Ferdyan Indra Fahmi, bahkan dijuluki sang penakluk hati KKB Papua di Yapen.
Pasalnya Ferdyan tak gentar memasuki markas KKB Papua di Yapen tanpa senjata, dan berbicara dari hati ke hati.
Bahkan tindakannya tersebut membuat pimpinan KKB Yapen, Noak Orarei kembali ke pangkuan ibu pertiwi.
JASUS telah memberikan informasi terjadinya gangguan keamanan dari KKB di Distrik Kosiwo, Kepulauan Yapen pada akhir 2020. Pemerasan bersenjata api yang dilakukan KKB ini, jelas bukan tindakan kriminal biasa. Ferdyan yang baru saja menjabat Kapolres Kepulauan Yapen pada Februari itu buru-buru mencari cara.
Dalam benaknya telah terpendam konsep untuk menaklukkan KKB tanpa kekerasan. Ngelurug tanpa bala dan menang tanpa ngasorake.
”Saya berupaya untuk menyerang tanpa pasukan dan menang tanpa merendahkan. Maka, yang dipilih bukan pendekatan hukum, tapi restorative justice,” tuturnya.
Karena tujuan mulia itulah, Ferdyan lantas memaksa tim-nya bekerja ekstra. Tim itu diperintahkan untuk memetakan kemungkinan sosok yang mampu mempengaruhi KKB.
Barang kali ada celah, ada kesempatan. Tentunya untuk mendekati anggota KKB, entah melalui keluarga atau siapapun.
”Setelah satu bulan, pintu masuk telah ditentukan. Melalui istrinya dan kakak kandungnya,” jelasnya.