Fotokita.net - Bagi orang rimba hutan adalah tempat hidup yang menyediakan segala kebutuhan hidup. Bahkan, saat punya harta Rp 1,5 miliar, Orang Rimba pun menguburkan uangnya dalam tanah di hutan gegara alasan ini.
Keberadaan orang rimba sudah lebih dulu menghuni hutan pedalaman Jambi sebelum negara ini berdiri. Mereka hidup nyaman di dalam hutan secara turun-temurun. Pola tradisional ini membuat mereka merasa cukup atas jasa lingkungan yang disediakan hutan.
Sebaran orang rimba terbagi dalam dua lokasi, yakni orang rimba yang hidup di dalam kawasan hutan Taman Nasional Bukit Duabelas (TNBD), lalu mereka yang tinggal dalam konsesi hutan tanaman industri (HTI) dan hak guna usaha (HGU) perkebunan sawit.
Populasi orang rimba menurut Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2010 berjumlah 3.250 jiwa.
Namun berdasarkan survei Komunitas Konservasi Indonesia (KKI) Warung Informasi Konservasi (Warsi) pada 2015 lalu, jumlahnya 4.065 jiwa.
Populasi orang rimba lebih dari 60 persen berada di wilayah konsesi HTI dan HGU perkebunan sawit yaitu 2.199 jiwa, kemudian di dalam kawasan Taman Nasional Bukit Duabelas (TNBD) sebesar 1.866 jiwa.
“Orang rimba yang di luar hutan tidak memiliki persediaan pangan lokal seperti gadung, benor,dan ubi. Tetapi makan mi, beras, dan roti. Ini yang membuat mereka kelaparan apabila tidak memiliki penghasilan. Mereka sangat bergantung pada uang,” ujar Manajer Komunikasi KKI Warsi, Sukma Reni.
Pada awal 2015 lalu, ada 11 orang rimba yang mati karena kelaparan. Sebab mereka tinggal di perkebunan perusahaan.
Di sana tidak tersedia makanan, seperti gadung, benor,dan umbi-umbian. Secara ekonomi, orang rimba yang berada di luar hutan sangat rentan dan membutuhkan penguatan ekonomi dari pemerintah dan industri keuangan.