Follow Us

Punya Harta Duniawi Rp 1,5 Miliar, Orang Rimba Terpaksa Kubur Uangnya Dalam Tanah Gegara Hal Ini

Bayu Dwi Mardana Kusuma - Sabtu, 26 Juni 2021 | 13:00
Suku Anak Dalam atau Orang Rimba saat bertemu Presiden Jokowi.  Orang Rimba menguburkan uang Rp 1,5 miliar di dalam tanah hutan gegara alasan ini.
Setkab RI

Suku Anak Dalam atau Orang Rimba saat bertemu Presiden Jokowi. Orang Rimba menguburkan uang Rp 1,5 miliar di dalam tanah hutan gegara alasan ini.

Sebab mereka sudah terlepas dari hutan dan bersaing dengan masyarakat umum untuk mencari penghidupan. orang rimba telah menjadi korban perekonomian Indonesia.

Baca Juga: Fotonya Banjir Pujian, 6 Hal Sepele Ini Bikin Sofa Kulit Makin Awet dan Terawat Apik

Pada medio 1970 untuk kepentingan ekonomi kelompok transmigran, hutan orang rimba ditebang ratusan hektare. Selanjutnya, untuk perkebunan sawit dan HTI pada 1980 hutan habis dibabat.

Tutupan hutan orang rimba menyusut tajam selama dua dekade, yakni sekitar 130.308 hektare pada 1989, dan menghilang menjadi 60.483 hektare pada 2008.

“Kalau dihitung dari 1970, tentu angkanya lebih tinggi. Pada dua dekade ini, kehidupan orang rimba sangat sulit, karena mengubah kebiasaan yang awalnya ekonomi bergantung dengan hutan. Harus mencari penghidupan di luar hutan,” kata Reni.

Baca Juga: Se-Indonesia Nyesal Baru Tahu, Teh Bisa Digunakan untuk Membersihkan 5 Perabotan Rumah Ini

Anak-anak Suku Anak Dalam atau Orang Rimba bermain di sungai.  Orang Rimba menguburkan uang Rp 1,5 miliar di dalam tanah hutan gegara alasan ini.
Instagram

Anak-anak Suku Anak Dalam atau Orang Rimba bermain di sungai. Orang Rimba menguburkan uang Rp 1,5 miliar di dalam tanah hutan gegara alasan ini.

Sejak hilangnya hutan menjadi HTI dan HGU perkebunan sawit, orang rimba hanya hidup dari berburu babi, mengumpulkan brondol sawit dan pinang, mencari petai, jengkol, sampai pengumpul barang bekas.

Bahkan sebagian dari mereka menjadi pengemis di desa, kota kabupaten, kota provinsi, serta terkadang juga sampai ke provinsi di luar Jambi seperti Sumatera Barat, Riau, Sumatera Selatan. dan Bengkulu.

Aktivitas untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari orang rimba, kata Reni, kerap kali menimbulkan permasalahan dan resistensi dari pihak perusahaan HTI dan perkebunan sawit serta masyarakat desa.

Tidak jarang pihak perusahaan dan masyarakat desa menyebut orang rimba sebagai penyakit sosial.

Baca Juga: Cara Mengusir Ular dari Rumah, 3 Bahan Dapur Ini Ternyata Bisa Dipakai

Source : KOMPAS.com

Editor : Fotokita

Baca Lainnya

Latest