Menghentikan rambatan api karhutla nyatanya bukan hanya dilakoni para pemadam profesional dan relawan, melainkan juga warga setempat. Seperti I Gusti Putu Tama yang menjaga kebun kecil milik pribadi di Kecamatan Jekan Raya, Palangkaraya.
"Ini tanahnya istri saya," katanya.
Lahannya 'hanya' berukuran 20x40 meter yang terdiri dari tanah gambut. Setelah pensiun, ia sengaja menghabiskan waktu di lahan tersebut untuk bercocok tanam.
"Ini pohon nanas, di depan ini sudah mati semua. Ada rambutan berapa pohon, pohon petai ada juga," tutur Gusti sambil menunjukkan kepada kami kondisi tanaman-tanamannya yang kini terlihat gosong.
Sebagian besar habis terbakar. Api sebelumnya merambat dari lahan gambut milik orang lain di sekitarnya.

Menghentikan rambatan api karhutla nyatanya bukan hanya dilakoni para pemadam profesional dan relawan, melainkan juga warga setempat.
Ironisnya, selama dua pekan terakhir, Gusti mengaku hanya ia sendiri pemilik lahan di kawasan itu yang ikut turun memadamkan api.
"Sepandangan mata saya selama berapa hari ini nggak ada yang lewat. Ada satu, cuma nengok aja, lalu pergi lagi. Tidak ada kepedulian," imbuhnya.
Alhasil, pria paruh baya itu pun turut memadamkan api di lahan milik orang lain, agar percikan api tidak menjalar lebih parah ke kebunnya.
Sebelumnya, relawan datang membantu melawan api, namun terhenti karena habisnya sumber air dari sumur galian terdekat. Mobil dari tim pemadam kebakaran tidak bisa masuk ke dekat lahannya, karena akses berupa pematang yang sempit turut menjadi rapuh karena terkena rambatan api.