Follow Us

Makin Bikin Parno, Pandemi Corona Belum Lagi Kelar, Kini Muncul Virus yang Timbulkan Wabah Baru, Ini Ciri-cirinya

Bayu Dwi Mardana Kusuma - Jumat, 27 November 2020 | 11:33
(Ilustrasi) Pasien virus corona anak-anak.
tribunnews.com

(Ilustrasi) Pasien virus corona anak-anak.

Fotokita.net - Makin bikin parno, pandemi corona belum lagi kelar, kini muncul virus yang timbulkan wabah baru, ini ciri-cirinya.

Pandemi virus corona belum berakhir. Kini di China ada serangan virus lainnya, yakni norovirus.

Di sisi lain, hujan mulai datang sehingga memungkinkan timbulnya bakteri yang mengganggu kesehatan.

Baca Juga: Enak dan Sering Dijadikan Lauk di Meja Makan, Ternyata 3 Makanan Ini Bisa Jadi Pemicu Kanker Paru-paru yang Renggut Nyawa Suami Bupati Bogor Ade Yasin

Bakteri dan virus adalah jenis patogen yang bisa menyebabkan infeksi berbahaya.

Memang sulit membedakan antara infeksi virus dan bakteri karena memiliki banyak kesamaan.

Misalnya, dua jenis infeksi ini bisa menyebar melalui batuk, bersin, dan kontak dekat dengan orang atau permukaan yang terinfeksi.

Baca Juga: Positif Corona Hingga Dirawat Intesif di RSPAD, Surya Paloh Disebut Juga Idap Penyakit Ini, Anggota DPR Mohon Doa

Baik infeksi virus atau bakteri, keduanya bisa memicu infeksi akut dan kronis atau infeksi laten yang tidak menimbulkan gejala awal.

Umumnya, virus dan bakteri bisa menyebabkan infeksi pada saluran pernapasan atau pencernaan.

Pada penderita flu atau pilek, misalnya, infeksi bakteri dan virus bisa menyebabkan hidung tersumbat, berair, sakit tenggorokan, dan demam.

Virus yang sering menyebabkan penyakit dengan gejala tersebut ada banyak jenisnya. Namun, yang paling sering adalah rhinovirus.

Baca Juga: Kerap Dijadikan Lauk, Makanan Enak Ini Ternyata Bisa Jadi Pemicu Serangan Jantung yang Renggut Nyawa Legenda Sepak Bola Diego Maradona

Dalam beberapa kasus, infeksi bakteri sekunder juga bisa terjadi selama atau setelah kita mengalami pilek.

Contoh umum dari infeksi bakteri sekunder antara lain: infeksi sinus infeksi telinga radang paru-paru.

Baca Juga: Berkali-kali Ditelikung Guru Politiknya, Tokoh Oposisi Ini Akhirnya Bisa Tuntaskan Ambisinya: Jadi Penguasa Baru Lewat Manuver yang Tak Disangka

Gejala infeksi bakteri sekunder bisa berlangsung lebih dari 10 sampai 14 hari.

Sementara itu, infeksi bakteri atau virus yang menyerang saluran pencernaan juga bisa memicu mual, diare, atau kram perut.

Kasus virus corona (Covid-19) di Indonesia.
kompas.com / PSBB Jakarta 14 September 2020

Kasus virus corona (Covid-19) di Indonesia.

Infeksi yang menyerang pencernaan umumnya terbagi dalam dua kategori berikut:

Gastroenteritis yang disebabkan karena kontak dengan tinja atau muntahan dari orang yang terinfeksi.

Keracunan makanan yang disebabkan oleh konsumsi makanan atau cairan yang terkontaminasi.

Gastroenteritis dan keracunan makanan dapat disebabkan oleh infeksi virus dan bakteri. Lalu, apa perbedaan spesifik antara infeksi virus dan bakteri?

Bakteri adalah mikroorganisme bersel tunggal yang tumbuh subur di berbagai jenis lingkungan.

Beberapa jenis bakteri hidup dalam suhu dingin atau panas yang ekstrim.

