Kerajaan Singasari mencapai puncak kebesarannya pada zaman pemerintahan Kartanegara.
Tetapi pada akhir pemerintahannya timbul pemberontakan dari Kediri di bawah pimpinan Jayakatwang yang merasa berhak atas tahta kerajaan.
Pemberontakan itu meletus pada tahun 1292. Pertempuran terjadi sepanjang sungai Brantas. Pasukan Kartanegara dipimpin oleh Wijaya dan Ardaraja.
Baca Juga: Foto-foto Lomba Dayung Kemerdekaan Ini Buktikan Kali Ciliwung di Tengah Kota Bersih dari Sampah!
Pada mulanya laskar pemberontak terpukul mundur. Tetapi akhirnya Ardaraja dan anak buahnya terpaksa lari tunggang langgang, ketika tiba-tiba dilihat pasukan Jayakatwang mengibarkan panji-panji Merah-Putih.

Tim ISSEMU mengibarkan bendera Merah Putih di puncak Denali, puncak tertinggi di Amerika Utara, pada
Kejadian itu diabadikan dalam suatu prasasti logam yang kemudian didapatkan di gunung Butak di sebelah Selatan kota Surabaya.
Prasasti yang bertuliskan huruf Kawi itu antara lain berbunyi, “… seketika itu juga maka Sri Baginda bertempur dengan segala tentaranya dan musuh pun lari lagi setelah mengalami kekalahan besar dan rupa-rupanya semuanya berlari tunggang langgang untuk selama-lamanya.
Tetapi dalam keadaan yang sedemikian itu, tampaklah dari pihak Timur Hanyiru bendera Merah Putih kepunyaan musuh berkibar melambai-lambai dan pada ketika itu juga Sang Ardaraja lalu meninggalkan perjuangan berlaku hina dan lari menuju Kapulungan dengan tak keruan.”

Khaerul Amri, Ali Ataya, dan Nur Wahyu Widayatno dari KMPA Eka Citra mengibarkan bendera Merah Putih
Itulah untuk pertama kalinya Merah-Putih berkibar di medan pertempuran sebagai panji-panji pasukan yang menang perang.
Menurut sejarah bendera Arupalaka raja Bone dari Sulawesi Selatan namanya Samparaja E.