Follow Us

44 Tahun Keruk Uang dari TMII, Segini Modal Awal Tien Soeharto Dirikan Yayasan Harapan Kita Hingga Punya Aset Triliunan Rupiah

Bayu Dwi Mardana Kusuma - Rabu, 07 April 2021 | 17:15
Tien Soeharto dan Soeharto
Kolase Tribun Jabar/Kompas.com

Tien Soeharto dan Soeharto

Fotokita.net - 44 tahun keruk uang dari TMII, segini modal awal Tien Soeharto dirikan Yayasan Harapan Kita hingga punya aset triliunan rupiah.

Kini pemerintah mengambil alih hak pengelolaan Taman Mini Indonesia Indah (TMII) dari Yayasan Harapan Kita berdasarkan Perpres Nomor 19 Tahun 2021.

Menteri Sekretaris Negara Pratikno mengungkapkan, terbitnya Perpres ini dilatarbelakangi masukan banyak pihak soal TMII.

Salah satunya rekomendasi dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

Baca Juga: Marah Hartanya Dirampas Sri Mulyani, Kini Pangeran Cendana Gugat Pemerintah Rp 56 Miliar Karena Masalah Ini

Pratikno menjelaskan, sebelumnya dasar hukum soal TMII merujuk kepada Keppres Nomor 51 Tahun 1977.

"Menurut Keppres itu, TMII merupakan milik negara Republik Indonesia yang tercatat di Kemensetneg yang pengelolaannya diberikan kepada Yayasan Harapan Kita," ungkap Pratikno.

"Sudah hampir 44 tahun Yayasan Harapan Kita mengelola milik negara ini," lanjutnya.

Baca Juga: Lama Sebelum Tagih Utang Bambang Trihatmodjo, Menkeu Sri Mulyani Sukses Rebut Rp 1,2 Triliun Harta Anak Kesayangan Pak Harto, Begini Kisah Pertarungannya

Pratikno menyebut, negara memiliki kewajiban melakukan penataan TMII guna memberikan manfaat seluas-luasnya kepada masyarakat.

Selain itu agar TMII nantinya dapat berkontribusi kepada keuangan negara.

Pratikno menambahkan, dengan adanya Perpres Nomor 19 Tahun 2021 ini, maka berakhir pula pengelolaan TMII yang selama ini dilakukan oleh Yayasan Harapan Kita

Baca Juga: Anak-anak Cendana Gigit Jari Lagi, Harta Putra Bungsu Soeharto Rp 1,2 Triliun Dirampas Negara, Kini Sri Mulyani Cekal Bambang Trihatmodjo Karena Kasus Ini

Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg) akan mengambilalih pengelolaan dan pemanfaatan aset Taman Mini Indonesia Indah (TMII) senilai kurang lebih Rp 20 triliun dari pengelola sebelumnya, Yayasan Harapan Kita.

Menteri Sekretaris Negara Pratikno mengatakan, pengambilalihan pengelolaan dan pemanfaatan aset TMII salah di antaranya direkomendasikan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

Pernyataan itu disampaikan Pratikno di Kompleks Istana Kepresidenan, Rabu (7/4/2021).

“Jadi atas dasar itu, perlu kami sampaikan bahwa Taman Mini Indonesia Indah itu menurut Keppres Nomor 51 tahun 1977, itu milik negara Republik Indonesia, tercatat di Kementerian Sekretariat Negara yang pengelolaannya diberikan kepada Yayasan Harapan Kita,” kata Pratikno.

Baca Juga: Lolos dari Ramalan Buruk Mama Lauren, Kini Pangeran Cendana Malah Tersangkut Kasus dengan Menteri Jokowi Hingga Dicekal Keluar Negeri

Pratikno mengatakan, Yayasan Harapan Kita sudah hampir 44 tahun mengelola aset milik negara.

Kemensetneg, sambungnya, berkewajiban untuk melakukan penataan berikan manfaat seluas-luasnya untuk masyarakat dan memberikan kontribusi keuangan untuk negara.

“Jadi atas pertimbangan tersebut, Presiden telah menerbitkan Peraturan Presiden nomor 19 tahun 2021 tentang Taman Mini Indonesia Indah,” ujarnya.

Baca Juga: Mendadak Digugat Suami Mayangsari, Tangan Kanan Menteri Sri Mulyani Malah Komentar Begini: Mau Ngapain Ya Keluar Negeri?

Lebih lanjut, Pratikno menuturkan selama pemindahan pengelolaan TMII akan dibentuk tim transisi sebelum dikelola oleh mitra.