Baca Juga: Disapa Bapak Oleh Warga Timor Leste, Begini Detik-detik Mengharukan Xanana Gusmao Bertemu Sosok yang Pernah Dihujat Karena Keputusannya

Namun, ada pula yang hidup di sistem pencernaan manusiadan membantu meningkatkan fungsi pencernaan.

Sebagian besar bakteri tidak membahayakan manusia tetapi ada pula yang bisa memicu infeksi.

Baca Juga: Siap-siap Pamer Senjata Terkini Korea Utara, Kim Jong Un Dapat Kiriman Karangan Bunga dari Jokowi, Inilah Isi Pesannya

Mengenal Norovirus, Virus Baru yang Ditemukan di China dengan Gejala Diare dan Muntah-Muntah
Freepik

Mengenal Norovirus, Virus Baru yang Ditemukan di China dengan Gejala Diare dan Muntah-Muntah

Infeksi yang disebabkan oleh bakteri bisa berupa: sakit tenggorokan tuberkulosis infeksi saluran kemih.

Sementara itu, virus memiliki struktur tubuh yang lebih kecil dari bakteri dan membutuhkan inang hidup - seperti manusia, tumbuhan atau hewan - untuk berkembang biak. Jika tidak menemukan inang, virus tidak bisa bertahan.

Baca Juga: Pejabat Makin Banyak Terinfeksi Covid-19, Menteri Agama Fachrul Razi Positif Corona, Pemerintah Didesak Lakukan Hal Ini

Ketika virus memasuki tubuh manusia, virus menyerang beberapa sel dan mengambil alih fungsi sel, mengarahkannya untuk menghasilkan virus.

Penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus antara lain: cacar air AIDS pilek flu.

Baca Juga: Cepat Daftar Di Sini, Cuma Isi NIK, Nama Lengkap dan Alamat Rumah Bisa Dapat Bantuan Tunai Rp 2,4 Juta, Nggak Pake Ribet!

Dalam beberapa kasus, mungkin sulit untuk menentukan apakah apakah gejala sakit yang kita alami disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri.

Karena, ada beberapa jenis penyakit yang bisa terjadi karena infeksi kedua jenis patogen tersebut, seperti pneumonia, meningitis, dan diare - dapat disebabkan oleh bakteri atau virus.

Untuk menentukan perbedaanya, kita harus berkonsultasi pada dokter karena infeksi virus dan bakteri bisa berbahaya dan membutuhkan penanganan berbeda.

Biasanya, dokter akan menentukan diagnosis melalui pemeriksaan fisik dan riwayat kesehatan.

Jika diperlukan, dokter juga bisa melakukan pemeriksaan lewat tes darah atau urin.

Baca Juga: Mulai Panas, Lawannya di Pilwakot Medan Punya Resep Jitu Buat Menang, Tokoh Sejuta Umat Ini Siap Menangkan Menantu Jokowi

Mengatasi infeksi virus dan bakteri Infeksi yang disebabkan oleh bakteri dan virus membutuhkan metode penanganan yang berbeda.

Infeksi bakteri biasanya diatasi dengan antibiotik. Namun, antibiotik tak bisa efektif untuk menangkal infeksi virus.

Baca Juga: Ditransfer ke Rekening Besok, Cepat Lakukan Langkah Ini Saat Terima SMS BPJS Ketenakerjaan Agar Bantuan Rp 600 Ribu Tak Hangus, Gampang Kok!

Menangani infeksi virus biasanya hanya dilakukan untuk meredakan gejala. Sementara itu, tubuh akan bekerja sendiri untuk menanganinya.

Meredakan gejala infeksi virus bisa kita lakukan dengan cara berikut: minum lebih banyak cairan untuk mencegah dehidrasi banyak istirahat mengonsumsi obat nyeri, seperti acetaminophen (Tylenol) atau ibuprofen (Motrin, Advil) untuk meredakan sakit, nyeri, dan demam minum dekongestan untuk membantu mengatasi hidung meler atau tersumbat.

Wabah norovirus melanda sebuah taman kanak-kanak di Kota Zigong, Provinsi Sichuan, menginfeksi lebih dari 50 anak.

