Follow Us

Dikejar Sampai ke Lubang Semut, Tangan Kanan Ayah Mario Dandy Ngumpet di Tempat Ini, Rafael Alun Jadi Miskin?

Bayu Dwi Mardana Kusuma - Selasa, 07 Maret 2023 | 11:34
Ayah Mario Dandy, Rafael Dandy menjalani pemeriksaan di gedung KPK. Tangan kanannya mengumpet di tempat ini.
Kristianto Purnomo/Kompascom

Ayah Mario Dandy, Rafael Dandy menjalani pemeriksaan di gedung KPK. Tangan kanannya mengumpet di tempat ini.

Fotokita.net - Orang kepercayaan alias tangan kanan ayah Mario Dandy Satriyo, Rafael Alun Trisambodo dikabarkan mengumpet di tempat ini. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terus bergerak cepat mengejarnya sampai ke lubang semut. Rafael Alun siap-siap jadi miskin?

Harta kekayaan Rafael menjadi sorotan setelah anaknya, Mario Dandy Satrio menganiaya anak pengurus GP Ansor, Cristalino David Ozora. Rafael adalah pejabat eselon III di Ditjen Pajak yang tercatat memiliki harta kekayaan mencapai Rp56 miliar.

Rafael telah menjalani proses klarifikasi oleh KPK mengenai harta kekayaannya tersebut pada Rabu (1/3/2023).

Adapun KPK memastikan bakal mengusut dugaan tindak pidana suap dan gratifikasi sebelum menyentuh tindak pidana pencucian uang (TPPU) yang diduga dilakukan Rafael.

KPK menilai Rafael yang terlibat dugaan pencucian uang, memiliki kepiawaian dalam menyembunyikan hartanya

Deputi Pencegahan dan Monitoring KPK Pahala Nainggolan mengatakan bahwa Rafael melakukan pembelian aset dengan menggunakan nama orang lain atau memakai nominee. Dengan cara ini, maka hartanya tidak akan dapat dilacak dari LHKPN.

Selain itu, canggihnya, Rafael menaruh uangnya dalam saham perusahaan. Dalam LHKPN, pencatatan saham hanya dicantumkan dalam bentuk nominal.

"Pola silatnya canggih. Pakai nominee. Salah nggak? Nggak salah. Gue beli atas nama lu, nggak salah kan di LHKPN? Kenapa nggak masuk? Orang nama lu masak gue masukin tapi sebenarnya gue yakin lu yang beli," ungkap Pahala.

"Udah gitu pakai PT. LHKPN kalau PT itu cuma nominal saham. Urusan PT berkembang transaksinya apa dan lain-lain. Gue nggak bisa lihat. Canggih nggak? Itu antara lain yang gue pelajari. Nanti kalau gue sudah makin paham jurusnya gue kasih tahu," tambah Pahala.

Hal ini menandakan bahwa Rafael merupakan orang yang piawai mengelola hartanya, karena latar belakangnya di pajak. Dengan demikian, Pahala melihat proses klarifikasi harta Rafael Alun bisa memakan waktu yang cukup panjang.

Selain itu, aset-aset Rafael Alun bernilai cukup besar seperti tanah dan properti. "Ada pastilah. Teman-temannya kan kita dengar-dengar juga, ya kita petain juga," ucap Pahala.

Baca Juga: Sampai Ikut Geregetan, Ayah Mario Dandy Tak Bisa Dijebloskan ke Bui Karena Hal Ini, Padahal Hartanya Gak Wajar

Pihak KPK menyebut ada dua mantan pejabat Direktorat Jenderal Pajak (DJP) yang menjadi konsultan pajak terkait harta jumbo pejabat eselon III Ditjen Pajak Kemenkeu Rafael Alun.

Pahala Nainggolan mengaku telah mengantongi data kedua mantan pejabat DJP itu. "Sudah [kantongi data]. Yang kita dapat dua," kata Pahala saat dihubungi awak media CNN Indonesia, Senin (6/3/2023).

Pahala mengatakan data tersebut didapat KPK usai berkoordinasi dengan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK).

"Tadi pagi saya komunikasi dengan PPATK, jadi kita sudah tahu namanya siapa, konsultannya juga apa, kita sudah tukeran data, apa yang kita dapat dan apa yang PPATK dapat," ujarnya.

KPK bersama PPATK terlebih dahulu merancang strategi terkait pembuktian tindak kejahatan korupsi, kemudian baru menyentuh tindak pidana pencucian uang (TPPU) di kasus Rafael.

Pahala mengaku akan mengupayakan cara lain untuk menelusuri konsultan pajak Rafael yang melarikan diri ke luar negeri. KPK kini belum mengutamakan fisik orang tersebut untuk dilakukan pemeriksaan, melainkan data dari rekening yang telah dibekukan oleh PPATK.

"Jadi, kita bilang fisik kita belum fokus apa dia dipanggil mau apa enggak, atau dia pergi ke luar negeri, saya pikir itu. Karena ini belum proses hukum kita cari cara lain yang penting kita datangi semua dari sekarang," ucap Pahala.

Pahala mengatakan peran nominee atau perantara dalam pencucian uang sangat umum digunakan para pelaku. Modusnya adalah mereka membeli aset atau harta dengan mengatasnamakan orang lain, dan menerima uang secara tunai dari pihak lain yang tak berkaitan.

"Kalau misalnya saya orang pajak dengan wajib pajak, itu kalau saya nerima dari wajib pajak kelihatan langsung ada hubungannya, jadi gratifikasi atau suapnya jelas kan. Tapi dia pakai orang lain, ini yang kita sebut nominee untuk penerimaan," jelasnya.

Pola lainnya yang kerap digunakan, kata Pahala, tak melaporkan transaksi keuangan perusahaan ke Laporan Harta dan Kekayaan Pejabat Negara (LHKPN).

Baca Juga: Banyak yang Tahu Tapi Diam Saja, Trik Ayah Mario Dandy Beli Rubicon Ternyata Biasa Dipakai Orang Tajir, Ini Respons Polisi

"Kita dengan PPATK dengan Dirjen Kemenkeu, dengan Dirjen AHU di Kemenkumham itu kita koordinasi tukeran data," tambah pimpinan KPK itu.

PPATK mendapat informasi dari masyarakat mengenai konsultan pajak terkait harta jumbo Rafael Alun Trisambodo yang melarikan diri ke luar negeri.

Kepala PPATK Ivan Yustiavandana mengatakan ada mantan pegawai Ditjen Pajak yang bekerja pada konsultan tersebut.

"Ya kami mendengar pengaduan masyarakat mengenai hal tersebut [konsultan pajak berada di luar negeri]. Berdasarkan data yang ada kami menduga ada mantan pegawai pajak yang bekerja pada konsultan tersebut," ujar Ivan melalui pesan tertulis kepada awak media, Senin (6/3/2023).

Ivan enggan mengungkapkan identitas mantan pegawai Ditjen Pajak tersebut. PPATK telah memblokir rekening diduga milik konsultan pajak terkait pendalaman harta kekayaan Rafael. Konsultan pajak dimaksud diduga berperan sebagai nomine atau perantara.

"Kita mensinyalir ada PML (professional money launderers) yang selama ini bertindak untuk kepentingan RAT [Rafael Alun Trisambodo]," kata Ivan beberapa waktu lalu.

Baca Juga: Se Indonesia Muak, Ayah Mario Dandy Akhirnya Ngaku Beli Barang Mewah Ini Tanpa Bayar Pajak, KPK Auto Bergerak

(*)

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya

Latest