Untuk itu, Pratikno mengimbau semua staf atau pekerja di TMII tetap bekerja seperti biasa.

“Mereka akan secara otomatis bekerja berlanjut dalam pengelolaan tim transisi dan nanti dalam waktu 3 bulan pengelola yang ada sekarang ini harus memberikan laporan pengelolaan kepada tim transisi, dan kemudian pengelolaan selanjutnya akan dibahas oleh tim transisi,” ujarnya.

Baca Juga: Kisah Cinta Terlarangnya Jadi Sorotan, Ternyata Pangeran Cendana Ini Dilarang Sri Mulyani Pergi Keluar Negeri, Ada Perkara Apa?

Area sekitar Teater Imax Keong Emas, Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur, dipadati pengunjung
Editor

Area sekitar Teater Imax Keong Emas, Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur, dipadati pengunjung

Mensesneg memastikan, ke depan aset TMII yang begitu luas dan selama ini didukung banyak Kementerian, Pemda, BUMN akan dikelola lebih baik.

Dengan harapan bisa memberikan manfaat sebesar-besarnya untuk masyarakat dan kontribusi bagi negara.

“Terutama sekali adalah kontribusi keuangan. Jadi ini kami akan tetap berkomitmen bahwa kawasan ini menjadi pelestarian dan pengembangan budaya bangsa, sarana edukasi yang bermatra budaya nusantara sebagaimana ya selama ini sudah dijalankan tapi perlu dioptimalkan,” ujarnya.

Baca Juga: Ditunjuk Bapaknya Buat Gelar Acara Bergengsi Ini, Kini Bambang Trihatmodjo Ditagih Jokowi Kembalikan Uang Negara, Begini Fakta Sebenarnya

Tak hanya itu, Pratikno juga berharap TMII bisa menjadi tempat yang berstandar internasional dan menjadi jendela Indonesia di mata dunia.

“Kami juga berpikiran untuk menggunakan fasilitas yang ada menjadi pusat inovasi para generasi muda di era revolusi industri 4.0 sekarang ini, nanti kita menjadi sentral untuk pendorong inovasi, kerja sama dari para creator, inovator muda Indonesia,” jelasnya.

Sementara itu, putri sulung Presiden ke-2 RI Soeharto dan Ibu Tien Soeharto Siti Hardiyanti Rukmana membuka sejarah pendirian Yayasan Harapan Kita.

Pada 23 Agustus 2019 Yayasan Harapan Kita merayakan hari jadinya ke-51. Pada hari yang sama, Yayasan Dana Gotong Royong Kemanusiaan juga merayakan milad ke-33.

Baca Juga: Pantas Mayangsari Mau Dinikahi Tanpa Restu Ibu Tien Soeharto, Ternyata Deretan Bisnis Anak Cendana Tak Habis Buat 7 Turunan, Ada Nama Mertua Syahrini

Taman Mini Indonesia Indah.
Lutfi Fauziah

Taman Mini Indonesia Indah.

Ketua Umum Yayasan Harapan Kita (YHK) & Yayasan Dana Gotong Royong Kemanusiaan (YDGRK), Hj. Siti Hardiyanti Rukmana mengatakan 51 tahun lalu, almarhumah ibu Tien mendirikan Yayasan Harapan Kita (YHK).

"Di hari ini pula, 33 tahun lalu, beliau mendirikan Yayasan Dana Gotong Royong Kemanusiaan (YDGRK). Tekad beliau tegas, jangan pernah kita dikalahkan oleh penderitaan tanpa berupaya melawannya sekuat tenaga," ungkap Siti Hardiyanti Rukmana kepada wartawan di Gedung Granadi, Kuningan Jakarta Selatan.

Dengan modal awal Rp. 100.000,00 (seratus ribu rupiah) pada masa itu, yang disisihkan ibu Tien dan ibu Siti Zaleha Ibnu Sutowo, dari kas rumah tangga, mereka menggerakkan Yayasan Harapan Kita.

Baca Juga: Lolos dari Ancaman Penjara Paling Bengis di Dunia, Ustaz Kondang yang Baru Hirup Udara Bebas Ini Mendadak Didatangi Petinggi TNI, Ada Apa?

Setelah 51 tahun, kita bisa menyaksikan sendiri perkembangan yang terjadi atas dedikasi mereka.