Baca Juga: Bukan Sosok Sembarangan, Inilah 3 Pria Mantan Pacar Putri Semata Wayang Jokowi, Yang Terakhir Disebut Sungguh Beruntung

Ini menambah serangkaian wabah norovirus di China dalam beberapa bulan terakhir.

Dinas Kesehatan Distrik Yantan Kota Zigong menerima laporan tentang murid taman kanak-kanak yang muntah-muntah pada Rabu (25/11), dan memastikan itu sebagai noravirus keesokan harinya, Kamis (26/11).

"Setelah penyelidikan epidemiologi dan tes asam nukleat, Pusat Pengendalian Penyakit (CDC) memastikan bahwa muntah itu disebabkan oleh infeksi norovirus," kata Dinas Kesehatan Yantan seperti dikutip Global Times.

Baca Juga: Bikin Rekor Nasional Karena Jawab Semua Soal dengan Benar, Peserta SKB CPNS Ini Malah Disebut Belum Tentu Lolos, Begini Alasannya

"Semua anak dalam kondisi stabil dan menjalani perawatan di rumahsakit dengan gejala ringan," ujar Dinas Kesehatan Yantan.

Penyebab nomor satu dari gastroenteritis akut

Kasus muntah paling awal dilaporkan pada Rabu pagi, diikuti oleh murid lainnya di sore hari.

Sepulang sekolah, para orangtua murid terus melaporkan kasus muntah dan diare kepada guru taman kanak-kanak.

Kamis pagi, sebagian besar anak yang terinfeksi norovirus dikirim ke rumahsakit. "Penelusuran penyebab akan dirilis setelah penyelidikan medis," kata juru bicara CDC Zigong kepada Global Times, Kamis (26/11).

Baca Juga: Putri Soekarno Sindir Deklarasi KAMI Batu Loncatan Buat Jadi Presiden, Gatot Nurmantyo: Apa Pun yang Menentang, Itu Peringatan Allah

Sebagai penyebab nomor satu dari gastroenteritis atawa muntah dan diare akut, norovirus menginfeksi 685 juta orang di seluruh dunia setiap tahun.

Dan belakangan, terus muncul sebagai masalah kesehatan masyarakat di China di tengah pandemi virus corona baru.

Pada 13 November, sebuah sekolah menengah di Provinsi Fujian, China Timur juga dilanda wabah norovirus, yang menyebabkan penghentian sementara kegiatan belajar mengajar, dengan lebih dari 30 siswa terinfeksi.

Baca Juga: Bantah Nikahi Janda Muda Pengusaha Bebek, Foto Kiwil Ijab Kabul di Depan Ustaz Terbongkar, Ternyata Sang Mempelai Wanita Bukan Sosok Sembarangan

Lalu, pada 29 Oktober, sejumlah murid taman kanak-kanak di Provinsi Liaoning, China Timur Laut, terinfeksi norovirus. Buntutnya, taman kanak-kanak tersebut tutup untuk sementara.

Awal Oktober, wabah serupa terjadi di sebuah universitas di Provinsi Shanxi, China Utara, yang membuat layanan kesehatan perguruan tinggi itu kewalahan.

Baca Juga: Terlanjur Jadi Viral, Foto Anies Baswedan Jenguk Habib Rizieq Saat Terbaring di Ranjang Rumah Sakit Bikin Gempar, Ini Fakta Sebenarnya

Tidak ada vaksin norovirus di pasaran. Pada Februari 2019, otoritas China menyetujui uji klinis untuk vaksin tetravalen pertama di dunia melawan virus tersebut.

Baca Juga: Terus Serang Kebijakan Tangan Kanan Prabowo Hingga Bikin Gempar, Nama Susi Pudjiastuti Mendadak Trending Usai Menteri KKP Ditangkap KPK, Ini Sepak Terjangnya

Vaksin itu, setelah empat tahun pengembangan, secara teoritis bisa mencegah 80% hingga 90% infeksi norovirus, kantor berita Xinhua melaporkan.

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya

Latest