Follow Us

7 Foto Sederhana Tong Djoe, Pengusaha Super Kaya yang Jadi Inspirasi Akidi Tio Sumbang Rp 2 Triliun ke Warga Sumsel

Bayu Dwi Mardana Kusuma - Jumat, 30 Juli 2021 | 19:42
Tong Djoe, pengusaha super kaya yang menjadi kesayangan Soekarno ini menjadi inspirasi Akidi Tio, penyumbang Rp 2 triliun untuk warga Sumsel.
Istimewa

Tong Djoe, pengusaha super kaya yang menjadi kesayangan Soekarno ini menjadi inspirasi Akidi Tio, penyumbang Rp 2 triliun untuk warga Sumsel.

Fotokita.net - Pengusaha Tong Djoe rupanya menjadi inspirasi Akidi Tio untuk menyumbangkan hartanya bagi kaum tak berpunya. Ini 7 foto sederhana Tong Djoe, pengusaha super kaya yang menolak melepas paspor Indonesia, meski sudah lama menetap di Singapura.

Keluarga Akidi Tio ternyata masih memiliki kedekatan dengan Tong Djoe. Fakta ini merupakan hasil penelusuran yang disampaikan oleh Marzuki Alie, mantan Ketua DPR di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berkuasa.

Marzuki Alie yang mantan wartawan itu menggunakan koneksi pertemanannya untuk menggali fakta tentang keluarga Akidi Tio usai foto penyerahan sumbangan Rp 2 triliun viral. Marzuki Alie yang juga tercatat sebagai putra Sumsel kini tinggal di Palembang.

Fakta serupa juga disampaikan oleh Bambang Soesatyo, politikus Partai Golkar yang kini duduk di kursi empuk Ketua MPR. Insting Bamsoet, begitu dia akrab disapa, sebagai jurnalis karatan tergelitik ketika publik bertanya-tanya siapa sebenarnya keluarga Akidi Tio?

Baru-baru ini, melalui akun Instagram pribadinya, Bamsoet menunjukkan foto Akidi Tio semasa hidupnya. Dengan gamblang Bamsoet menuliskan kalimat "ini dia sosok penyumbang Rp 2 T" di bagian bawah foto profil Akidi Tio.

Dalam keterangan unggahannya itu, Bamsoet menyebutkan, semasa hidupnya, Akidi Tio pernah bersumpah kepada Tong Djoe, yang juga ditulis Thong Ju oleh Bamsoet.

Baca Juga: Terungkap, Akidi Tio Sumbang Rp 2 Triliun Ternyata Pengusaha Super Kaya Kesayangan Soekarno Ini Jadi Kuncinya, Intip Fotonya

Akidi Tio sempat bersumpah kepada Thong Ju jika dia menjadi kaya, maka akan memberikan sumbangan kepada rakyat Palembang. "Ini terbukti, janjinya (ditepati) melalui wasiat anak cucunya," tulis Bamsoet melalui akun Instagram pribadinya, @bambangsoesatyo, Jumat (30/7/2021).

Bamsoet menambahkan, Akidi dulunya hidup di keluarga Thong Ju, China Palembang yang kaya raya di era Presiden Soekarno. Paman Akidi adalah Menteri Perdagangan di Singapura.

Sejak dulu Akidi Tio hidup di keluarga Thong Ju, kata Bamsoet, China Palembang yang kaya era Soekarno, pamannya Menteri Perdagangan Singapore. Tak hanya itu, Akidi Tio juga sering menyumbang dalam jumlah besar di Sumatera Selatan dan di beberapa wilayah di Indonesia ke panti asuhan yatim, orang cacat dan buta.

Nah, lantas siapa sebenarnya Tong Djoe yang sudah begitu menginspirasi Akidi Tio untuk menyumbang hartanya tanpa mau pamrih? Di dalam artikel ini, kami tampilkan 7 foto sederhana Tjong Djoe, pengusaha yang begitu akrab dengan ketujuh presiden yang berkuasa di Indonesia.

Tjong Djoe adalah pengusaha asli Indonesia yang lahir di Medan, Sumatera Utara pada 26 September 1926. Dia sudah menjalankan bisnisnya sejak sebelum Indonesia merdeka dan berkembang pesat pada masa pemerintahan Orde Lama.

