Follow Us

Pendiri Khilafatul Muslimin Masuk Bui Gegara Bom Candi Borobudur, Tapi Dalang Sebenarnya Masih Jadi Misteri, Ini Foto Stupa yang Hancur Lebur Akibat Ledakan

Bayu Dwi Mardana Kusuma - Rabu, 08 Juni 2022 | 09:32
Abdul Qadir Hasan Baraja pendiri Khilafatul Muslimin dipenjara karena bom Candi Borobudur. Namun, dalangnya masih jadi misteri.
Facebook

Abdul Qadir Hasan Baraja pendiri Khilafatul Muslimin dipenjara karena bom Candi Borobudur. Namun, dalangnya masih jadi misteri.

Fotokita.net - Sosok Abdul Qadir Hasan Baraja pendiri Khilafatul Muslimin terus dikuliti di jagat maya. Sejak ditangkap polisi sehabis salat Subuh di Lampung, asal usul Abdul Qadir Baraja membuat publik penasaran. Terlebih lagi, dia pernah masuk bui gegara Bom Candi Borobudur pada tahun 1985. Tapi, dalang sebenarnya peristiwa itu masih menjadi misteri sampai sekarang. Ini foto stupa Borobudur yang hancur lebur karena ledakan.

Abdul Qadir Baraja ditangkap atas sejumlah tuduhan. Dia diamankan di Markas Besar Khilafatul Muslimin Bandar Lampung pada Selasa (7/6/2022) pagi.

Baraja telah ditetapkan sebagai tersangka dijerat pasal berlapis. Di antaranya terkait penyebaran berita bohong, makar, dan pelanggaran UU Ormas.

Dia dijerat dengan Pasal 59 ayat 4 juncto Pasal 82 ayat 2 UU RI Nomor 16 Tahun 2017 tentang Ormas dan Pasal 14 ayat 1 dan ayat 2 dan atau Pasal 15 UU Nomor 1 Tahun 1946 tentang Peraturan Hukum Pidana dengan ancaman maksimal 20 tahun penjara.

Abdul Qadir Hasan Baraja adalah pria kelahiran Taliwang, Sumbawa NTB, 10 Agustus tahun 1944. Baraja mengawali pendidikannya di Pondok Pesantren Gontor. Lalu, dia melanjutkan tinggal di Lampung. Baraja dikenal dengan pergerakan berbasis NII/DI pada masa mudanya.

Dalam sebuah wawancaranya dengan awak media Gatra, Baraja mengakui masa mudanya telah diisi dengan berbagai macam gerakan perlawanan. Nama Baraja sering dikaitkan dengan aksi kekerasan di beberapa tempat yang di lakukan oleh kelompoknya.

Baraja mendirikan gerakan perjuangannya yang baru yakni Khalifah Khilafatul Muslimin. Dia sendiri telah dibaiat sebagai Khalifah (pemimpin) atau Amirul Mukminin oleh para pendukungnya.

Baca Juga: Pantas Punya Kantor di 23 Wilayah, Sumber Dana Khilafatul Muslimin Berasal dari 8 Negara Kaya, Anggotanya Pamer Foto Aksi di Jalanan

Setelah mendirikan Khilafatul Muslimin, Baraja mengatakan bahwa perjuangannya saat ini sangat jauh dari konsep kekerasan. Itu sebabnya, dia dengan tegas mengeluarkan warga Khilafatulnya yang jelas menyeleweng dari aturan organisasinya.Dalam kesempatan itu, Baraja mengisahkan perjalanan hidupnya, "Dulu saya pemberontak, perjuangan dengan kekerasan kebrutalan itu, kerjaan saya jaman dahulu, waktu muda saya sudah lalui itu semua, saya sudah tahu, dan saya menyesali itu semua, itu ujung-ujungnya adalah dosa."Berkaitan gerakannya dengan kekerasan pada masa lalu, Baraja mengaku beberapa kali masuk bui. Total dia hidup dalam penjara sekitar 20 tahun. Baraja baru menghirup udara bebas pada tahun 2000 silam."Komando Jihad itu saya juga yang pimpin, ya orangnya-orang NII juga, tapi yang beri nama Komando Jihad itu bukan kami, itu pemerintah yang sebut kami Komando Jihad," sebut Baraja.Pria yang selalu memakai sorban itu mengakui Komando Jihad memang telah melakukan serangkaian aksi serangan dan pengeboman di beberapa tempat, diantaranya di Sumatera Utara, Lampung, dan lain-lain.

Lantas dia tersenyum sembari meneruskan cerita, "Yang terakhir saya dipenjara 15 tahun, itu kaitan dengan bom Borobudur tahun 1985 lalu, dan satu tahun saya dipenjara isolasi dengan tangan terborogol, hanya tanaman saja teman saya."

Saat masuk bui gegara Bom Candi Borbudur, Baraja mengaku justru ia merasa bersyukur. Selama belasan tahun dia merenung dan akhirnya menyadari kekeliruan perjuangannya dengan dasar kekerasan.

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya

Latest