Follow Us

Tertunduk Lesu di Depan Kamera, Bandiman Akui Langgar Aturan Aplikasi Ojol, Anaknya Meninggal Usai Santap Orderan Sate Sianida

Bayu Dwi Mardana Kusuma - Minggu, 02 Mei 2021 | 19:33
Bandiman Tukang Ojek Penerima Orderan Makanan yang menyebabkan anaknya meninggal dunia di rumahnya Sewon, Bantul Jumat (30/4/2021)
Kolase Tribun Jogja

Bandiman Tukang Ojek Penerima Orderan Makanan yang menyebabkan anaknya meninggal dunia di rumahnya Sewon, Bantul Jumat (30/4/2021)

Fotokita.net - Pengemudi ojek online bernama Bandiman kini hanya bisa tertunduk lesu di depan kamera.

Bandiman menerima orderan dari seorang wanita di Jalan Gayam, Kota Yogyakarta.

Saat itu, Bandiman menerima dua kotak makanan berisi lontong dan sate untuk dikirim ke Kapanewon, Bantul.

Anaknya meninggal dunia usai menyantap sate pemberian orang tak dikenal pada Minggu (25/4/2021) lalu.

Bocah berusia 8 tahun bernama Naba Faiz Prasetya atau NFP itu tercatat sebagai warga Kelurahan Bangunharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul.

Baca Juga: Foto Pilu Suami Joanna Alexandra di ICU, Terbaring Lemah Hingga Dipasangi Slang Oksigen, Istri Raditya Oloan: Mohon Doanya

Bocah malang yang masih duduk di bangku sekolah dasar (SD) Muhamadiyah IV Karangkajen, Sewon, Bantul itu diduga meninggal karena keracunan.

Ia mengalaminya setelah menyantap sate pemberian orang tak dikenal dari ayahnya, Bandiman, yang bekerja sebagai pengemudi ojek online.

Saat ditemui di rumahnya di Desa Salakan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Bandiman menceritakan, Naba tergolong anak pandai.

Baca Juga: Pamer Konten Dewasa, Ini Kamera yang Digunakan Atta Halilintar Buat Rekam Obrolan Ranjang dengan Aurel Hermansyah

Menurutnya, Naba yang duduk di kelas IV Sekolah Dasar Karangkajen, sering berkata ingin menjadi petugas pemadam kebakaran.

"Cita-citanya kalau ditanya jawabnya pemadam," kenang Bandiman, Jumat (30/4/2021).

Polisi memastikan NFP, bocah 8 tahun asal Bantul, Yogyakarta, itu tewas tak lama setelah menyantap sate mengandung racun potasium sianida.

Kepastian sate mengandung sianida tersebut berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium Kesehatan dan Kalibrasi, Dinas Kesehatan DIY.

Baca Juga: Foto Kerumunan Pasar Tanah Abang Disorot, Inul Daratista Langsung Buka Suara: Aku Sekeluarga Kena Covid, Habis Duit Ratusan Juta

"Hasil laboratorium, iya, positif sianida. Racunnya potasium sianida," kata Kapolres Bantul, AKBP Wachyu Tri Budi Sulistyono, Sabtu (1/5/2021).

Penelusuran di wikipedia, potasium sianida biasa disebut juga dengan kalisium sianida.

Ini adalah senyawa kimia dengan rumus (KCN).

Baca Juga: Foto Gadis Bandung yang Pamer Dicium Ular King Cobra 4 Meter, Netizen Sampai Merinding Hingga Viral

Garam kristal tak berwarna yang terlihat mirip dengan gula, dan sangat larut dengan air.

Menurut Wachyu, racun jenis ini mematikan.

Terlebih, apabila dikonsumsi dalam jumlah besar.

Ia menyebutkan, beberapa contoh yang menyerupai ada dalam kandungan potas.

Racun ini biasa digunakan untuk racun ikan.

Baca Juga: Gubernur Papua Blak-blakan Tolak Label Teroris untuk KKB, Sosok Mantan Presiden Indonesia Ini Makin Dirindukan, Caranya Bongkar Akar Masalah Bumi Mutiara Hitam Tak Tergantikan

Meski kandungannya mematikan, kata dia, racun potasium sianida bisa didapat dengan mudah.

Bahkan, dijual bebas juga secara online.

"Racun sianida ini juga dijual on-line, banyak. Dijual secara bebas," kata dia.

Baca Juga: Ini Foto Tampang Dalang Kasus Daur Ulang Alat Tes Antigen Bekas yang Bangun Istana Mewah di Kampungnya

Bandiman Tukang Ojek Penerima Orderan Makanan yang menyebabkan Anaknya Meninggal dunia di rumahnya Sewon, Bantul Jumat (30/4/2021)
KOMPAS.COM/MARKUS YUWONO

Bandiman Tukang Ojek Penerima Orderan Makanan yang menyebabkan Anaknya Meninggal dunia di rumahnya Sewon, Bantul Jumat (30/4/2021)

Titik Terang

Berkaitan kasus kematian NFP, bocah malang pemakan sate beracun yang dibawa ayahnya, Bandiman, dari kiriman order offline orang misterius, Kepolisian diakuinya sudah menemui titik terang.

Menurut Wachyu, berdasarkan keterangan saksi-saksi, penerima paket, dan rekaman CCTV, ciri-ciri dari terduga pelaku sudah dikantongi.

Namun, sekarang masih dalam proses pendalaman.

Baca Juga: Curhat Pilu Pasukan Khusus Kapal Selam, Terbaring Lemah Di Ranjang Hingga Sulit Bicara, Mantan Komandan KRI Nanggala-402: Saya Sakit Hati

"Kami sudah kantongi ciri-ciri pelaku. Tapi mungkin, (pelakunya) bisa lebih dari satu orang," kata dia.

Saat ini, sudah ada lima orang saksi yang dimintai keterangan dalam kasus sate misterius tersebut.

Sebelumnya, Kasatreskrim polres Bantul, AKP Ngadi mengatakan, identitas dan ciri-ciri terduga pelaku pengirim makanan beracun sudah dikantongi.

Artinya, tinggal menunggu waktu, Kepolisian akan segera mengamankan.

"Identitas dan ciri-ciri sudah kita kantongi. Tinggal nanti kita butuh waktu untuk mengamankan," katanya.

Baca Juga: Suami Mayangsari Terus Dikejar Utang Rp 50 Miliar, Ini Daftar Harta Duniawi Keluarga Cendana yang Dirampas Jokowi, Ibunda Khirani Makin Gigit Jari?

Bandiman mengaku masih syok dan terpukul anaknya meninggal setelah diduga keracunan makanan orderan atau pesanan offline yang dia bawa.

Bandiman pun mengaku menyesal telah menerima orderan offline tersebut. Dirinya berharap kejadian tragis yang dialami menjadi pelajaran bagi pengemudi ojek online lainnya.

"Sebenarnya nggak boleh (aplikasi offline). Kan saya panggilan hati. Ya saya enggak munafik juga butuh duit," katanya.

Bandiman mengatakan, menerima pesanan secara offline sejatinya dilarang oleh perusahaan tempatnya bekerja.

Baca Juga: Bisa Pamer Harga Kamera Leica Rp 400 Juta ke Raffi Ahmad, Rumah Orangtua Anang Jadi Sorotan, Kondisi Ruang Tamunya Bikin Syok

Namun dia tak enak hati untuk menolak permintaan tersebut. Apalagi, katanya, saat itu sedang sepi orderan.

Mantan pegawai tambang itu juga menjelaskan, pandemi Covid-19 telah membuat penghasilannya menurun drastis dari Rp 300.000 menjadi Rp 100.000.

Menurut Bandiman, saat itu wanita tersebut memintanya mengirim dua kotak makanan berisi lontong dan kudapan dengan sistem offline.

Baca Juga: KSAD Bangga Bagi-bagi Mobil Dinas Baru, Tubuh Kolonel Iwa Kartiwa Makin Merana di Ranjang, Mantan Komandan KRI Nanggala-402 Jual Rumah Demi Pengobatan Usai 26 Tahun Bertugas

Bocah 8 Tahun Tewas setelah konsumsi Sate beracun
Facebook via TribunBanten

Bocah 8 Tahun Tewas setelah konsumsi Sate beracun

Alasan wanita itu, kata Bandiman, karena mengaku tak memiliki aplikasi. Wanita itu hanya menyampaikan, dua kotak makanan itu dikirim seseorang bernama Pak Hamid di Kawasan Pakualaman untuk seseorang bernama Tomi di Kapenawon, Kasihan, Bantul.

"Dia bilang saya tidak punya aplikasi tapi saya ingin mengirimkan paket takjil ke Bangunjiwo, Kapanewon Kasihan, Bantul," kata Bandiman saat dihubungi, Selasa (27/4/2021).

Saat itu Bandiman meminta ongkos sebesar Rp 25.000, tapi wanita tersebut justru memberi Rp 30.000.

Baca Juga: Bisa Pamer Harga Kamera Leica Rp 400 Juta ke Raffi Ahmad, Rumah Orangtua Anang Jadi Sorotan, Kondisi Ruang Tamunya Bikin Syok

Seperti diberitakan sebelumnya, setelah Bandiman menemukan alamat tertuju, namun Tomi menolak menerima karena merasa tidak memesan paket takjil.

Tomi juga tidak mengenal dengan Hamid yang tinggal di kawasan Pakualaman.

Bandiman lalu membawa dua kotak itu pulang untuk makanan berbuka puasa.

Makanan itu disantap bersama anak dan istrinya.

Baca Juga: Ngaku Sudah Siap Mental, Mantan Istri Ustaz Abdul Somad Malah Bongkar Rahasia Sang Pendakwah yang Selama Ini Ditutup Rapat-rapat, Netizen Syok

"Anak saya bilangnya pahit panas dan lari ke kulkas minum," sebut Bandiman. Lalu saat hendak ambil air minum, Naba Faiz Prasetya (8), anak Bandiman mendadak tersungkur.

Tidak lama setelah itu, Titik Rini, istri Bandiman, muntah. Bandiman sempat membawa anaknya itu ke rumah sakit, namun nyawa Naba tak tertolong.

Baca Juga: Jarang Tersorot Kamera Hingga Ngaku Ingin Lakukan Aborsi, Joanna Alexandra Mendadak Mohon Doa: Please Stand With Me

Saat ini, Bandiman mengaku belum siap untuk bekerja kembali. Dirinya ingin menata hati usai kejadian memilukan itu.

"Saya belum mood kerja, istilahnya masih dalam suasana duka. Mungkin satu atau dua hari ke depan bekerja lagi," kata dia.

Baca Juga: Seolah Tantang Jokowi Soal Cap Teroris KKB, Ini Sosok Gubernur Papua yang Baru Saja Dideportasi dari Papua Nugini

(*)

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya

Latest