Follow Us

Curhat Pilu Pasukan Khusus Kapal Selam, Terbaring Lemah Di Ranjang Hingga Sulit Bicara, Mantan Komandan KRI Nanggala-402: Saya Sakit Hati

Bayu Dwi Mardana Kusuma - Sabtu, 01 Mei 2021 | 16:17
Kapal Selam KRI Nanggala-402 dalam Cooperation Afloat Readiness and Training (CARAT) Indonesia bulan Agustus tahun 2015.
U.S. Navy photo by Mass Communication Specialist 3rd Class Alonzo M. Archer, Public domain, via Wiki

Kapal Selam KRI Nanggala-402 dalam Cooperation Afloat Readiness and Training (CARAT) Indonesia bulan Agustus tahun 2015.

Fotokita.net - Mantan Komandan Satuan Kapal Selam (Satsel) Koarmada II sekaligus Mantan Komandan KRI Nanggala 402 Kolonel Laut (P) Iwa Kartiwa, terbaring lemah akibat penyakit yang dideritanya selama ini di kediaman keluarganya di wilayah Paseh, Kota Tasikmalaya.

Iwa selama ini dikenal sebagai perwira Angkatan Laut di kampung halamannya Tasikmalaya sekaligus adik kandung kelima dari Mantan Kapolda Jawa Barat Inspektur Jenderal (Irjen) Purnawirawan Anton Charliyan.

Kondisi kesehatannya sampai sekarang belum membaik dan hanya bisa terbaring tak berdaya.

"Iya, Iwa itu adik kandung saya dan dia juga sebagai salah satu petugas pelopor kapal selam di Indonesia. Iwa sekarang terbaring sakit dan saat mendengar insiden KRI Nanggala, kami langsung nangis.

Baca Juga: Harga KRI Alugoro-405 Jadi Sorotan, Ini Penampakan Kapal Selam Buatan PT PAL Indonesia yang Kualitasnya Bikin Kecewa Komandan KRI Nanggala-402

Namun, mereka sudah tahu risiko pasukan khusus kapal selam itu gadaikan hidupnya dengan maut," ujar Anton, Jumat (30/4/2021).

Sebelumnya, Kapal Selam KRI Nanggala 403 milik TNI AL tenggelam di Perairan Bali, Rabu (21/4/2021) lalu.

Kapal selam itu diketahui buatan Jerman 1979 dan kini telah berusia 41 tahun.

Baca Juga: Komandan KRI Nanggala-402 Curhat Rencana Pembelian Kapal Selam Bekas, Kapal Perang TNI AL Ini Tenggelam Saat Bertugas, Ternyata Barang Bekas Dibeli dengan Harga Selangit

Mantan Komandan KRI Nanggala-402, Kolonel Laut (P) Iwa Kartika menjadi salah satu bukti bahwa tugas menjadi pasukan khusus kapal selam memang berisiko tinggi.

Tak hanya risiko alam yang bisa menenggelamkan kapal kapan saja, tetapi tinggal di dalam kapal selam terlalu lama pun memiliki risiko terhadap kesehatan.

Setelah bertahun-tahun menjalankan tugas di dalam kapal selam, Kolonel Iwa mengalami sakit parah karena mengisap terlalu banyak zat besi

Kondisi Iwa saat ini sulit berbicara dan hanya bisa terbaring lemah di tempat tidurnya.

Baca Juga: Dikenal Sosok Irit Bicara, Komandan KRI Nanggala-402 Letkol Heri Oktavian Tertawa Saat Diejek Begini: Sekolah Melulu, Nggak Pinter-pinter Lo!

Keadaan mantan komandan KRI Nanggala-402 tersebut diceritakan oleh mantan Kapolda Jawa Barat Irjen Purn Anton Charliyan, kakak dari Kolonel Iwa.

"Sakit dan pulang dirawat di Tasikmalaya seusai mengemban tugas Dansatsel Koarmabar II TNI AL sampai akhir 2019 lalu. Sekarang untuk bangun saja susah, enggak bisa," kata Anton kepada Kompas.com, Jumat (30/4/2021).

Menurutnya, Iwa masih aktif sebagai TNI hingga 6 tahun lagi. "Sampai saat ini, adik saya masih 6 tahun lagi masa tugasnya, tapi sakit akibat zat besi, kandungan selama bertugas di kapal selam," ujarnya.

Baca Juga: KSAL Akui Kesulitan Evakuasi dari Kedalaman 850 Meter, Pentagon Siap Kirim Alat Canggihnya untuk Angkat KRI Nanggala-402 dari Dasar Laut

Mantan Komandan Satuan Kapal Selam Koarmabar II TNI AL sekaligus Mantan KRI Nanggala 402 Kolonel Laut (P) Iwa Kartiwa, saat masih bertugas dan saat ini terbaring sakit karena keracunan zat besi kapal selam selama puluhan tahun bertugas.
Dok. Mantan Dansatsel TNI AL Kolonel Laut (P) Iwa Kartiwa.

Mantan Komandan Satuan Kapal Selam Koarmabar II TNI AL sekaligus Mantan KRI Nanggala 402 Kolonel Laut (P) Iwa Kartiwa, saat masih bertugas dan saat ini terbaring sakit karena keracunan zat besi kapal selam selama puluhan tahun bertugas.

Menurut Anton, kondisi sakit karena kandungan metal kapal selam bukan hanya dialami adiknya, melainkan kebanyakan pasukan kapal selam.

"Selain adik saya, ternyata sebagian besar rekan-rekannya juga sama, menderita kandungan zat besi saat bernapas di kapal selam selama bertugas.

Saya berharap pemerintah lebih memerhatikan kesejahteraan pasukan khusus kapal selam yang selama ini mengabdi, tapi kondisinya memprihatinkan," ujar Anton.

Anton mengaku mendapatkan cerita tersebut karena dahulu banyak rekan-rekan Iwa yang berkumpul di rumahnya.

Baca Juga: Terungkap, Penyebab KRI Nanggala-402 Tenggelam Hingga Terbelah Jadi 3 Bagian, Mantan Kepala Kamar Mesin Monster Bawah Laut Beri Penjelasan

Mereka sering bercerita marabahaya yang kerap dihadapi pasukan kapal selam.

"Ternyata bahayanya selain dari alat yang sudah berumur, juga alam di dalam laut," katanya.

Atas kondisi adiknya, Anton juga mengaku ada rasa kecewa. Sebab dia melihat prajurit lain di luar kapal selam tidak mengalami risiko besar namun memiliki karier yang lebih baik.

Baca Juga: Matanya Terpejam Saat Disumpah di Bawah Alquran, Komandan KRI Nanggala-402 Blak-blakan Kecewa Pada Kualitas Kapal Selam Buatan PT PAL Hingga Berpesan Begini: Beritakan yang Sebenarnya

Mantan Komandan Satuan Kapal Selam TNI AL Kolonel Laut (P) Iwa Kartiwa semasa masih sehat dan bertugas yang kini terbaring sakit di kediamannya Tasikmalaya.
Dok. Pelopor Passus Kapal Selam

Mantan Komandan Satuan Kapal Selam TNI AL Kolonel Laut (P) Iwa Kartiwa semasa masih sehat dan bertugas yang kini terbaring sakit di kediamannya Tasikmalaya.

"Sedangkan mereka yang bertugas di luar kapal selam meraih sukses karirnya. Bukan apa-apa, ini saya sakit hati sebagai kakak kandung dan merasakan," kata Anton.

Meski demikian, Anton mengetahui bahwa para prajurit memang sudah siap untuk menghadapi segala risiko dari tugas negara tersebut.

"Mereka tahu risikonya begitu, karena sudah mengemban tugas negara. Betul-betul jiwa dan raganya diberikan, menjaga kedaulatan negara," kata dia.

