Follow Us

Disemprot Balik TKI Hong Kong Usai Koar-koar di Medsos, Ustaz Solmed Akhirnya Ngaku Pernah Dianiaya Warga Gegara Hal Sepele Ini

Bayu Dwi Mardana Kusuma - Selasa, 06 April 2021 | 14:42
Anak ustaz Solmed
instagram@apriljasmine85

Anak ustaz Solmed

Fotokita.net - Disemprot balik TKI Hong Kong usai koar-koar di medsos, Ustaz Solmed akhirnya ngaku pernah dianiaya warga gegara hal sepele ini.

Ustaz Solmed mendadak jadi sorotan usai sang istri April Jasmine dihujat netizen karena aksinya berjoget di TikTok yang viral.

April Jasmine tampak lihai berjoget bersama teman-temannya. Hal ini mengundang komentar nyinyir netizen yang mengaitkannya dengan statusnya sebagai istri seorang ustaz.

April beralasan video TikTok tersebut diambil saat momen ulang tahunnya dan terjadi secara spontan.

Baca Juga: Terus-terusan Diminta Layani Nafsu Meski Sudah Bercerai, Mantan Istri Ustaz Solmed Ancam Sebarkan Video Ini: Saya Terlanjur Basah

April juga menyebut aksi jogetnya lebih menjurus ke olahraga.

Di bagian lain, melihat istrinya dihujat, Ustaz Solmed pun membuat pembelaan.

Ustaz Solmed lantas menjelaskan hukumnya menari dalam Islam.

Hal itu ia ungkapkan lewat unggahan di Instagram yang kini telah dihapus.

"Disini aja ngumpulnya Nih yang mau baca hukum menari, senam, joget.

Baca Juga: Ditinggalkan Keluarga Tanpa Taburan Bunga, Alasan Makam Penyerang Mabes Polri Tak Dipasangi Nisan Terkuak, Tangis Ibunda Zakiah Aini Pecah di Atas Pusara: Allah Memanggil Kamu

Biar gak ngabisin quota intinya apa? boleeeh dengan catatan yaa, mari kita tiktokan.

Itung itung kaya senam skj zaman dulu maaf ya saya merdeka, bukan yg ikut arus aturan deterjen. Ustaz Solmed yang memiliki nama asli Sholeh Mahmoed Nasution lahir di Jakarta, 19 Juli 1983.

Baca Juga: Pantas Jokowi Rela Jadi Saksi Acara Nikahnya Hingga Dihujat Sana Sini, Segini Uang Atta Halilintar yang Dibayar ke Negara Tiap Tahun, Sudah Lama Diincar Sri Mulyani

Ustaz Solmed merupakan penceramah/aktor berdarah batak putra pasangan H. Nadjamuddin Nasution dan Hj. Salmah Lubis. Ia merupakan alumni dari UIN Syarif Hidayatullah.

Kali pertama, Ustad Solmed dikenal saat menjadi juara umum di lomba pidato dan ceramah nasional di masjid Istiqlal (2000).

Baca Juga: Pilu! Pamit Berangkat Latihan, Pesilat Cilik Ini Pulang Tinggal Jenazah, Sang Kakak Menangis Histeris di Atas Pusara: Adikku

unggahan Ustaz Solmed
Instagram.com/ustad_solmed

unggahan Ustaz Solmed

Ustaz Solmed kali pertama menikah dengan Dewi Yulianti pada tanggal 5 Maret 2006. Namun, pernikahan mereka berakhir perceraian. Selain dikenal sebagai pedakwah, Ustaz Solmed pernah membintangi sinetron Si Biang Kerok (2012) dan Pesantren & Rock n' Roll (2011).

Ustaz Solmed juga menjadi pengisi acara televisi Kata Ustaz Solmed (SCTV), Tombo Ati (RTV) dan Sejadah (SCTV).

Baca Juga: Sentil Kehadiran Jokowi di Pesta Atta Aurel, Rocky Gerung Cuma Elus Dada Hingga Singgung Acara Habib Rizieq: Ada Covid Radikal di Petamburan

Setelah bercerai, Ustaz Solmed akhirnya menikah untuk kedua kalinya dengan bintang sinetron April Jasmine pada 11 November 2011. Pertemuan pertama mereka ada di lokasi syuting sinetron Pesantren Rock And Roll tahun 2011.

Di sinetron Pesantren Rock N Roll tahun 2011 itu, April Jasmine memerankan adik dari Ali Syakieb. Di momen itu pula, ia yang kala itu belum berhijab bertemu dengan Ustaz Solmed.

Baca Juga: Bangga Presiden dan Menhan Jadi Saksi Ijab Kabul, Atta Halilintar Ternyata Pernah DO dari Sekolah Hingga Rela Ngemis-ngemis di Kereta: Aku Malu Banget

Ustaz Solmed dan sang istri April Jasmine
dok. instagram/apriljasmine85

Ustaz Solmed dan sang istri April Jasmine

Seiring berjalannya waktu sampai tumbuh benih cinta di lokasi Pesantren Rock n Roll. Wanita kelahiran 1 April 1985 ini akhirnya menikah dengan Ustaz Solmed sejak tahun 2011.

Kini keduanya dikaruniai tiga anak, yakni Sultan Mahmoed Qusyairi, serta anak kembar laki-laki Aqil Mahmoed Sibawaih, dan Mahier Mahmoed Syairoziy.

Soleh Mahmud alias Solmed pernah menghebohkan media sosial pada tahun 2013 gara-gara beredar video minta bayaran tinggi saat diundang ceramah di Hong Kong oleh Majelis Thoriqul Jannah.

Baca Juga: Cita-cita Ingin Langsung Punya Anak Kembar, Atta Halilintar Malah Harus Terima Kenyataan Pahit, Dokter Temukan Benjolan di Rahim Aurel: Bahaya Nggak Dok?

Menurut pemimpin Majelis Thoriqul Jannah, Lifah Kholifah Al Marbawy, awalnya Ustaz Solmed meminta tarif seikhlasnya dan dua tiket pesawat untuk dirinya dan sang manajer.

Pihak majelis kemudian menetapkan akan memberi uang honor senilai 6000 dolar Hong Kong atau sekitar Rp 8 juta, saat itu. Namun, tiba-tiba permintaan itu berubah jelang acara, Solmed meminta Rp 10 juta. Sungguh fantastis kenaikannya.

Baca Juga: Sengaja Sentil Ariel NOAH? Sophia Latjuba Pamer Foto Peluk Mesra Berondong Tampan Ini: Kenalkan Musisi Terhebat Sejagat Raya

Setelah itu beredar surat terbuka kepada Solmed yang mengatasnamakan dari Tenaga Kerja Indonesia atau TKI. TKI menulis surat terbuka ini karena merasa tersinggung akibat Solmed menyebut TKI di Hong Kong sebagai komunis melalui kicauan pada Twitter.

Kepada Yth :

Ustaz Solme

Ustaz Solmed yang terhormat, saya adalah salah satu TKI Hong Kong yang terluka dengan pernyataan ustaz di twitter yang mencurigai kami (TKI Hong Kong) sebagai jaringan darikomunis. Saya (masih) memaklumi jika ustaz memasang tarif saat diundang untuk berceramah.

Baca Juga: Bak Role Model Zakiah Aini, Ini Kisah Aqsa Mahmood, Wanita Cantik yang Rela Campakkan Keluarga Tajirnya Demi Gabung ISIS, Nasibnya Berujung Tragis

Itu hak ustaz. Pun, saya juga mengerti jika ustaz membela diri ketika ustaz dituding menaikkan tarif saat diminta ceramah di Hong Kong, terlepas dari benar atau tidaknya argumen yang ustad sampaikan.

Namun, ketika ustad “berkicau” di twitter dengan menyatakan kecurigaan bahwa TKI Hong Kong merupakan bagian dari jaringan komunis, maka saya sebagai bagian dari TKI Hong

Kong merasa terluka, teriris hati saya mendengar hal iniSaya suka menulis, saya menyampaikan hal ini melalui tulisan dan mem-broadcastnya di sosmed bukan untuk mencari sensasi, apalagi popularitas.

