Follow Us

Foto-foto Bukti Gelombang Panas Makin Parah, Dari Satwa Mati Hingga Aspal Meleleh. Semua Itu Terjadi Karena Ulah Manusia Sendiri!

Bayu Dwi Mardana Kusuma - Sabtu, 27 Juli 2019 | 09:56
keadaan di India, fatamorgana tercipta saking panasnya cuaca
The Independent

keadaan di India, fatamorgana tercipta saking panasnya cuaca

Teks oleh Ahmad Arif, wartawan Kompas.id

Fotokita.net - Hari-hari ini Eropa juga dilanda gelombang panas dengan suhu udara di banyak negara memecahkan rekor tertinggi. Contohnya, Belgia, Jerman, dan Belanda mengalami rekor suhu nasional tertinggi dengan rata-rata di atas 40 derajat celsius. Kota Paris di Prancis pun mengalami rekor terpanas 42,6 derajat celsius, yang merupakan suhu tertinggi sejak dilakukan pencatatan pada tahun 1630.

Gelombang panas pada bulan Juli ini mengikuti kejadian serupa pada Juni, yang sebelumnya juga mencatat rekor suhu baru di Eropa dengan suhu rata-rata dua derajat Celcius di atas normal. Juni juga merupakan bulan Juni terpanas di dunia.

Baca Juga: Dari Aceh Foto-foto Buktikan Tindakan Keji Terhadap Burung Langka Ini Sudah Sejak Lama!

Gelombang panas di Eropa.
Andreas Solaro/AFP

Gelombang panas di Eropa.

Laporan studi para ilmuwan dari World Weather Attribution tentang kontribusi manusia terhadap gelombang panas Juni 2019 menyimpulkan, “Setiap gelombang panas yang terjadi di Eropa saat ini lebih intens akibat perubahan iklim yang disebabkan manusia.”

Studi ini juga menyebut, gelombang panas yang intens terjadi saat ini setidaknya 10 kali lebih sering dari pada seabad lalu. Gelombang panas diperkirakan terjadi tiap tahun jika suhu global naik 2 derajat celsius di atas suhu era pra-industri atau sebelum 1600-an. Jika pemanasan global 1,5 derajat celsius, peristiwa itu diperkirakan bakal terjadi tiap dua dari tiga tahun.

Baca Juga: Pipa Minyak Pertamina Bocor di Pesisir Pantai Karawang, Tambak Warga Terancam. Foto-foto Ini Beri Ceritanya

Sungai Elbe yang mengering akibat gelombang panas.
Tobias Schwarz/AFP/Getty Images

Sungai Elbe yang mengering akibat gelombang panas.

Dengan ekstremitas iklim yang meningkat ini, seharunya tak ada alasan bagi semua negara untuk memenuhi komitmen penurunan emisi karbon. Itu bisa dimulai dalam skala individu dengan pola hidup rendah emisi karbon, mulai dari menghemat energi hingga memilih menggunakan transportasi umum.

Pada bulan Juli ini, jagat media ramai memberitakan 50 tahun peringatan pendaratan manusia di Bulan. Pada bulan yang sama, 10 tahun setelah pendaratan itu, untuk pertamakali dilaporkan bahwa masa depan kehidupan di Bumi menghadapi ancaman serius akibat lonjakan emisi gas rumah kaca yang dapat memicu pemanasan global.

Source : kompas.id

Editor : Fotokita

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular