Follow Us

Innalillahi! Mendadak Roboh di Lapangan Bola, Idola Rano Karno Tolak Mentah-mentah Jabatan dari Presiden, Foto Sang Aktor Bareng Pak Harto Ditangisi

Bayu Dwi Mardana Kusuma - Kamis, 05 Mei 2022 | 11:46
Idola Rano Karno, Benyamin Sueb mendadak roboh di tengah lapangan bola. Seniman Betawi ini menolak mentah-mentah jabatan dari Presiden.
Facebook

Idola Rano Karno, Benyamin Sueb mendadak roboh di tengah lapangan bola. Seniman Betawi ini menolak mentah-mentah jabatan dari Presiden.

Saat itu Rano Karno memang sudah sangat ingin Benyamin Sueb memerankan sosok babehnya si Doel. "Saya kenal Babeh itu udah lama. Dari kecil. Saya tinggal di Gang 7 Kemayoran, babeh di Jiung, dekat sekali," ujar Rano Karno.

Rano Karno melihat sosok Benyamin S amat cocok memerankan babeh. Lantaran kesulitan dana di awal sinetron, Rano Karno akhirnya mendatangi Benyamin S dalam rangka minta tolong. Dia mengaku meminta tolong Benyamin S, dan tidak berbicara soal bayaran. "Dia bilang, ya udah elu ada berapa sini," ujar Rano Karno.

Ya, Benyamin S sama sekali tidak mematok angka di film itu bahkan sampai dia meninggal ketika film masih berlanjut. "Sampai terakhir ya begitu (soal bayaran) sama babeh," ujar Rano Karno.

Baca Juga: Innalillahi, Aktor Kembaran Benyamin Sueb Meninggal Dunia di Kamar Kontrakan, Foto Terakhirnya Mengenaskan

Idola Rano Karno, Benyamin Sueb mendadak roboh di tengah lapangan bola. Seniman Betawi ini menolak mentah-mentah jabatan dari Presiden.
Instagram

Idola Rano Karno, Benyamin Sueb mendadak roboh di tengah lapangan bola. Seniman Betawi ini menolak mentah-mentah jabatan dari Presiden.

Artinya babeh selalu dibayar dengan angka yang berubah-ubah di awal sinetron, dia tidak pernah mematok angka bayaran di film si Doel Anak Sekolahan. "Tapi kalau sama Mandra lain, anak muda dia lagi itu. Ada angkanya kalo sama Mandra," ujar Rano Karno.

Untuk urusan honor Benyamin, Rano Karno biasanya menyodorkan uang jika sudah mendapat bayaran dari produser. Jika uang yang disodorkan cukup, maka Benyamin akan berkata 'kopi susu', istilah tersendiri untuk kategori bayaran pada saat itu. Namun, jika memang bayarannya kurang, Benyamin biasanya meminta agar Rano menambahkan di pembayaran selanjutnya.

"Saya orangnya belum kebal, suka kagak tahan godaan. Nanti kalau ada yang dateng bawa duit lima karung, gimana?"

Pada Minggu, 27 Agustus 1995, Benyamin Sueb memang sudah berjanji akan ikut main sepakbola di kompleks perumahannya di Cinere, Depok. Sepakbola memang sudah membuatnya tergila-gila sejak masih bocah di kampung Kemayoran.

Padahal umur Ben tak lagi muda dan dia punya kegiatan bejibun. Baru sepuluh menit bermain sepak bola di lapangan Karang Tengah, Ben sudah kehabisan “bensin”. Tiba-tiba dia roboh di tengah lapangan. Ada yang menyangka Ben hanya bercanda. Tapi, sekian lama tak bangun, ternyata kali ini benar-benar serius. Anak-anaknya segera melarikan Ben ke Rumah Sakit Puri Cinere.

“Babe memang suka main bola dan kali ini dia ikut untuk memeriahkan 17 Agustusan,” kata putranya, Biem Benyamin, dikutip tabloid Citra kala itu. Sebenarnya Ben pernah mendapat peringatan dari dokter setelah dia sempat jatuh pingsan saat bermain sepakbola bersama pelawak beberapa tahun sebelumnya. Menurut dokter, ada masalah pada jantungnya. Tapi, kata Biem, ayahnya tak pernah kembali ke dokter untuk mengecek kesehatannya. Pada serangan pertama, seniman Betawi itu bisa berkelit dari maut, tapi tidak pada kedua kalinya.

Lantaran kondisinya tak kunjung membaik, Benyamin dipindahkan ke Rumah Sakit Jantung Harapan Kita di Jakarta Barat. Kenalan dan teman-temannya terus berdatangan membesuk Ben. Kiriman bunga datang tak habis-habisnya. Bahkan ada satu kiriman spesial dari Presiden Soeharto berisi pesan untuk Ben semoga lekas sembuh dan sehat kembali.

Editor : Fotokita

Baca Lainnya

Latest