Follow Us

Bukan Hanya Indonesia, Negara Tetangga Kita Ini Ikut Tolak Pangkalan Militer Amerika, China Berlega Hati?

Bayu Dwi Mardana Kusuma - Jumat, 20 November 2020 | 19:42
Foto kapal induk milik Amerika.
24h

Foto kapal induk milik Amerika.

Fotokita.net - Bukan hanya Indonesia, negara tetangga kita ini ikut tolak pangkalan militer Amerika, China berlega hati?

Indonesia pernah secara tegas menolak masuknya pesawat-pesawat militer Amerika melaukan isi ulang bahan bakar di wilayah Indonesia

Amerika ingin menjadikan sejumlah bandara di Indonesia menjadi tempat pengisian bahan bakar bagi pesawat pembom dan pesawat mata-mata melakukan isi ulang bahan bakar.

Baca Juga: Bikin Tiongkok Meradang Hingga Siap Perang, Negara Tetangga Indonesia Ini Nekat Cari Minyak di Laut China Selatan, Amerika Langsung Ulurkan Bantuan

Namun, keinginan tersebut ditolak oleh petinggi Indonesia dengan alasan ingin tetap netral dalam konflik Amerika dan China.

Amerika kemudian mendekati Singapura untuk pemangunan pangkalan militer AS di Asian Tenggara namun upaya itu juga mendapat penolakan dari Singapura.

Analis maritim Asia telah dibuat geger dengan proposal Washington mendirikan pangkalan militer di Singapura, negara tetangga Indonesia.

Baca Juga: Bosan Hidup di Jalanan, Mantan Preman Ini Sukses Jadi Petinggi Kopassus Hingga 17 Kali Naik Pangkat, Begini Kisahnya

Banyak yang tidak habis pikir dengan gagasan Amerika tersebut.

Para ahli tersebut menyebutnya sebagai 'balon percobaan' yang dilakukan oleh administrasi Trump, satu hal yang justru dianggap mereka gagal total ke depannya.

Hal ini karena proposal itu tidak akan mendapat dukungan dari negara-negara Asia, atau ditindaklanjuti oleh Joe Biden di pemerintahannya selanjutnya.

Lantas apa penyebab negara Asia tidak suka dengan pendekatan AS ini, jika negara Asia juga memerlukan AS untuk menangkal kekuatan China yang terus tumbuh di Asia-Pasifik?

Baca Juga: Fotonya Lagi Ngaji di Emperan Bikin Anggota DPR Terharu, Pemulung Ini Ketiban Rezeki Nomplok: Ditunjuk Jadi Direktur

Tentunya secara logis menempatkan musuh China di tempat strategis menjadi salah satu cara yang bisa menangkal kekuatan China menguasai perairan strategis Laut China Selatan.

Namun rupanya, bagi para pakar, keberadaan pangkalan militer AS permanen di wilayah itu justru membuat suasana semakin kacau.

Baca Juga: Cepat Cek Rekening! BLT BPJS Rp 1,2 Juta Ditransfer Hari Minggu, Ingat Jangan Pakai 5 Rekening Ini, Akibatnya Bisa Fatal

Karang Subi (Subi Reef), salah satu pulau yang ingin direbut China di Laut China Selatan
EPA

Karang Subi (Subi Reef), salah satu pulau yang ingin direbut China di Laut China Selatan

Keberadaan pangkalan militer misal di Singapura atau di Natuna justru akan sebabkan Beijing lebih marah.

Dampak ini dapat sebabkan masalah yang jauh dari yang bisa dihadapi oleh pemerintah negara-negara tersebut.

Sementara itu, Menteri Pertahanan Singapura mengatakan kepada This Week in Asia bahwa tidak ada pembicaraan terbaru dengan AS mengenai pengiriman kapal perang tambahan ke sana.

Baca Juga: Cinta Memang Buta, Pilot Cantik Rela Dinikahi Pratu TNI AD Karena Modal Ini, Kisah Cintanya Jadi Sorotan

Bagi Singapura, mereka akan dicap tidak memahami aturan dan tindakan mereka mengizinkan didirikannya pangkalan militer bagi AS secara permanen akan dianggap tidak dapat diterima oleh banyak pihak.

Sehingga Singapura saat ini sedang mengupayakan menangkal kesan jika mereka berada dalam persekutuan, seperti ahli keamanan regional Singapura, Collin Koh.

Baca Juga: Disebut Bakal Dituntut Habib Rizieq Karena Sebut Overstay di Arab Saudi, Duta Besar RI Ungkap Alasan Tak Prioritaskan Kasus Imam Besar FPI

(ilustrasi) Kapal Induk Amerika di Laut China Selatan
wsj.net

(ilustrasi) Kapal Induk Amerika di Laut China Selatan

"Saya yakin pemerintahan Biden akan lakukan penanganan lebih berhati-hati untuk tidak menyinggung politik regional dan lebih berhati-hati mengulas proposal itu dengan sekutu dan mitra AS, jika tidak membatalkan rencana itu langsung pada Januari mendatang," ujarnya.

Sementara itu Olli Pekka Suorsa, rekan Koh di S. Rajaratnam School of International Studies (RSIS) mengatakan ia melihat proposal itu sebagai sesuatu yang hanya "latihan pemikiran" sebagai sinyal dari AS kepada Beijing untuk tunjukkan niat mereka bersaing dengan China.