Tidak hanya mengenai yayasan ini telah berhasil membangun sekian banyak rumah sakit, seperti, Rumah Sakit Anak dan Bersalin Harapan Kita, Rumah Sakit Jantung Harapan Kita, dan sebagainya. Juga bukan karena yayasan sukses membangun berbagai sarana kebudayaan, pendidikan hingga kesehatan seperti Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Perpustakaan Nasional, hingga Taman Anggrek Indonesia Permai.

Namun masyarakat saat ini menjadi saksi bagaimana Yayasan Harapan Kita (YHK) berhasil mengurangi ketergantungan warga Indonesia berobat ke luar negeri.

Baca Juga: Disumpah dengan Alkitab Warisan Keluarga, Joe Biden Langsung Ajukan Tuntutan Pada Warga Muslim Indonesia Karena Peristiwa Besar Ini

Unggahan Tutut Soeharto
instagram.com/tututsoeharto

Unggahan Tutut Soeharto

Yayasan Harapan Kita bertekad kuat sebagaimana keinginan ibu Tien sebagai pendirinya membela kesehatan rakyatnya.

“Sejak awal berdirinya, Yayasan Harapan Kita menegaskan bahwa bagi yang ekonominya tidak mampu, meskipun mengalami gangguan jantung, tetap harus diselamatkan dengan mekanisme cross subsidi," papar siti Hardiyanti Rukmana.

Sementara Yayasan Dana Gotong Royong Kemanusiaan (YDGRK) dalam rentang waktu 33 tahunnya telah menunjukkan berbagai pengabdian kepada warga negara yang terkena bencana. Lembaga ini selalu hadir di mana rakyat menderita karena bencana.

Baca Juga: Suami Mayangsari Bisa Bangkut Mendadak, Dituntut Ganti Rugi Rp 584 Miliar ke Perusahaan Singapura, Pundi-pundi Uang Keluarga Cendana Kini Dirampas Negara

Tak hanya sekali. Pada bencana yang baru saja terjadi, yakni tsunami di pesisir Banten dan Lampung, akhir tahun 2018 hingga awal 2019 lalu, Mbak Tutut langsung terlibat.

Sedikitnya dalam dua kali kedatangan, timnya hadir di lokasi bukan hanya memberi bantuan, tapi juga memberi harapan sekaligus menegaskan masih kuatnya tali persaudaraan sebagai anak bangsa.

“Lebih jauh lagi, sebagai sesama manusia, makhluk Allah yang diikat dengan rachmaan dan rachiim-Nya," urai Siti Hardiyanti.

Baca Juga: Terkuak, Dilaporkan Model Cantik Karena Telantarkan Anak Hasil Nikah Siri, Profesor Unpad yang Juga Bos BUMN Buka Suara

Selama 33 tahun berkiprah, Yayasan Dana Gotong Royong Kemanusiaan (YDGRK) diungkapkan Siti Hardiyanti telah menyalurkan bantuan sekitar Rp. 64 Miliar.

Semua untuk korban bencana, meliputi korban bencana banjir, tanah longsor, banjir bandang, tsunami, gunung meletus dan bencana sejenisnya.

Selama itu, yayasan juga telah menyalurkan bantuan di 1.099 lokasi bencana, pada 899 kejadian bencana di 34 Provinsi di Indonesia.

Baca Juga: Sukses Lepaskan Mertua Nia Ramadhani dari Jeratan Utang, Kini Pengusaha Batu Bara yang Jadi Partner Bisnis Suami Pertama Jennifer Jill Dicokok KPK, Begini Kronologinya

"Semua itu kami lakukan melalui kerja sama luar biasa dengan semua pihak. Semua yang percaya bahwa kehidupan yang lebih baik, yang lebih sejahtera itu bisa kita raih bersama melalui tolong-menolong di antara kita. Subhanallahu," jelas Siti Hardiyanti.

Berbagai sumbangsih kedua yayasan ini pada gilirannya diharapkannya turut memberi kontribusi bagi kemajuan bangsa dan Negara Indonesia.

"Kami percaya, tak ada yang sempurna. Demikian pula dengan berbagai upaya yang telah kami lakukan. Namun di dalam kenaifan ini setidaknya Allah SWT Yang Maha Tahu, apa yang menjadi nawaitu dan bersemayam di dalam lubuk hati kami terdalam. Semoga Allah SWT melimpahkan taufiq dan hidayahnya kepada kita semua, amiin ya robbal’alamiin," tutur Siti Hardiyanti yang akrab disapa Mbak Tutut itu.