Baca Juga: Punya Wajah Sangat Mirip Mendiang Syekh Ali Jaber, Syekh Hussein Jaber Tiba-tiba Bawa Kabar Bahagia, Nikahi Wanita Garut Tanpa Resepsi Mewah

Ini adalah suara hati saya. Sedih tak terkira saya melihat seorang ustad “memerangi” saudara seagamanya dengan bersenjatakan media.

Miris, melihat dan mendengar pemberitaan beberapa media yang menurunkan berita timpang (tidak balance, hanya memaparkan berita dari pihak ustad Solmed, tidak berusahamelakukan cross check dengan pihak EO di Hong Kong).

Secara pribadi, saya tidak ada dendam dengan ustad. Saya pertama kali melihat ustazmelalui tayangan sinetron di televisi (saya lupa judulnya).

Tayangan itu saya saksikan melalui internet.

Baca Juga: Nama Rizky Febian Sampai Lupa Disebut, Sule Keceplosan Soal Rencana Pernikahan Putri Delina Saat Kondangan Aurel Atta, Ashanty: Jangan Bohong Lagi

Saya bukan pecinta sinetron, hanya saja saya tertarik menyaksikan sinetron tersebut karena ada Maher Zain yang ikut syuting di dalamnya (sewaktu dia berkunjung ke Indonesia).

Sebagai TKI Hong Kong, saya memang mengikuti perkembangan konflik ustad dengan salah satu event organizer (EO) di Hong Kong yang mengundang ustad untuk berceramah. Namun, saya tak ikut ambil pusing.

Saya bukan bagian dari EO tersebut, dan (tadinya) saya pikir, perselisihan ustad dengan EO tersebut dapat menemui titik temu (damai). Tetapi, semakin lama, ustad semakin membuat pernyataan yang tidak-tidak, bahkan cenderung memfitnah.

Baca Juga: Bukan Cuma Usir Maia Estianty dari Rumahnya, Ahmad Dhani Blak-blakan Minta Musisi yang Rajin Shalat 5 Waktu Ini Pergi dari Dewa 19: Saya Cuma Usul

Di infotainment, ustad menyebut angka 150 juta rupiah yang bakalan dikeruk oleh EO di Hong Kong dari penjualan tiket masuk yang dijual kepada para jamaah.

Ijinkan saya bertanya, dari mana ustaz dapatkan angka fantastis tersebut?

Hampir tujuh tahun saya di Hong Kong dan selama 4 tahun terakhir ini saya berkecimpung dalam organisasi yang kadang menjadi EO suatau acara dengan mengundang bintang tamu artis dari Indonesia.

Baca Juga: Berani Todongkan Pistol, Koboi Fortuner Ternyata Punya Kartu Anggota Sama dengan Zakiah Aini, Perbakin Bongkar Fakta Sebenarnya

Sedikit banyak, saya tahu seluk-beluk penyelenggaraan acara di Hong Kong.

Untuk gedung di Sheung Wan yang rencananya akan dipakai untuk acara yang sedianya akan ustad hadiri tersebut, setidaknya sudah 3 kali saya memasukinya.

Gedung tersebut merupakan ruangan berbentuk L yang kapasitasnya (menurut pengamatan orang awam seperti saya), hanya muat untuk 500 orang (itu juga kalau dijejal-jejal).

Baca Juga: Sempat Tak Percaya Sang Suami Tertangkap Basah Mesra dengan Rekan Artisnya, Begini Kabar Terkini Mantan Istri Aktor Tampan Ini yang Sudah Punya Kehidupan Baru Nan Mewah

Jika tiket masuk dijual seharga 50 (Hong Kong dollar), dan pengajian diadakan dua sesi, maka hasil dari penjualan tiket adalah : 50 x 1000 orang = 50.000 (Hong Kong dollar).

Kurs saat ini : HK$ 1 = Rp. 1300 (kurang lebih, karena kurs naik turun).

Jadi, jika ustazmenyebut angka 150 juta rupiah, maka saya katakan hal tersebut adalah AJAIB (kalau tak mau dikatakan OMONG KOSONG).

Lagipula, angka HK$50. 000 itu dengan asumsi bahwa tiket terjual habis (sold out)*. Pada kenyataanya, tidak semua tiket bisa terjual habis.

Dan uang sejumlah itu bisa dikatakan sangat pas-pasan untuk membiayai sebuah acara di Hong Kong.

Ini berdasarkan pengalaman saya selama bergelut dalam organisasi Forum Lingkar Pena Hong Kong.

Perlu ustaz ketahui, pengajian di Hong Kong dengan menjual tiket (entah itu HK$20, 50, atau 100) itu sudah lazim di kalangan tenaga kerja Indonesia di Hong Kong ini.

Baca Juga: Sentil Sosok Ahok, Zakiah Aini Penyerang Mabes Polri Tak Pernah Bergaul dengan Tetangga Hingga Dipecat dari Kampus Karena Alasan Ini

Di Hong Kong ini, memakai mesjid atau gedung TIDAK BISA GRATIS. Minimal perlu HK$ 4.000 untuk sewa satu gedung (ini harga sewa gedung di pelosok, kalau di pusat kota minimal bisa dua kali lipatnya).

Belum lagi sewa sound systemnya (tidak mungkin ‘kan ustad teriak-teriak atau lari sana-sini agar suara ustad dapat didengar oleh jamaah yang hadir).

Harga sewa sound system bisa berkisar HK$ 5.000 ke atas. Belum lagi ditambah biaya pembelian tiket pesawat untuk ustad dan manajer ustad, biaya hotel, konsumsi,transportasi, dll.

Jika pun acara di laksanakan di tempat terbuka, seperti lapangan Victoria Park, itu juga harus ada ijin dari pengelolanya.

Baca Juga: Sudah Bangkrut Sebelum Pandemi, Partner Bisnis Batu Bara Suami Pertama Jennifer Jill Kini Ditangkap KPK, Ini Kasusnya

Setidaknya, penyelenggara acara harus membayar uang asuransi pada pengelola taman jika ingin menggunakan area tersebut. Hal ini saya ketahui saat mencari info tentang penggunaan lapangan rumput dan tenda putih atas Victoria Park.

Dan lebih fantastis lagi, sound system kalau untuk outdoor seperti di lapangan Victoria Park, harga sewanya bisa mencapai belasan juta rupiah.

Jadi, jika ustad mengatakan bahwa dakwah ustad dijadikan lahan bisnis oleh EO di Hong Kong, saya sangat meragukan hal ini.

Karena, yang saya tahu, jika pun acara pengajian itu memperoleh keuntungan dari penjulan tiket serta dana dari kotak amal (yang diedarkan saat pengajian berlangsung), maka dana tersebut tidak akan masuk ke kantong panitia penyelenggara, melainkan disumbangkan ke Indonesia, entah itu untuk pembangunan mesjid, pesantren, dll.

Baca Juga: Kerap Dapat DM dari Wanita Lain Hingga Bikin Kalina Meradang, Vicky Prasetyo Ngaku Tak Mampu Taklukan Hati Artis Cantik Ini: Aku Korbankan Segala Sesuatu Demi Dia

Mengenai hal ini, mungkin ustaz bisa bertanya pada EO yang mengundang ustaz, berapa pondok pesantren yang sudah mereka biayai dari uang sisa yang didapat dari acara pengajian yang mereka adakan.

Ustad akan lebih tercengang lagi, jika melihat fakta bahwa begitu banyak mujahidah di Hong Kong ini yang rela berpanas-hujan menjual majalah, meminjamkan buku melalui perpustakaan lesehan, menjual buku, dll demi mendapat keuntungan 1 atau 2 dolar yang mereka kumpulkan untuk kemudian disumbangkan ke Indonesia.

Bayangkan, mereka rela berlelah-lelah di hari yang seharusnya menjadi hari libur mereka.

Baca Juga: Misteri Kehamilan Nissa Sabyan Akhirnya Terungkap, Adik Ayus Beri Pengakuan: Orangtua Udah Tahu Semua

Saya sendiri pun pernah mengalaminya, menggeret-geret koper besar berisi buku-buku untuk dipinjamkan.

Uang penyewaan buku hanya numpang lewat di tangan saya,untuk kemudian disumbangkan ke Indonesia.

Jika ustad mengatakan bahwa seluruh biaya yang saya sebutkan itu (tiket pesawat, hotel, dll) sudah ditanggung oleh sponsor, maka silakan disebutkan siapa saja sponsor acara tersebut, berapa banyak uang yang mereka berikan sehingga bisa mengcover seluruh biaya tersebut?

Setahu saya, untuk satu event semisal pengajian, 3 atau 4 sponsor saja itu belum tentu ada, karena kini semakin banyak organisasi TKI di Hong Kong, banyak acara yang bisa mereka pilih untuk didukung.

Satu sponsor saja, biasanya member support materi yang tidak begitu banyak, sekitar HK$500 – HK$ 2.000, sangat jauh untuk bisa menutup biaya-biaya yang harus dikeluarkan.

Baca Juga: Dideportasi dari Papua Nugini, Ini Sosok Gubernur Papua Lukas Enembe yang Pernah Habis-habisan Dukung Jokowi, Tapi Kini Jadi Tukang Kritik Pemerintah

Saya berbicara berdasarkan fakta. Menurut pengalaman saya dalam mencari dana dari sponsor, kadang dana dari sponsor tidak diberikan dalam bentuk tunai, tapi berupa barang yang harus dijual, jadi tidak berbentuk cash money.

Well, dua pertanyaan itu (dari mana angka 150 juta itu ustad dapat dan sponsor mana yang mau mendanai penuh acara yang akan ustad hadiri), akan membuktikan kebenaran dari ucapan ustad.

Baca Juga: Koar-koar Lawan Angel Lelga, Kuasa Hukum Vicky Prasetyo Pernah Kawin Kontrak Rp 1 Miliar dengan Artis Sinetron, Pengakuannya Bikin Bingung Iis Dahlia

Mari bicara fakta, atau diam jika hanya menimbulkan fitnah, menyakiti kami (TKI Hong Kong) yang ustad sebut sebagai “saudara”. Sekali lagi, saya sangat maklum jika benar ustad memasang tariff dan meminta fasilitas ini-itu pada panitia.

Saya juga tidak menyalahkan jika ustad (mungkin) berbohong di media untuk menjaga reputasi ustad.

Itu manusiawi.

Silakan saja, dosa ditanggung ustad sendiri.

Namun, jika konfliknya melebar sampai ustad koar-koar di twitter dengan menyatakan kecurigaan bahwa TKI Hong Kong adalah jaringan dari komunis, itu sudah keterlaluan.

Baca Juga: Kasih Atta Halilintar Kado Uang Sekresek Penuh, Putra Siregar Ternyata Pernah Terjerat Kasus Hukum Serius Hingga Nyaris Masuk Bui

Curiga boleh saja, tapi tak harus berkicau di sosmed tanpa fakta, tanpa tabayyun, karena itu semua akan menjadi fitnah yang lebih kejam dari pembunuhan.

Untuk media-media di Indonesia Di Indonesia, mungkin nama ustad Solmed sangat layak jual.

Sehingga otomatis, berita yang menyangkut dirinya akan menarik bagi masyarakat.

Namun, setahu saya setiap berita yang diturunkan haruslah berimbang, tidak boleh hanyadari satu sisi saja. Meskipun narasumber berita jauh, wartawan harus tetap mengusahakan untuk mewawancarainya meski hanya melalui saluran telepon.

Baca Juga: Tega! Sengaja Nabung Buat Hari Tua, Uang Nasabah Rp 1,3 Miliar Malah Digarong 2 Pegawai Bank Hingga Ludes, Begini Kronologinya

Jika si narasumber tidak dapat dihubungi, maka hal tersebut juga harus disampaikan kepada masyarakat, bahwa si wartawan sudah berusaha menghubungi, namun hingga saat berita diturunkan, narasumber belum memberikan jawaban.

Silakan menghubungi dan mewawancarai langsung EO yang mengundang ustad Solmed ke Hong Kong, agar berita yang disampaikan pada masyarakat tidak berat sebelah, dan tidak lebay (saya pernah melihat tayangan infotainment yang menampilan media yang memuat berita dengan judul “Astaga, tarif ustad Solmed 150 juta”.

Menurut saya judul tersebut sangatlah lebay karena angka 150 juta tersebut bukan tariff yang dipatok sang ustad, melainkan angka perkiraan sang ustad dari penghitungan penjulan tiket yang dijual oleh panitia).

Baca Juga: Bongkar Tabiat Asli Anang Hermansyah yang Bikin Muak, Krisdayanti Akui Berutang Budi Pada Suami Ashanty Saat Jalani Masa Kelam dalam Hidupnya

Memang, judul bombastis bisa menaikkan berita, tapi akan merugikan media sendiri jika judul tak sesuai dengan isi.

Akibatnya, bukan tidak mungkin media yang seperti itu akan kehilangan kepercayaan dari masayarakat yang berimbas pada kematian media itu sendiri.

TKI di Hong Kong mudah dijumpai di jejaring social Facebook.

Baca Juga: Kabar Duka dari Raffi Ahmad, Pamer Beli Klub Cilegon United, Suami Nagita Slavina Mendadak Ucapkan Salam Perpisahan: Mohon Maaf Kalau Ada Kesalahan

Itulah mengapa, ketika ustad Solmed koar-koar di Twitter, yang ikut me-retweet dari kalangan TKI Hong Kong hanya mempunyai beberapa follower, karena memang TKI Hong Kong hanya sedikit saja yang ber-twitter ria.

Kami lebih nyaman di Facebook karena bisa membaca info-info menarik dari catatan fans fage, sharing foto, dll, sedangkan twitter tidak memungkinkan hal itu, karena membatasi penulisan hanya 140 karakter saja.

Untuk teman-teman TKI/BMI Hong Kong, kita adalah satu tubuh, ketika ada pihak yang menyakiti bagian dari diri kita, tentu kita akan ikut terluka.

Demikian pula halnya dengan diri saya. Awalnya saya tak ingin angkat bicara, malas koar-koar di sosmed.

Baca Juga: Terlanjur Koar-koar Soal Kesetiaan dalam Rumah Tangga, Hotman Paris Mendadak Kicep Usai Aib Desiree Tarigan Dibongkar 2 Anak Kandung Hotma Sitompul

Tetapi, saya melihat beberapa aktivis BMI HK yang biasanya vocal membela BMI, diam melihat hal ini, sama sekali tak berkomentar.

Dan yang bukan aktivis, ada saja yang nyinyir dengan mengatakan bahwa pengajian harus gratis lah, salah panitia ngundangnya artis lah, dll.

Untuk yang belum pernah berkecimpung di organisasi BMI, tentu pernyataan “gratis” tadi wajar saja, karena ketidaktahuan mereka bahwa tidak ada yang gratis di Hong Kong ini.

Lagipula, tiket dijual kepada mereka yang bersedia membayar, tak ada paksaan.

Baca Juga: Pantas Berani Nikahi Dian Sastro, Cucu Dirut Pertamina Paling Lama Ini Punya Harta Duniawi Tak Habis 7 Turunan Hingga Fotonya Bikin Salfok

Pun dengan kotak amal, tidak ada paksaan untuk mengisinya.

Saya ungkapkan di sini, event pengajian yang diadakan berbagai organisasi BMI di Hong Kong, tidaklah bertujuan untuk mengeruk untung ataupun dijadikan lahan bisnis seperti yang dikatakan ustaz Solmed.

Saudara-saudara kita berjuang menegakkan agama islam di negeri non muslim ini. Jika pun ada yang membisniskan pengajian, itu adalah oknum, jangan pernah melakukan generalisir dengan menyebutkan BMI/TKI Hong Kong, karena akan sangat fatal akibatnya, menjadi fitnah yang menyakiti semua.