Baca Juga: Masih Ada 3 Juta Kuota BLT UMKM, Cukup Siapkan NIK KTP dan Dokumen Ini, Istri PNS TNI dan Polri Boleh Ikut Daftar

Analis lain seperti John Bradford, yang juga analis di RSIS, tunjukkan bahwa dari sudut pandang Angkatan Laut AS, ada keuntungan memiliki pangkalan militer di wilayah itu.

Pasalnya, pangkalan militer mereka di Jepang sudah kewalahan dan menangani terlalu banyak pekerjaan.

Baca Juga: Pasukan Elite TNI Siap Perang? Panglima Hadi Tjahjanto Lontarkan Pertanyaan Ini ke Sniper Saat Sidak Markas Marinir

Persimpangan jalur maritim

Sekretaris Angkatan Laut AS Kenneth Braithwaite mengusulkan pembuatan pangkalan militer baru di "persimpangan antara Samudra Hindia dan Pasifik" dalam simposium Selasa kemarin.

"Kita tidak bisa hanya mengandalkan pangkalan militer di Jepang," ujarnya dilansir dari USNI News.

Baca Juga: Usai Kumpulkan 5 Jenderal Tempur, Panglima TNI Sidak 3 Markas Komando Pasukan Khusus TNI, Mau Perang Lawan Siapa?

"Kita harus mendekat kepada sekutu kita yang lain seperti Singapura, India, dan menempatkan beberapa kapal di sana yang akan relevan jika pahit-pahitnya kita harus mengalami peperangan."

Ia kemudian berkata, "lebih penting lagi, itu bisa menyediakan lebih banyak pertahanan. Sehingga kita akan membuat pangkalan militer baru dan kita akan meletakkannya, jika tidak di Singapura, maka di tempat lain yang lebih strategis di seberang Pasifik sampai sekutu dan mitra kita melihat itu bisa membantu mereka sembari membantu militer kita."

Usulan ini belum dibahasnya bersama pelaksana Menteri Pertahanan Amerika Serikat yang baru, Christopher Miller, tapi sudah ia bahas dengan mantan bos Pentagon yang dipecat Donald Trump minggu lalu, Mark Esper.

Baca Juga: Bikin Kerumunan Hingga Dipanggil Polisi, Poster Habib Rizieq Diturunkan Pria Berbaju Loreng, Sosok Ini Yakin Pelakunya Bukan TNI

Braithwaite tidak menyediakan detail lebih lanjut mengenai betapa besar pangkalan militer yang rencana akan dibangun di Singapura tersebut, atau apakah kapal dari pangkalan militer lain akan dikirim ke pangkalan militer tersebut.

Belum ada juga rincian mengenai pengoperasian membagi dengan pangkalan militer AS lain di wilayah Asia-Pasifik.

Juru bicara Angkatan Laut AS secara berulang mengatakan kepada media "belum ada keputusan yang dibuat mengenai kapan dibuat atau lokasi pangkalan militer baru di Indo-Pasifik."

Baca Juga: Kerap Pamer Penampilan Mewah, Janda Muda Ini Nekat Gondol Uang Arisan Online Rp 1 Miliar, Begini Sosoknya

Pangkalan militer AS di Yokosuka, Jepang, mencakup 48 juta mil persegi dari garis Internasional Date Line di pertengahan Samudra Pasifik sampai perbatasan Pakistan-India di Samudra Hindia.

Sementara pangkalan militer di Bahrain mencakup wilayah Timur Tengah dan sebelah barat Samudra Hindia.

Wilayah-wilayah tersebut adalah tempat beroperasi kapal-kapal dan pasukan yang ditempatkan di pangkalan militer tersebut.

Baca Juga: Koar-koar Usai Ceramah Habib Rizieq Jadi Viral, Denny Siregar Rela Kepalanya Dipenggal, Sang Pegiat Medsos Diledek: Alamat Rumah Kesebar Aja Terkencing-kencing

Rencana Braithwaite dianggap banyak analis dari Singapura kurang persiapan.

Perbandingannya adalah dengan permintaan lain dari administrasi Trump, salah satunya usulan Mark Esper Agustus tahun lalu untuk meluncurkan misil jarak menengah di Asia.

Rencana itu dianggap terlalu jauh dari kenyataan, bahkan sekutu setia AS seperti Jepang atau Korea Selatan pastinya tidak ingin untuk menggelar fasilitas rudal.

Ada alasan lain mengapa kemungkinan Singapura menjadi pangkalan militer sangat tidak mungkin.

Baca Juga: Disenggol FPI Karena Picu Kerumunan Saat Daftar Pilkada Solo, Anak Jokowi Buka Suara Hingga Tantang Balik: Saya Siap Dihukum!

Sejak 1990, Singapura telah memberikan akses kepada AS untuk masuk ke fasilitas militer mereka.

Aset Angkatan Laut AS termasuk kapal selam nuklir dan kapal induk pembawa jet tempur yang sering mengunjungi pangkalan militer Angkatan Laut Changi.

Baca Juga: Ramai Acara Habib Rizieq Hingga 2 Kapolda Dicopot, Sosok Ini Mendadak Ingatkan Indonesia Harus Waspada Pada Papua, Ada Apa?

Pangkalan militer tersebut memang digunaakan untuk tempat mengisi bahan bakar dan mengisi amunisi untuk pasukan AS di Pasifik Barat.

Namun Singapura segera menyadari jika AS menginginkan Singapura untuk memihak dalam persaingan China-AS, yang membuat Singapura enggan melanjutkan kerjasama lebih jauh.*

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya

Latest