Baca Juga: 7 Foto Nyeleneh Dahlan Iskan, Mantan Menteri SBY yang Syok Lihat Rumah Keluarga Akidi Tio

Tong Djoe, pengusaha super kaya yang menjadi kesayangan Soekarno ini menjadi inspirasi Akidi Tio, penyumbang Rp 2 triliun untuk warga Sumsel.
Istimwa

Tong Djoe, pengusaha super kaya yang menjadi kesayangan Soekarno ini menjadi inspirasi Akidi Tio, penyumbang Rp 2 triliun untuk warga Sumsel.

Tong sudah lama berbisnis multi bidang di Indonesia, khususnya dengan pengusaha dari China. Saking dekat dengan pengusaha China, dia berperan menjembatani pembukaan kembali hubungan diplomatik Indonesia dengan China pada dasawarsa '90-an.

Indonesia dan China putus hubungan menyusul G 30S/PKI, pada awal pemerintahan Soeharto.

Itu sebabnya, Tong Djoe begitu gembira ketika Xi Jinping terpilih sebagai presiden baru China pada tahun 2013. Tong punya bisnis kuat di perkapalan dengan basis di Singapura.

"Saya ucapkan selamat kepada Xi Jinping yang terpilih menjadi presiden China menggantikan Hu Jintao melalui kongres," kata Tong Djoe, pemilik perusahaan perkapalan Grup Tunas, dari Singapura, Jumat (15/3/2013).

"Semoga hubungan diplomatik Indonesia dan China semakin baik sehingga memberikan dampak positif bagi stabilitas keamanan, politik dan pertumbuhan ekonomi kedua pihak," kata dia.

Lebih jauh lagi, dia berteman baik dengan Xi, sejak Xi menjadi wakil walikota Xiamen, China, pada 1987.

Baca Juga: Penasaran Foto Keluarga Akidi Tio Bikin Gempar, Mantan Menteri SBY Merasa Malu Usai Temukan Fakta Penyumbang Rp 2 Triliun untuk Warga Sumsel

Tong Djoe, pengusaha super kaya yang menjadi kesayangan Soekarno ini menjadi inspirasi Akidi Tio, penyumbang Rp 2 triliun untuk warga Sumsel.
Perpunas

Tong Djoe, pengusaha super kaya yang menjadi kesayangan Soekarno ini menjadi inspirasi Akidi Tio, penyumbang Rp 2 triliun untuk warga Sumsel.

Dari berita yang dilansir Antara pada 15 Maret 2013 menjadi salah satu bukti rekam jejak betapa hebatnya pengusaha yang sudah lama menetap di Singapura.

Meski sepi dari pemberitaan dalam lima tahun, Tong Djoe selama ini dikenal sebagai pemilik perusahaan Tunas Group Pte. Ltd. dan banyak berperan dalam membuka kembali hubungan diplomatik antara Republik Indonesia dengan Republik Rakyat China.

Pengusaha kapal ini telah menjalin hubungan dengan para presiden Indonesia sejak pada masa Presiden Sukarno. Dalam hubungannya dengan sejumlah presiden Indonesia belakangan ini, Tong Djoe banyak berperan dalam menciptakan jalinan usaha dagang antara para pengusaha Indonesia dan Tiongkok dan memberikan nasihat kepada beberapa presiden dalam berhubungan dengan negara tersebut.

Tong Djoe ini yang pertama kali membangun dan memiliki gedung perkantoran tertinggi di kawasan pelabuhan Singapura, tepatnya di daerah Tanjung Pagar atas nama Tunas tahun 1973.

Dari gedung Tunas miliknya, Tong Djoe banyak membantu Indonesia, China, dan bahkan Singapura.

Baca Juga: Cuma Lihat Foto Keluarga Akidi Tio, Mantan Menteri SBY Ini Akhirnya Temukan Fakta Sebenarnya Penyumbang Rp 2 Triliun

Pengusaha Tong Djoe rupanya menjadi inspirasi Akidi Tio untuk menyumbangkan hartanya bagi kaum tak berpunya.
YouTube

Pengusaha Tong Djoe rupanya menjadi inspirasi Akidi Tio untuk menyumbangkan hartanya bagi kaum tak berpunya.

Gedung perkantoran Tunas diresmikan oleh Dirut Pertamina Ibnu Sutowo pada tahun 1973. Dari gedung itulah, ia merintis normalisasi hubungan Indonesia dengan China tahun 1990.

"Pemberian nama Tunas itu pun dari Ibnu Sutowo" ujar konglomerat kelahiran Sumatera Utara. Lokasinya di kawasan Tanjong Pagar, dekat pelabuhan Singapura.

Gedung Tunas merupakan gedung tertinggi dan termewah saat itu karena kawasan itu masih merupakan kampung.

"Istri Lee Kuan Yew (mantan PM Singapura) ketika datang bertanya kenapa saat itu saya membangun gedung tinggi di kawasan pelabuhan Singapura yang saat itu masih kampung.

Kenapa tidak membangun di pusat kota. Saya jawab suatu saat kawasan ini menjadi kawasan terpenting dan mahal. Sekarang terbukti gedung perkantoran ini yang paling kecil dibandingkan yang lainnya," kata Tong Djoe.

Dari gedung itulah ia ikut membantu bisnis Pertamina, Pelni, dan BUMN Indonesia lainnya. Gedung Tunas menjadi tempat pertemuan para pengusaha Indonesia dan BUMN dengan mitra bisnis internasionalnya.

Baca Juga: Bikin Penasaran Hotman Paris, Dokter Keluarga Akidi Tio Ungkap Bentuk Sumbangan Rp 2 Triliun Buat Warga Sumsel

Pengusaha Tong Djoe rupanya menjadi inspirasi Akidi Tio untuk menyumbangkan hartanya bagi kaum tak berpunya.
Twitter

Pengusaha Tong Djoe rupanya menjadi inspirasi Akidi Tio untuk menyumbangkan hartanya bagi kaum tak berpunya.

Gedung ini juga menjadi saksi dia membantu finansial para perwira tinggi TNI dan pemimpin politik Indonesia.

"Dari gedung ini juga, saya ikut merapatkan hubungan bilateral dan bisnis antara Indonesia-Singapura. Ketika tentara Indonesia sudah siap menyerang Singapura awal tahun 1970-an, saya juga yang bantu menyelesaikannya. Setelah baik, saya membawa para pengusaha Singapura ke Indonesia," katanya.

"Saya menjual gedung ini untuk mendanai normalisasi hubungan Indonesia-RRC atas permintaan Presiden (waktu itu) Soeharto langsung. Juga normalisasi hubungan bilateral Singapura-RRC," tambah dia.

"Suatu hari Jaksa Agung Singapura datang ke saya sebelum berkunjung ke Xianmen, China. Dia minta bantuan saya. Saya bilang lho kok datang ke saya bukan ke perwakilan China. Saat itu, Singapura belum ada hubungan diplomatik dengan RRC. Mereka bilang datang ke saya karena percaya bisa membantu. Akhirnya, saya bantu dan mereka bisa masuk Xianmen dan kini hubungan Singapura-RRC sangat baik," katanya.

Selain itu, konglomerat dan bekas tokoh PNI itu juga banyak membantu finansial para pejabat Indonesia dan militer serta keluarganya.

Atas perjuangan Tong Djoe dan segala upayanya dalam membantu Indonesia, sejak perang kemerdekaan hingga masa pembangunan ekonomi, Presiden Habibie atas nama Republik Indonesia memberikan Penghargaan Bintang Jasa Pratama kepada taipan ini, 25 Agustus 1998, diserahkan langsung oleh Menlu Ali Alatas di Gedung Deplu Pejambon, Jakarta.

Baca Juga: Unggah Foto Keluarga Akidi Tio, Hotman Paris Syok Berita Sumbangan Rp 2 Triliun Viral, Netizen Minta Sang Pengacara Lakukan Ini

Pengusaha Tong Djoe rupanya menjadi inspirasi Akidi Tio untuk menyumbangkan hartanya bagi kaum tak berpunya.
YouTube

Pengusaha Tong Djoe rupanya menjadi inspirasi Akidi Tio untuk menyumbangkan hartanya bagi kaum tak berpunya.

Tong Djoe yang hingga akhir hayatnya tetap WNI dan telah beberapa kali menolak tawaran menjadi warga Singapura itu ikut berjasa dalam membangun ekonomi Singapura karena yang pertama kali membangun pergudangan modern. Merintis hubungan baik Indonesia-RRC dan Singapura-RRC dengan uang sendiri.

Pada tahun 2009, Tong Djoe mengirim surat kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono terkait kasus sengketa hukum di Singapura yang dinilai telah mempermalukan Indonesia, China, dan Singapura.

"Hanya karena dituduh tidak membayar utang 181.099 dollar Singapura, manajemen pengelolaan gedung Management Corporation Strate Title Plan membawa kasus ini ke pengadilan dan menjadikan kasus ini konsumsi pers. Ini sama dengan mempermalukan saya yang tidak secara langsung juga mempermalukan Indonesia, China, dan Singapura sendiri," kata Tong Djoe di Singapura, seperti dilansir dari Kompas 19 April 2009.

Menurut Tong Djoe, pencemaran nama baiknya ini sebagai salah cara untuk mengusir dirinya dari gedung perkantoran yang justru dia bangun sendiri atas nama Tunas Pte Limited tahun 1973 oleh pemilik baru gedung perkantoran HSP, sebelumnya bernama Apex Tower.

Dalam sebuah wawancara dengan wartawan WartaBisnis tahun 2004, Tong Djoe rupanya memendam cita-cita yang belum juga tercapai hingga akhir hayatnya. Dia ingin melihat Indonesia maju. "Kalau Indonesia belum maju saya sedih."

Baca Juga: 7 Fakta Keluarga Akidi Tio yang Beri Sumbangan Rp 2 Triliun ke Warga Sumsel, Intip Fotonya

Pengusaha Tong Djoe rupanya menjadi inspirasi Akidi Tio untuk menyumbangkan hartanya bagi kaum tak berpunya.
Istimewa

Pengusaha Tong Djoe rupanya menjadi inspirasi Akidi Tio untuk menyumbangkan hartanya bagi kaum tak berpunya.

Bagi Tong Djoe tidak ada hal yang mustahil dilakukan. "Tidak ada yang susah. Kita sudah berusaha dan tidak macam-macam. Kalau kerja jangan takut susah. Kalau you takut susah, you jadi susah. Siapa pun bisa habis. Yang penting bisa kerja."

Tong Djoe pun tak pernah lepas menjalin silaturahmi dengan pengusaha lainnya. "Tidak ada pengusaha yang tidak dekat dengan saya. Kita saling berkawan, saling bisa berusaha untuk baik. Kita jangan berkelahi, kita berkawan saja."

Tong Djoe juga pernah mengingatkan Liem Swie Liong atau Sudono Salim, pemilik Salim grup yang begitu berjaya pada masa Soeharto berkuasa.

"Om Liem itu dia banyak bantu orang. Tapi saya selalu ingatkan sejak dulu tahun 80-an, jangan terpaksa. Banyak orang ingin jadi dia. Jadi kita kasih kesempatan orang yang ingin dibantu, yang ingin maju.

Dulu pernah ada orang yang paling kaya Oei Tiong Ham. Di zaman Bung Karno semua hartanya disita. Itu karena politik.

Nama dari politik itu apa? Kuasa. Kuasa untuk apa? Membuat undang-undang. Kalau ada kuasa membuat undang-undang itu berarti ada kuasa mengubah yang benar," tandas Tong Djoe.

Kabar duka pun datang pada Senin (8/2/2021), pengusaha pejuang itu dikabarkan wafat pada usia 94 tahun. Hebatnya, meski banyak pengusaha dan pesohor negeri ini yang memilih pengobatan di luar negeri, Tong Djoe yang lama menetap di Singapura justru memilih dirawat di RSPAD Gatot Subroto Jakarta dan akhirnya meninggal dunia di Tanah Air.

Baca Juga: 7 Foto Sederhana Jusuf Hamka, Pengusaha Muslim Tionghoa yang Curiga dengan Langkah Bisnis Keluarga Cendana

Pengusaha Tong Djoe rupanya menjadi inspirasi Akidi Tio untuk menyumbangkan hartanya bagi kaum tak berpunya.
YouTube

Pengusaha Tong Djoe rupanya menjadi inspirasi Akidi Tio untuk menyumbangkan hartanya bagi kaum tak berpunya.

(*)

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya

Latest