Follow Us

Sambil Merinding, Jenderal TNI AL Ini Kisahkan Pengalaman Mengerikan di KRI Nanggala-402: Alhamdulillah Saat Itu

Bayu Dwi Mardana Kusuma - Kamis, 29 April 2021 | 16:14
KRI Nanggala-402
Instagram

KRI Nanggala-402

Fotokita.net - Duka mendalam masih dirasakan atas gugurnya 53 awak KRI Nanggala-402 usai bukti otentik menunjukkan kapal selam andalan TNI AL itu tenggelam di dasar perairan sebelah utara Bali pada Minggu (25/4/2021).

Setelah hilang kontak pada Rabu (21/4/2021), status KRI Nanggala-402 dinyatakan subsunk (tenggelam) oleh Panglima TNI Hadi Tjahjanto Sabtu (24/4/2021). Status ini dirilis usai menerima bukti otentik yang dihasilkan dari tim pencari.

Ketika itu, Laksamana Yudo Margono menduga KRI Nanggala-402 tidak mengalami blackout atau mati listrik saat dinyatakan hilang kontak hingga tenggelam di laut utara Bali.

Baca Juga: KSAL Akui Kesulitan Evakuasi dari Kedalaman 850 Meter, Pentagon Siap Kirim Alat Canggihnya untuk Angkat KRI Nanggala-402 dari Dasar Laut

Menurut Yudo Margono, visual terakhir yang dilihat tim penjejak Komando Pasukan Katak (Kopaska), lampu kapal dalam keadaan menyala saat masuk ke dalam air.

Bahkan, isyarat perang tempur dan menyelam masih terdengar dari kapal penjejak yang berada sekitar 50 meter dari KRI Nanggala-402.

Dengan adanya isyarat tempur dan lampu yang masih menyala itu, Yudo menduga KRI Nanggala-402 tidak mengalami blackout.

Baca Juga: KRI Nanggala-402 Tenggelam, Tangis Istri Serda Guntur Teknisi Senior Kapal Selam Pecah: Suami Saya Sebenarnya Sempat Tak Ingin Berangkat

"Lampu hidup, bahkan isyarat perang tempur dan perang menyelam masih terdengar kapal penjejak yang berjarak 50 meter. Dari itu saya menduga kapal tak blackout," kata Yudo Margono di Base Ops Lanud I Gusti Ngurah Rai, Bali, Sabtu (24/4/2021).

Yudo menegaskan, jumlah cadangan oksigen di KRI Nanggala-402 masih belum pasti.

Sebab, ada dua kondisi yang menentukan jumlah pasokan oksigen kapal selam itu.

Baca Juga: Nasi Sudah Jadi Bubur, Anak Balitanya Larang Sang Ayah Pergi Tugas di KRI Nanggala-402, Istri Lettu Imam Adi Kini Nyesal Tak Cepat Lakukan Ini: Maafin Mama Ya Pa

Kondisi pertama, cadangan oksigen hanya bertahan 72 jam jika kapal dalam kondisi blackout.

Namun, ketika kelistrikan kapal selam menyala, cadangan oksigen bisa bertahan hingga lima hari.

"Ketika masih ada kelistrikan ini bisa sampai lima hari, dan kita tak bisa menentukan apakah kemarin blackout atau tidak," katanya.

Baca Juga: Dulu Kedatangannya Ditolak Mentah-mentah Jokowi, Pesawat Mata-mata Amerika P-8 Poseidon Kini Turun Tangan Cari KRI Nanggala-402, Kehebatannya BIkin Takut China

Bagian kapal selam KRI Nanggala-402.
Lambok E.M. Hutabarat

Bagian kapal selam KRI Nanggala-402.

Menurutnya, kapal selam itu mengalami keretakan setelah dinyatakan hilang kontak di perairan utara Bali.

"Dengan ditemukannya peralatan yang sudah keluar ini, terjadi keretakan. Memang terjadi tekanan kedalaman yang dalamnya sampai 700-800 meter, ini tentunya terjadi keretakan terhadap kapal selam tersebut," katanya.

Dengan adanya keretakan ini ada kemungkinan air akan masuk ke badan kapal. Meski demikian ada juga kemungkinan bagian-bagian kapal yang tidak bisa dimasuki air.

Baca Juga: Harapan Pencarian KRI Nanggala-402 Muncul Lewat Tanda Ini, AL Amerika Ternyata Sukses Selamatkan Kapal Selam Rusia Saat Sang Lawan Sudah Putus Asa Mencari

"Kemungkinan-kemungkinan air masuk ada. Tapi ada kemungkinan juga bagian kabin-kabin yang air yang tidak masuk," kata dia.