Baca Juga: Kini Tubuhnya Tampak Makin Gemuk, Catherine Wilson Ngaku Jujur Saat Ditodong Nikita Mirzani Jawab Kecurigaan Netizen: Namanya Juga Nggak SadarKita bisa saja memaafkan ustad Solmed atas pernyataannya di twitter yang mencurigai TKI Hong Kong sebagai komunis, kita juga bisa memboikot ustad Solmed dengan menganjurkankeluarga kita agar meninggalkan segala tontonan yang menampilkan ustad Solmed.

Kita adalah kekuatan yang besar jika bersatu. Kita dikatakan komunis, komunis itu tak bertuhan, rela kita dikatakan demikian?Untuk teman-teman yang berkecimpung di organisasi, terutama dalam bidang keagamaan, mari jadikan kasus ini sebagai pelajaran.

Baca Juga: Jadi Penghafal Alquran, Adik Syekh Ali Jaber Tersenyum Bahagia Saat Nikahi Wanita Garut Hingga Teruskan Wasiat Sang Kakak

Selama ini, mungkin teman-teman tidak pernah membuat perjanjian (kontrak) tertulis dengan tamu (ustaz/artis) yang akan diundang. Belajar dari hal ini, tawarkanlan surat perjanjian pada tamu yang akan diundang.

Jika hal itu dianggap merepotkan, maka gunakan fasilitas rekam suara di HP. Kita bisa merekam pembicaraan di HP dengan sang tamu yang akan diundang.

Atau, simpanlah bukti sms/whatsapp untuk setiap deal yang teman-teman lakukan dengan calon tamu.

Jadi, jika di kemudian hari terjadi konflik seperti ustad Solmed di atas, teman-teman punya bukti kuat.

Baca Juga: Pantas Terus Diledek Teman-temannya, Prilly Latuconsina Blak-blakan Tolak Berhubungan Badan Saat Masih Pacaran: Pantesan Putus

Demikian yang ingin saya ungkapkan. Mohon maaf jika ada pembaca yang kurang berkenan dengan tulisan saya ini.

Silakan diluruskan jika da kekeliruan dalam tulisan saya ini.

Saya Rihanu Alifa, saya TKI Hong Kong, tidak kenal ustad Solmed, juga tidak kenal dengan organisasi TKI Hong Kong yang berseteru dengannya.

Saya tidak memihak siapapun.

Baca Juga: Terawangan Denny Darko Terbukti? Para Bos Parpol Blak-blakan Beri Dukungan Buat Gibran Rakabuming: Dia yang Pengaruhi Jokowi

Saya menuliskan hal ini karena bagaimanapun juga, saya adalah bagian dari TKI Hong Kong yang akan terluka jika nama TKI Hong Kong dinodai.

Yang benar hanya dari Allah. Semoga tulisan saya ini bermanfaat dan ada hikmah yang dapat dipetik di dalamnya, tidak menjadi ghibah, apalagi fitnah.

Shatin, 17 Agustus 2013

Salam santun,Rihanu Alifa

Baca Juga: Bukan Sindir Adit Jayusman, Ayu Ting Ting Ternyata Sengaja Sebut Mahar Rp 5 Miliar Demi Cari Perhatian Pengusaha Tajir Ini, Wendy Cagur: Udah Yu Sikat!

Pernah dianiaya, Pada tanggal 29 April 2016, Ustad Solmed dikabarkan dianiaya oleh sekelompok masyarakat di Serang, Banten, karena terlambat datang memenuhi panggilan ceramah.

Ustaz Solmed datang jam 00:00 dini hari dengan alasan panitia memberikan informasi yang salah terkait tempat acara sehingga dirinya harus menghabiskan waktu di perjalanan untuk menuju ke tempat baru tersebut.

Ustaz Solmed sempat membantah kabar penganiayaan ini, tetapi akhirnya Ustaz Solmed memperkarakan kasus penganiayaan ini dengan menunjuk Hotmas Paris Hutapea sebagai kuasa hukumnya.

Baca Juga: Kalah Telak dari Hotman Paris di Pengadilan, Hotma Sitompul Kembalikan Uang E-KTP 400.000 Dollar AS Hingga Akui Bertemu Setya Novanto

(*)

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya

Latest