Momoh Fatimah (83), ibu kandung Kolonel Laut (P) Iwa Kartiwa, mantan Komandan Satuan Kapal Selam (Satsel) dan KRI Nanggala-402 serta kapal selam milik Indonesia lainnya, merasakan kesedihan mendalam.

Baca Juga: KRI Nanggala-402 Tenggelam di Dasar Lautan, Istilah On Eternal Patrol Jadi Viral, Ternyata Ini Artinya

Momoh bercerita, anaknya Kolonel Iwa mengalami sakit setelah 26 tahun bertugas di kapal selam.

"Iwa sakit karena terlalu lama bertugas berlayar di kapal selam, sudah 26 tahun. Dia begitu mencintai pekerjaannya.

Kalau Iwa tak sakit, mungkin saat tenggelam kapal selam kemarin masih Iwa komandannya," jelas Momoh, kepada wartawan di rumahnya sekaligus kediaman anak sulungnya, Mantan Kapolda Jabar Irjen Purnawirawan Anton Charliyan di Simpang Lima, Kota Tasikmalaya, Sabtu (1/5/2021).

Baca Juga: Innalillahi Wa Inailahi Rojiun, TNI AL Kehilangan 53 Prajurit Terbaik dalam Tugas, Kepala BIN Papua Gugur di Medan Laga Bumi Cendrawasih

Selama ini, lanjut Momoh, Iwa selalu memaksakan bertugas dan rasa sakitnya tak dirasa selama belasan tahun lalu.

Tak heran, badan Iwa jadi kurus kering dan menderita penyakit paru-paru akibat selalu mengisap bubuk besi saat berlayar di kapal selam.

Kini, mantan komandan kapal selam KRI Nanggala-402 itu hanya bisa terbaring lemah dan bahkan sulit berbicara.

Baca Juga: Sosok Komandan KRI Nanggala-402 Letkol Laut (P) Heri Oktavian, Perwira TNI AL yang Punya Karir Mentereng, Ini Foto-fotonya

"Makanya, badannya kurus dan kecil. Iwa sangat paham sekali pekerjaan yang diembannya sebagai ahli kapal selam di Indonesia," tambahnya.

Momoh menuturkan, saat hendak berangkat bertugas, Iwa selalu meminta izin dan restu kepada orang tua agar diberi kelancaran dan keselamatan.

Baca Juga: Alami Musibah dalam Latihan Tembak Torpedo, Begini Kondisi Terakhir KRI Nanggala-402 Hingga Seluruh Awaknya Dinyatakan Gugur, KSAL: Warga Hiu Kencana Minta Kapal Diangkat

KRI Nanggala 402
Wikipedia

KRI Nanggala 402

Iwa pun mengaku selalu memeriksa detail kapal selam yang akan dikendalikannya bersama seluruh kru sampai tak lupa mengusap-usap badan kapal selam.

"Iwa kalau mau berangkat berlayar selalu mengusap-usap kapal selamnya. Karena kapal selam dan krunya diyakini memiliki ikatan yang tak bisa dijabarkan katanya," tambah dia.

Sebelum kejadian KRI Nanggala tenggelam, Iwa pernah mengeluh kepada ibu dan kakak kandungnya Anton Charliyan.

Baca Juga: KRI Nanggala-402 Tenggelam, Tangis Istri Serda Guntur Teknisi Senior Kapal Selam Pecah: Suami Saya Sebenarnya Sempat Tak Ingin Berangkat

Iwa mengatakan bahwa armada kapal selam di Indonesia sudah berusia tua.

Iwa pun pernah beberapa kali menceritakan bahwa risiko kapal selam tua di Indonesia adalah seperti yang dialami KRI Nanggala sepekan lalu di Perairan Bali.

"Iwa juga suka berkata ke ibu, kalau kapal selam di Indonesia berusia tua," tambah dia.

Baca Juga: Titik Terang Penyelamatan KRI Nenggala-402 Makin Tampak, Pesawat Amerika P-8 Poseidon Sisir Wilayah Udara Bali, Unjuk Kemampuan Deteksi Kapal Selam

(*)

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya

Latest