OM System Rancang AI Upscaling untuk Atasi Sensor Rendah Resolusi

Donny Fernando - Senin, 07 Juli 2025 | 09:55
 
PCMagz
PCMagz

OM System, produsen kamera berbasis sistem Micro Four Thirds (MFT), sedang mempertimbangkan penggunaan teknologi AI upscaling sebagai solusi untuk keterbatasan resolusi pada sensor mereka. Inovasi ini dipandang sebagai jalan tengah yang cerdas di tengah persaingan industri kamera yang makin mengedepankan megapiksel besar.

Dalam wawancaranya dengan PetaPixel pada ajang Bild Expo di New York, Eiji Shirota, Kepala Unit Bisnis OM System, menyatakan bahwa perusahaan tetap berkomitmen menjadi pemimpin dalam fotografi birding dan lanskap. Namun, mereka juga menyadari bahwa sensor 20MP yang mereka andalkan saat ini mulai dianggap terbatas dibanding kompetitor yang mengusung resolusi lebih tinggi.

OM System selama ini terkenal dengan pendekatannya yang mengedepankan fotografi komputasional—fitur seperti handheld high-res shot, live ND, hingga live GND. Namun seiring meningkatnya permintaan pasar terhadap resolusi file yang lebih tinggi, perusahaan mulai mempertimbangkan alternatif cerdas selain sekadar memperbesar sensor.

Menurut Shirota, meningkatkan jumlah megapiksel bukan hal sepele. Dibutuhkan sensor baru, prosesor lebih cepat, dan sistem pendingin yang lebih mumpuni agar performa seperti autofokus kontinu dan kecepatan pemrosesan tidak terganggu. Dan di sinilah AI upscaling menjadi menarik.

Teknologi AI upscaling yang dimaksud adalah proses peningkatan resolusi gambar secara digital melalui algoritma kecerdasan buatan. Teknologi serupa telah digunakan dalam perangkat lunak seperti Adobe Photoshop atau DxO, dan kini mulai diintegrasikan langsung ke kamera oleh beberapa produsen.

Canon, misalnya, telah memperkenalkan AI enlargement dalam kamera EOS R5 Mark II dan EOS R1 mereka. Namun OM System percaya mereka bisa melakukan pendekatan berbeda dan menghasilkan hasil yang lebih alami dan halus melalui AI yang dikembangkan khusus untuk sistem mereka.

Dalam skenario ideal, kamera OM System akan tetap mengambil gambar dalam resolusi asli (sekitar 20MP), lalu meningkatkan resolusi secara internal menjadi ukuran file yang lebih besar, misalnya 40MP atau 60MP, tanpa kehilangan detail dan tanpa meningkatkan noise secara signifikan.

Solusi ini diharapkan bisa menjaga kecepatan burst, stabilitas autofokus, dan efisiensi komputasi secara keseluruhan. Ini penting, karena OM System menargetkan pengguna yang memerlukan performa cepat dan akurat, seperti fotografer satwa liar atau aksi cepat.

Lebih jauh lagi, Shirota menyebutkan bahwa OM System juga berencana mengembangkan fitur Live GND Filter—filter gradasi digital di dalam kamera—untuk menggantikan kebutuhan filter fisik di lanskap, sebagai bagian dari penguatan fitur komputasi kamera.

Penerapan AI upscaling ini belum diumumkan secara resmi dalam bentuk produk, namun indikasi dari pihak internal menunjukkan bahwa fitur tersebut bisa hadir dalam kamera generasi OM-1 selanjutnya, atau lini produk baru yang sedang dikembangkan.

Tantangan utamanya bukan hanya mengembangkan algoritma upscaling, tapi bagaimana membuat proses itu langsung dilakukan di dalam kamera, tanpa keterlambatan atau kebutuhan software tambahan di komputer.

OM System menyadari bahwa pendekatan ini bukan tanpa risiko. Namun, jika berhasil, mereka bisa menjadi produsen kamera pertama yang menggabungkan form factor ringkas, kecepatan tinggi, dan output resolusi besar lewat AI — tanpa kompromi dari sisi hardware.

Editor : Fotokita





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular