Fotokita.net - Jadi satu-satunya negara ASEAN yang bisa bangun kapal selam sendiri, Indonesia nyatanya masih kalah jumlah armada bawah laut dengan negara tetangga ini.
Kapal selam KRI Nanggala-402 yang hilang kontak dalam misi latihan di perairan utara Bali, Rabu (21/4/2021) pukul 03.00 waktu setempat masih terus dicari.
Sejak kabar KRI Nanggala-402 yang dikomandaniLetkol Laut (P) Heri Oktavian ini tersiar luas, banyak yang penasaran dengan kekuatan armada bawah laut Indonesia.
Kapal selam berbobot 1.395 ton ini dibangun di pabrikan Howaldtswerke, Kiel, Jerman tahun 1978. Diberi Nanggala lantaran terinspirasi daridari senjata pewayangan Nanggala.
Sebelumnya, kapal selam ini sempat menjalani perawatan di galangan kapal Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering, Korea Selatan pada 2009-2012.
Pada Senin 6 Februari 2012, usai mendapat perbaikan menyeluruh selama hampir dua tahun di Korea Selatan, kapal selam TNI Angkatan Laut KRI Nanggala-402, merapat di Dermaga Komando Armada RI Kawasan Timur, Ujung, Surabaya.
Kedatangan kapal selam buatan Jerman itu disambut langsung Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Soeparno, anggota Komisi I DPR RI, pejabat Kementerian Pertahanan, dan petinggi TNI AL.
KSAL dan sejumlah pejabat yang hadir menyempatkan diri meninjau bagian dalam kapal yang diperbaiki total di galangan kapal Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering, Korsel, sejak Desember 2009 itu.
Kembalinya kapal selam tipe U-209/1300 buatan Jerman pada 1981 itu, memantapkan kekuatan TNI AL dan bergabung dengan satu kapal selam lainnya KRI Cakra-401.
Seperti halnya KRI Nanggala, kapal selam KRI Cakra juga sudah lebih dulu menjalani "overhoul" di galangan yang sama di Korsel pada 2004-2006.
Perbaikan total yang dijalani KRI Nanggala meliputi, struktur kapal, lapisan baja, sistem navigasi, dan persenjataan bawah air serta sonar berteknologi terkini.

Kapal selam KRI Nanggala-402 berlayar mendekati dermaga Indah Kiat di Kota Cilegon, Banten, beberapa waktu lalu.
Selain melakukan perbaikan besar-besaran atas kapal selam tua, Indonesia juga membuat gebrakan penting.
Indonesia bertekad membangun sendiri kapal selam lewat karya anak negeri.
Mimpimemproduksi kapal selam sendiri tersebut akhirnya terwujud.
Pada Rabu (17/3/2021) Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto telah meresmikan kehadiran kapal selam Alugoro 405 produksi PT PAL Indonesia (Persero) dengan skema transfer teknologi dengan perusahaan Korea Selatan, Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering Co Ltd (DSME).
Peresmian dilakukan di PT PAL Indonesia, Surabaya, Jawa Timur.
Alugoro adalah kapal selam jenis diesel electric U209/1400 Chang Bogo Class. Kapal selam anyar ini memiliki panjang 61,3 meter.
Alugoro mampu menampung 40 orang kru serta tim khusus TNI-AL.
Kemampuan jelajah Alugoro sendiri dapat bertahan hingga 50 hari pada saat menjalani operasi, dengan lifetime selama 30 tahun.
Kapal selam itu mampu melaju dengan kecepatan maksimal sekitar 21 knot pada kondisi menyelam dan 12 knot ketika berada di permukaan.
Keberhasilan pembangunan armada tempur laut ini tak pelak menjadikan Indonesia sebagai satu-satunya negara di kawasan Asia Tenggara yang mampu membangun kapal selam.
Kelak, Alugoro 405 itu digunakan oleh Komando Armada II (Koarmada II).
Sebelum serah terima dan pengukuhan dilakukan, kapal selam Alugoro-405 menjalani berbagai proses pengujian seperti harbour acceptance test (HAT) hingga menjalani 53 item sea acceptance test (SAT).
Alugoro juga pernah menjalani tes nominal diving dept (NDD) pada 20 Januari 2020 di perairan utara Bali.
Saat itu, Alugoro berhasil menyelam hingga kedalaman 250 meter.
Kapal selam tersebut sepenuhnya dibangun di fasilitas kapal selam PT PAL Indonesia (Persero).
Dalam pengerjaan joint section, PT PAL Indonesia (Persero) berhasil menyelesaikan dengan predikat zero defect.

KRI Alugoro-405 kapal selam buatan Indonesia.
Dengan diterimanya Alugoro ini, total terdapat tiga kapal selam buatan DSME dan PT PAL Indonesia yang masuk dalam jajaran alutsista TNI-AL.
Sebelumnya, Kemenhan RI juga telah menerima kapal selam pertama Nagapasa-403 dan kapal selam kedua Ardadedali-404. Keduanya dibangun DSME, namun pengerjaannya di Korea.
Dalam sambutannya, Menhan Prabowo menyampaikan bahwa serah terima kapal selam Alugoro itu merupakan tonggak sejarah pertahanan Indonesia.
Karena, sambung dia, untuk pertama kalinya Indonesia melalui galangan kapal nasional PT PAL Indonesia (Persero) berhasil ikut serta dalam produksi kapal selam.
Diharapkan dalam lima tahun ke depan, PT PAL Indonesia (Persero) telah mampu memproduksi kapal selam sendiri mulai dari desain hingga produksi.
Lebih lanjut dikatakan Menhan Prabowo, modernisasi alat utama sistem persenjataan (alutsista) TNI dilakukan dalam rangka penguatan pertahanan nasional di tengah kondisi geopolitik yang tidak pasti.
Kementerian Pertahanan akan berupaya memenuhi kebutuhan alutsista TNI melalui kerja sama industri dalam negeri nasional.
"Kita sadari bersama betapa pentingnya pertahanan kita. Kita sedang membangun kemampuan pertahanan kita. Bukan karena kita ingin gagah-gagahan. Bukan karena kita ingin mengancam siapa pun. Tidak!" ujar Prabowo dalam keterangan tertulis, Rabu (17/3/2021).
Indonesia memang satu-satunya negara di ASEAN yang mampu membangun kapal selam, tapi bukanlah yang terbanyak memiliki kapal selam.
Tanpa disangka-sangka, Vietnam malah jadi negara yang mengoperasikan kapal selam terbanyak di kawasan ASEAN.
Laporan Nikkei Asia, mengungkapkan Vietnam mengoperasikan armada terbesar di kawasan dengan enam kapal selam.
Indonesia, Singapura, dan Malaysia masing-masing memegang lima, empat, dan dua kapal selam. Myanmar punya satu kapal selam.
Laporan Forbes yang berjudul "Undeclared Submarine Arms Race Takes Hold In Asia" mengungkapkan bahkan Vietnam tercatat punya 8 kapal selam, sebanyak 2 unit merupakan kepal selam Yugo Class dari Korea Utara yang sudah lawas, dan 6 kapal selam Kilo Class buatan Rusia, yang kini jadi andalan mereka.
Sedangkan Singapura memiliki 4 kapal selam operasi, tapi saat ini dalam proses modernisasi.

Kapal Selam KRI Nanggala-402
Straitstimes mengungkapkan bahwa Singapura akan mengganti empat kapal selam Challenger dan Archer Class, dengan empat kapal selam tipe 218SG buatan Jerman yang akan mulai pengiriman pada 2021.
Pada tahun lalu Menteri Pertahanan Singapura Ng Eng Hen sempat menjelaskan soal alasan peremajaan kapal selam mereka.
Apalagi negara-negara di Asia termasuk tetangga seperti Indonesia, India, Thailand, hingga Korea Selatan terus melakukan ekspansi armada kapal selam.
"Dalam konteks, akuisisi kapal selam tipe 218 SG memang waktu yang tepat," katanya.
Sedangkan Thailand belum punya kapal selam yang beroperasi, karena masih dalam proses produksi di China.
Meski perkembangan terbaru, dua dari tiga kapal selam yang mereka pesan ditunda karena diprotes warganya.
Sementara itu, Malaysia masih mengoperasikan kapal selam Scorpene Class dari DCNS Prancis.
Kapal selam ini sempat bermasalah, baik pengadaan maupun operasinya karena sempat tak bisa menyelam.
Untuk Filipina, negara ini belum punya kapal selam, masih tahap penjajakan pemesanan kapal selam.
Laporan media pemerintah, Philippine News Agency pada awal Maret 2020 lalu, Kepala Angkatan Laut Filipina Laksamana Muda Giovanni Carlo Bacordo, pernah mengatakan pihaknya sudah mengincar dua unit kapal selam Scorpene dari Prancis.
Sedangkan Indonesia, sendiri saat ini mengoperasikan 5 kapal selam, dari target jangka panjang mengoperasikan 12 kapal selam.
Sebanyak 2 kapal selam U-209/1300, KRI Cakra (401) dan KRI Nanggala (402) dioperasikan sejak 1981 sampai sekarang.
Sedangkan tiga kapal selam terbaru jenis Diesel Electric Submarine U209/1400 Chang Bogo buatan Korea Selatan, di mana satu kapal selam dibuat di Indonesia melalui PT PAL Indonesia, yaitu Kapal Selam Alugoro.
(*)