Saat Eddy Gombloh aktif membintangi berbagai film dan sinetron, pendapatan Eddy Gombloh tak bisa dipandang sebelah mata. Honornya di tahun 1980-an saja untuk satu episode berkisar Rp 2 juta!
"Tahun 1980, satu episode saya dapat upah Rp 2 juta. Jumlah itu sangat besar kala itu," cerita Eddy Gombloh, mengenang masa kejayaannya. Itu sebabnya, Eddy Gombloh sempat menyandang status salah satu pelawak termahal pada masanya.
Sayangnya Eddy Gombloh tak bisa terus merasakan indahnya hidup sebagai salah satu aktor dengan penghasilan tertinggi di zamannya. Eddy Gombloh mengakui jika tawaran untuk membintangi film maupun drama berseri semakin jarang ia dapatkan.
Semakin sepinya tawaran itu lantas membuat Eddy Gombloh memutuskan untuk meninggalkan Ibu Kota yang membesarkan namanya. Dia meninggal status pelawak termahal.
Eddy Gombloh akhirnya menepi ke daerah Sleman, Yogyakarta, kampung halamannya. Di Yogyakarta, Eddy Gombloh tak lagi menggantungkan kehidupannya dengan embel-embel pelawak. Eddy Gombloh membekas dan diingat berkat perannya sebagai sosok lugu dan kurang pintar.
"Sudah sumpek dan ingin tenang. Ya meski di sana menjanjikan, tapi kan saya sudah tua," ucapnya menceritakan keputusannya pindah ke pinggiran.
Tak lagi menggantungkan hidup pada kemampuannya melawak dan berperan sebagai tokoh konyol di depan kamera, ia pun mencari cara lain agar kebutuhan sehari-hari terpenuhi.
Beruntung, eddy Gombloh bukan tipe orang yang terlena atas kekayaan dan ketenaran yang dimilikinya dahulu. Ia pun terang-terangan mengaku berhemat sepanjang kariernya, kerap memilih berangkat ke lokasi syuting dengan angkot.
Eddy tak malu menggunakan kendaraan umum walau ia seorang aktor terkenal. "Saya tidak pernah gengsi. Daripada untuk sesuatu yang tidak berguna seperti rokok dan minuman, (penghasilan) lebih baik ditabung. Banyak teman yang honornya habis semalam untuk minum," katanya.
Tabungannya itulah yang menyelamatkan Eddy di masa tua, sehingga ia bisa membeli rumah di Yogyakarta dan membuka usaha baru. Eddy Gombloh pun membuka usaha fotokopi dan menanam kebun salak sebagai mata pencaharian baru di masa tua.