Dalam situs web Bio Farma (tautannya di sini), Novilia menceritakan perjalanan karirnya di BUMN bidang kesehatan ini.
"Saya mengawali karir di Bio Farma sejak tahun 2001, dengan latarbelakang pendidikan di bidang kedokteran. Meski berbekal ilmu medis, vaksinologi dan uji klinis tetap menjadi hal baru yang penuh tantangan dan menarik untuk dipelajari," tulis Novilia.
"Ada sebuah kebanggaan tersendiri ketika saya dan tim pernah merintis satu bagian baru bernama Evaluasi Produk yang kemudian berubah nama menjadi Uji Klinis. Bagian ini dibuat saat Bio Farma mulai meluncurkan berbagai vaksin baru, sehingga dibutuhkan satu bagian khusus yang menangani uji klinis."
Baca Juga: Makin Banyak Selebriti Positif Corona, Varian Kappa Muncul di Jakarta, Ini Gejalanya
"Seperti umumnya peneliti, saya tak boleh berhenti pada satu kajian saja. Sejak ditempatkan sebagai staf evaluasi produk hingga saat ini, di Divisi Surveilans & Uji Klinis, saya dituntut untuk terus mengembangkan pengetahuan dan skill di bidang uji klinis dan imunologi."
Banyak upaya yang ditempuh, antara lain membaca berbagai jurnal, berkontribusi dalam berbagai working group kelas dunia, training, hingga diskusi dengan para ahli di bidang imunologi, serta mengoptimalkan kesempatan menempuh pendidikan dibidang S2 dan S3 yang diberikan oleh Bio Farma.
Baca Juga: PPKM Darurat Berlaku 2 Minggu, Karyawan di Sektor Ini Masih Boleh Masuk Kantor, Simak Daftarnya

Dokter Novilia Sjafri saat melancong ke sebuah kebun. Ketua Uji Klinis Vaksin Covid-19 Sinovac dari PT Bio Farma ini meninggal dunia karena terinfeksi virus Corona.
Di tahun 2017, uji klinis di Bio Farma semakin giat mengembangkan beberapa studi vaksin. Saat ini ada 6 fokus uji klinis yang tengah diproses pada bagian uji klinis, antara lain bOPV, Td pada wanita hamil, vaksin tifoid, rotavirus, influenza quadrivalen dan MR.
"Meski harus kerja keras, saya bersyukur Bio Farma semakin banyak meluncurkan beberapa terobosan baik pada produk vaksin maupun biosmilar yang diproyeksikan harganya akan lebih terjangkau masyakarat."
Baca Juga: Pasti Banyak yang Nyesal, Mencegah Kehadiran Semut di Dapur Ternyata Ampuh dengan 6 Cara Gampang Ini
"Merintis bagian uji klinis mulai dari nol, saya juga mulai memahami pentingnya sinergi. Tak hanya di lingkungan internal perusahaan, hubungan baik dengan pihak luar pun sejatinya terbina dengan baik."