Yudo menjelaskan hal itu terjadi karena badan kapal selam memiliki sejumlah sekat. Kemudian ada ruangan yang dibagi seperti kompartemen.

Jika awak sempat menutup pintu kedap saat keretakan terjadi, air tetap tidak bisa masuk.

Baca Juga: Resmi, Barang-barang KRI Nanggala-402 Ditemukan, Kapal Selam TNI AL Dinyatakan Tenggelam, Ini Daftar Temuan yang Jadi Bukti Otentik

Bagian salah satu jalan masuk kapal selam KRI Nanggala-402.
Lambok E.M. Hutabarat

Bagian salah satu jalan masuk kapal selam KRI Nanggala-402.

Rupanya, sebelum tenggelam di perairan Bali, KRI Nanggala-402 sudah pernah mengalami situasi blackout. "10 detik turun 90 meter, saya merinding ..." kata Laksamana Muda Iwan Isnurwanto.

Kejadian itu dialami sendiri oleh Komandan Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut (Seskoal) Laksamana Muda Iwan Isnurwanto.

Dalam konferensi pers yang digelar pada Selasa 27 April 2021, Iwan menceritakan sendiri pengalaman mencekam yang ia alami.

Baca Juga: Merinding Lihat Video Anak Balita Lettu Imam Adi, Mbah Mijan Ungkap Hal Mengejutkan Usai 53 Awak KRI Nanggala-402 Dinyatakan Gugur Hingga Memohon Dilakukan Tindakan Ini

"Saya waktu mengawaki Nanggala pun pernah mengalami hal yang serupa namanya blackout," kata Iwan dikutip dari artikel Kompas.com.

Ketika itu Iwan tengah beristirahat di tempat tidur tingkat tiga.

Kapal tiba-tiba miring dan merosot ke kedalaman laut dengan begitu cepat.

Iwan yang sedang bersantai sontak bangkit dari tempat tidurnya.

Baca Juga: Harga KRI Alugoro-405 Jadi Sorotan, Ini Penampakan Kapal Selam Buatan PT PAL Indonesia yang Kualitasnya Bikin Kecewa Komandan KRI Nanggala-402

Bagian kapal selam KRI Nanggala-402.
Lambok E.M. Hutabarat

Bagian kapal selam KRI Nanggala-402.

"Posisinya adalah yang belakang ini langsung turun sampai (kemiringan) 45 derajat bisa lebih, langsung (turun) begini, tidak sampai dengan 10 detik itu (turun) sampai dengan 90 meter," kata Iwan.

Kondisi miring itu ditambah dengan gelap gulita di seluruh bagian kapan, hanya tersisa lampu darurat yang masih menyala.

Baca Juga: Dikenal Sosok Irit Bicara, Komandan KRI Nanggala-402 Letkol Heri Oktavian Tertawa Saat Diejek Begini: Sekolah Melulu, Nggak Pinter-pinter Lo!

Iwan menuturkan, saat itu komandan kapal memerintahkan awak untuk bergerak menuju haluan kapal atau bagian depan kapal dengan merangkak karena kapal telah miring 45 derajat.

"Jadi lorong itu kita merangkak, mohon maaf ini saya merinding semua karena saya pernah mengalaminya, merangkak megang itu pintu-pintu itu sampai ke depan," ujar Iwan.

Namun beruntung masalah yang menyebabkan blackout dapat segera teratasi.

Kepala kamar mesin (KKM) yang saat itu bertugas menghembuskan tangki pemberat pokok dan tangki tahan tekan sehingga kapal selam bergerak naik.

Baca Juga: Komandan KRI Nanggala-402 Curhat Rencana Pembelian Kapal Selam Bekas, Kapal Perang TNI AL Ini Tenggelam Saat Bertugas, Ternyata Barang Bekas Dibeli dengan Harga Selangit

Kapal selam KRI Nanggala-402 buatan tahun 1977 saat latihan Pratugas Satgas Operasi Pengamanan Perbatasan (Pamtas) Maphilindo 2017 di Laut Jawa, Jumat (20/1/2017).
ANTARA FOTO/Syaiful Arif via Kompas.com

Kapal selam KRI Nanggala-402 buatan tahun 1977 saat latihan Pratugas Satgas Operasi Pengamanan Perbatasan (Pamtas) Maphilindo 2017 di Laut Jawa, Jumat (20/1/2017).

Iwan mengatakan, kapal selam saat itu mengalami blackout karena ada salah satu sekring (fuse) yang terputus.