Baca Juga: Pantas Tukang Bakso Polesan Raffi Ahmad Dicap Songong, Suami Nagita Slavina Beri Contoh Ini Saat Andre Taulany Main ke Rumahnya: Mohon Maaf Kita Sudah Beda Kelas

Eksistensi Yayasan Harapan Kita dalam misi sosial kemanusian telah banyak dirasakan oleh masyarakat melalui berbagai macam usaha, termasuk pendirian Rumah Sakit Anak dan Bersalin (RSAB) Harapan Kita.

Kehadiran RSAB ini merupakan respon ibu Tien karena angka kematian bayi dan ibu yang melahirkan sanga tinggi.

Beliau ingin rumah sakit ini berperan besar membantu tumbuh kembang anak-anak hebat harapan bangsa dan menjadi pionir penggunaan teknologi kedokteran terbaru. Puncak kiprah Rumah Sakit Harapan Kita, bisa dilihat pada Mei 1988.

Ketika itu pihak rumah sakit menangani kelahiran “Bayi Tabung” pertama di Indonesia, yang karena sukacitanya, oleh Ibu Tien Bayi Tabung itu diberi nama Nugroho Karyanto. Disusul bayi tabung kembar tiga yang juga diberi nama Melati, Suci, dan Lestari.

Baca Juga: Ditanya Langsung Isu Selingkuhi Menantu Sendiri, Hotma Sitompul Marah Besar Hingga Ancam Lakukan Ini: Bams Itu Jahat!

Kemudian YHK juga mendorong pembangunan RS Jantung Harapan Kita. Lewat tangan dinginnya ibu negara Tien Soeharto, rumah sakit ini menjadi yang pertama melakukan bedah jantung terbuka di Indonesia dan operasi jantung berteknologi tinggi lainnya.

”Harus ada subsidi silang, di mana mereka yang kaya raya harus membantu yang mereka yang miskin dan lemah, tapi mengalami penyakit yang sama seperti mereka yang kaya raya,” tandas Ibu Tien, seperti yang dituturkan oleh putri sulungnya, Mbak Tutut.

Baca Juga: Keukeuh Minta Kasusnya Dihentikan, Habib Rizieq Beri Bukti Sudah Bayar Denda Rp 50 Juta, Jawaban Hakim Jadi Sorotan

Amir Hani adalah saksi dan menjadi pasien pertama operasi jantung RS Jantung Harapan Kita pada tahun 1985.

Kala itu, usianya baru beranjak 7 tahun ketika terdiagnosa Ventrikel Septa Defect atau kelainan dinding pemisah ruangan pada jantung.

Pada tahun tersebut fasilitas seperti CT Scan dan ekokardiografi (EKG) belum ada sehingga ketika di bedah, tim dokter menemukan bahwa Amir ternyata mengidap Anomalus Pulmonary Venous Dranaige atau kelainan vena yang membawa aliran darah menuju jantung.

Baca Juga: Pilu! Pamit Berangkat Latihan, Pesilat Cilik Ini Pulang Tinggal Jenazah, Sang Kakak Menangis Histeris di Atas Pusara: Adikku

Disampaikan Kepala Sub Bagian Humas RS Jantung Harapan Kita, Rusman Basir, pada tahun tersebut fasilitas seperti CT Scan dan ekokardiografi (EKG) belum ada sehingga ketika di bedah, tim dokter menemukan bahwa Amir ternyata mengidap Anomalus Pulmonary Venous Dranaige atau kelainan vena yang membawa aliran darah menuju jantung.

”Zaman dulu kan diagnosanya tidak se-advance sekarang untuk mengetahui apakah dia sakitnya di mana. Yang pasti sih awalnya dadanya menonjol dan bentuknya aneh. Makanya diagnosa dikira VSD. Karena penyakit jantung itu luas apakah di katup, dinding, kebocoran, jenisnya ada banyak," ujarnya.

Baca Juga: Habis Manis Sepah Dibuang, Begini Cara Era Setyowati Kenalan dengan Prof M Diduga Bos BUMN Infrastruktur yang Mendadak Ogah Nafkahi Darah Dagingnya Sendiri

Operasi pada Amir dilakukan karena saat itu terdapat kelainan bentuk pada dadanya. Pemeriksaan awal memang menunjukkan bahwa ia mengidap penyakit jantung bawaan.

"Jadi dari kecil dia sudah mengalami sakit jantung," sebut staff Humas RS Jantung Harapan Kita, Mariana Hutapea. Bungsu dari pasangan H Amsyor dan Ny Ramlah saat ini telah sehat dan menjadi saksi operasi pembedahan jantung pertama di RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita. Tonjolan di dadanya telah hilang dan bentuk dadanya sudah kembali normal.

(*)

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya

Latest