OPM Kocar-kacir

Karena tujuan mulia itulah, Ferdyan lantas memaksa tim-nya bekerja ekstra. Tim itu diperintahkan untuk memetakan kemungkinan sosok yang mampu mempengaruhi KKB.

Barang kali ada celah, ada kesempatan. Tentunya untuk mendekati anggota KKB, entah melalui keluarga atau siapapun.

”Setelah satu bulan, pintu masuk telah ditentukan. Melalui istrinya dan kakak kandungnya,” jelasnya.

Awalnya, saat mendekati istri Noak, tim ini seperti tidak berkutik. Istri Noak menutup pintu rapat-rapat.

Baca Juga: Curhat Pilu Pasukan Khusus Kapal Selam, Terbaring Lemah Di Ranjang Hingga Sulit Bicara, Mantan Komandan KRI Nanggala-402: Saya Sakit Hati

Salah satu anggota KKB saat menyerahkan senjata api rakitan kepada Kapolres Kepulauan Yapen AKBP Ferdyan Indra Fahmi, Senin (26/4/2021).
HUMAS POLRES KEPULAUAN YAPEN

Salah satu anggota KKB saat menyerahkan senjata api rakitan kepada Kapolres Kepulauan Yapen AKBP Ferdyan Indra Fahmi, Senin (26/4/2021).

Tim yang sering kali memastikan bahwa istri Noak berada di rumah justru mendapati rumah yang kosong. ”Memang kami dihindari,” tuturnya.

Namun, tim tak patah arang dalam berjuang. Tim ini selalu mendapatkan petunjuk dari Ferdyan untuk terus bertamu. Terus membawa oleh-oleh, sekedar untuk membantu kehidupan sehari-hari keluarga Noak.

Ferdyan sendiri mendapatkan informasi bahwa Noak dan istrinya hanya bisa bertemu beberapa kali dalam lima tahun ini. ”Anaknya lahir tanpa ditemani Noak,”jelasnya.

Bertemu saja jarang, apalagi untuk menafkahi istri dan anaknya. Prediksi dari Fredyan tepat. Akhirnya, istri Noak luluh, pintu komunikasi mulai terbuka. Istrinya mengeluhkan betapa suaminya tidak pernah pulang.

Baca Juga: Beri Rekomendasi Baim Wong Kamera Rp 15 Juta, Ria Ricis Rela Kasih Alat Vlog Harga Segini Buat Kado Harris Vriza: Biar Dia Nggak Pinjam Kamera Lagi

Tidak memiliki kehidupan normal semacam warga lainnya. ”Saat itulah, saya menawarkan restorative justice. Catatan kriminal Noak akan dihapus bila kembali ke Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),” ujarnya.

Istri Noak yang masih bimbang meminta pertimbangan kakak kandung Noak. Ternyata, kakak kandung Noak itu memiliki pandangan berbeda dari Noak. Perlu diketahui, Noak ini menjadi pimpinan KKB menggantikan Rudi Orarei, yang tewas dalam baku tembak dengan kepolisian beberapa tahun sebelumnya.

Baca Juga: Keruk Uang Rp 1,8 Miliar dari Alat Tes Antigen Bekas, Picandi Mosko Business Manager Kimia Farma Medan Punya Istana Megah di Kampung, Ini Fotonya

Salah satu anggota KKB saat menyerahkan senjata api rakitan kepada Kapolres Kepulauan Yapen AKBP Ferdyan Indra Fahmi, Senin (26/4/2021).
HUMAS POLRES KEPULAUAN YAPEN

Salah satu anggota KKB saat menyerahkan senjata api rakitan kepada Kapolres Kepulauan Yapen AKBP Ferdyan Indra Fahmi, Senin (26/4/2021).

”Dengan pandangan kakak Noak lainnya, kami semakin yakin bisa mengembalikan Noak,” tuturnya.

Namun, tetap saja masih ada kekhawatiran dari kedua belah pihak. Baik dari Noak dan Ferdyan. Jelas keduanya mengkhawatirkan kemungkinan adanya jebakan. Memang dalam jalur damai ini, kepercayaan itu tetap masih rapuh. ”Saya perlu menghitung-hitung, begitu juga Noak,” terangnya.

Ferdyan akhirnya berkomunikasi menggunakan sambungan telepon dengan Noak. Menggunakan handphone kakak kandungnya Noak. Dalam sambungan telepon itu, Noak ingin mendengar secara langsung dari Ferdyan soal menghapus catatan kriminalnya. ”Ya, saya akan hapus catatan kriminalmu,” tuturnya pada Noak.

Tapi, komunikasi via telepon itu dilanjutkan dengan pertemuan secara langsung. Noak yang memutuskan lokasi dan waktunya. Tanpa senjata, tanpa pasukan. Ferdyan nekat untuk menemuinya. ”Noak bilang di telepon itu, besok. Saya setuju saja,” ujarnya.

Baca Juga: Nani Aprilliani Pelaku Sate Beracun Terancam Hukuman Mati, Kejahatannya Terbongkar Karena Order Takjil yang Punya Ciri Unik Ini

Hari bersejarah dialog perdamaian pun terjadi pada Selasa (16/3) pukul 21.30 WIT. Melalui sambungan telepon, Ferdyan diberitahukan lokasi pertemuannya. Di sebuah warung yang terletak di perbatasan Kepulauan Yapen. Saat tiba di warung itu, sudah ada istri dan kakak Noak, serta beberapa orang lainnya. ”Kedatangan istri dan kakaknya ini yang membuat saya yakin bahwa ini bukan jebakan,” tuturnya.

Memang Ferdyan datang tanpa membawa senjata. Tanpa seragam yang menimbulkan kesan kaku. Hanya mengenakan kemeja kotak warna coklat dan kenekatannya. Suasana saat itu dingin, harap-harap cemas terlihat di wajah setiap orang. Setelah kakak kandungnya menelepon Noak. Noak mulai menunjukkan dirinya, dengan kaos hitam dan celana pendek. Jelas kehadiran Noak mengubah semuanya menjadi keriangan.

Baca Juga: Foto Wajah Pelaku Sate Beracun Beredar, Polisi Ungkap Motif Pengirim Takjil untuk Penyidik Senior Polresta Yogyakarta

Istri Noak senyumnya merekah. Kakak kandung Noak pun tersenyum lepas. Ferdyan pun tertawa girang, kembalinya Noak ke pangkuan pertiwi sudah di depan mata. Tapi, jelas Noak merasakan hal yang berbeda. Noak lebih banyak menunduk. Mungkin karena kehadiran Ferdyan yang tampak akrab dengan kakak kandung dan istrinya. ”Entah kenapa sering menunduk,” jelasnya.

Ferdyan yang membuka percakapan. ”Bagaimana kabarmu Noak.” Tanyanya. Noak menjawab kondisinya baik-baiknya. Setelah itu, Noak pun meminta penjelasan dari Ferdyan. Soal janji-janjinya untuk membantunya kembali ke NKRI.

”Saat itu saya janjikan hapus catatan kriminalnya dan mengangkatnya sebagai adik,” paparnya.

Baca Juga: Suami Mayangsari Terus Dikejar Utang Rp 50 Miliar, Ini Daftar Harta Duniawi Keluarga Cendana yang Dirampas Jokowi, Ibunda Khirani Makin Gigit Jari?

Dengan mengangkatnya sebagai adik, AKBP Ferdyan memiliki tanggungjawab untuk ikut mensejahterakan keluarga Noak. Mencarikan pekerjaan hingga memberikan perhatian. ”Saya sudah berniat, menjadikan Noak adik angkat,” jelasnya.

Ferdyan pun mengatakan, bila dirinya tidak bisa dipercaya. Tentunya, polisi se-kabupaten kep. Yapen tidak pula bisa dipercaya. ”Saya seorang Kapolres, kalau tidak percaya saya. Siapa lagi,” ujarnya meyakinkan Noak.

Saat itu, Noak terlihat berunding dengan istri dan kakaknya. Hamper 30 menit mereka berbicara menggunakan bahasa Yapen. ”Akhirnya, Noak bicara akan ke Polres Yapen besok,” jelasnya. Tak disangka, 17 Maret 2021 juga menjadi hari bersejarah.

Baca Juga: Kewalahan Tangani Korban Covid-19, Filipina Bisa Bernasib Sama dengan India, Tapi Indonesia Malah Diminta Belajar dari Negara Kecil ASEAN Ini

Noak menyerahkan diri ke Polres Kepulauan Yapen. Membawa dua pucuk senjata api rakitan dengan 15 butir amunisi. Dalam prosesi penyerahan diri itu, Noak mau untuk mencium bendera merah putih. Sebuah keberhasilan yang membanggakan. ”Saya sendiri lega dengan ini,” paparnya.

Memang Noak memiliki setidaknya 12 anggota. Mereka semua pada awalnya bubar dengan sendirinya. Namun, ternyata AKBP Ferdyan tidak mau setengah-setengah dalam bekerja.

Meraka berhasil diyakinkan untuk kembali ke pangkuan ibu pertiwi, yakni Paul Wondiwoi, Yames Wondiwoi, Yusup Takuyata, dan Stefanus Woriasi.

Baca Juga: Geram Jenderal Kopassus Gugur Ditembak Lekagak Telenggen, TNI AD Terjunkan Pasukan Setan untuk Tumpas KKB Papua, Ini Kehebatannya

Empat simpatisan KKB itu membawa empat senjata api rakitan beserta sebelas butir amunisi. Ferdyan mengatakan, sangat berterima kasih terhadap simpatisan dan anggota KKB eilayan Angkaisera dan Yapen, yang mau kembali ke pangkuan pertiwi.

”Kami membuka tangan lebar-lebar dan menerima mereka sebagai keluarga. Kami akan mendukung kehidupan mereka yang baru,” tegasnya.

Baca Juga: Berkalung Tasbih Hingga Pakai Ikat Kepala Merah, Ini Detik-Detik Manusia Berjubah Hitam Berubah Jadi Babi Ngepet di Depok, Mbah Mijan Bongkar Fakta Sebenarnya

(*)

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya

Latest