"Apa masalahnya? Ada satu fuse yang putus, padahal kita enggak tahu fuse itu di mana.

Tapi karena kecanggihan KKM pada saat itu, langsung bisa ketahuan langsung bisa diperbaiki.

Alhamdulillah saat itu," kata Iwan.

Baca Juga: Matanya Terpejam Saat Disumpah di Bawah Alquran, Komandan KRI Nanggala-402 Blak-blakan Kecewa Pada Kualitas Kapal Selam Buatan PT PAL Hingga Berpesan Begini: Beritakan yang Sebenarnya

Sayang, 53 awak kapal yang berlayar dengan KRI Nanggala baru-baru ini tak seberuntung Iwan.

Hingga kini, tim SAR masih terus berusaha untuk mengangkat bangkai kapal ke permukaan.

Rencananya, 53 jenazah personel KRI Nanggala-402 akan dievakuasi ke Surabaya, Jawa Timur.

Baca Juga: KRI Nanggala-402 Tenggelam di Dasar Lautan, Istilah On Eternal Patrol Jadi Viral, Ternyata Ini Artinya

Foto yang diklaim awak Nanggala 402 saat sedang salat berjamaan di atas geladang kapal. Kapal selam tersebut kini sudah 3 hari hilang kontak, diduga karena black out.
Whatsapp

Foto yang diklaim awak Nanggala 402 saat sedang salat berjamaan di atas geladang kapal. Kapal selam tersebut kini sudah 3 hari hilang kontak, diduga karena black out.

Sementara itu, Kementerian Pertahanan Amerika Serikat (AS) turut serta dalam membantu pencarian kapal selam KRI Nanggala-402 milik TNI Angkatan Laut (AL) yang hingga kini masih belum ditemukan.

Juru Bicara Pentagon John F. Kirby mengatakan, jika nantinya kapal sudah ditemukan pihaknya menyerahkan kepada Indonesia bagaimana kelanjutannya.

Baca Juga: Sudah Kantongi Bukti Video Pungli, Bobby Nasution Ogah Ladeni Debat Lurah Sidorame Timur Hingga Langsung Pecat Anak Buahnya: Telepon BKD, Suruh Ganti Bapak Ini

Namun demikian, menurutnya mengangkat sesuatu dari dalam laut adalah sesuatu yang berbahaya.

"Sekarang kita membantu menemukan. Objek di bawah berbahaya dan banyak faktor. Sekarang kita bantu menemukan, itu yang kita kerjakan," paparnya melalui keterangan kepada wartawan, Jumat (23/04/2021), seperti dikutip dari situs Departemen Pertahanan AS.

Beberapa faktor yang menjadi pertimbangan dalam pengangkatan adalah kedalaman dan arus. Oleh karena itu, banyak hal yang mesti menjadi perhatian.

Baca Juga: Tujuan Warga India Kabur ke Indonesia Bikin Geram, Ini Penyebab Ledakan Kasus Corona di Negeri Bollywood Hingga Disebut Tsunami Covid-19

P-8 Poseidon
Defense World

P-8 Poseidon

"Kami memiliki beberapa kemampuan untuk membantu dalam hal itu," ujarnya.

Lebih lanjut dia menyampaikan, apapun akan diupayakan untuk bisa membantu Indonesia dalam menemukan kapal tersebut.

Apa yang diminta oleh pemerintah Indonesia, menurutnya pihaknya akan mengupayakannya.

"Kami ingin membantu mereka menemukan kapal selam dan kami ingin melakukan apa pun yang kami bisa," tegasnya.

Baca Juga: Wali Kota Cilegon Ancam Seret Raffi Ahmad ke Meja Hijau, Suami Nagita Slavina Diam-diam Sedang Jalani Gugatan di Pengadilan Negeri Depok, Ini Kasusnya

Pentagon telah memberikan bantuan melalui pengiriman aset-aset udara, termasuk pesawat patroli maritim P-8 Poseidon Angkatan Laut.

Menurutnya, Menteri Pertahanan AS Lloyd J. Austin III sudah berbicara dengan Menteri Pertahanan Indonesia Prabowo Subianto untuk memastikan bahwa dia tahu bila pesawat itu akan datang dan juga untuk menawarkan dukungan atau bantuan tambahan yang mungkin diperlukan.

"Indonesia adalah teman baik dan mitra strategis. Kami semua sangat sedih melihat laporan tentang kapal selam mereka," pungkasnya.

Baca Juga: Imigrasi Tak Bisa Larang Kedatangan Meski Bawa Virus Corona, 117 WN India Nekat Masuk Indonesia Demi Kepentingan Ini

(*)

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya

Latest