Dia belum dapat memastikan motif ancaman pembunuhan terhadap Brigadir J dari skuad lama. Dia meminta kasus ini diungkap terang.
"Alasannya (Brigadir J mau dihabisi) itu, 'kalau sampai naik ke atas, kita habisi, kita bunuh dia'. Inilah yang sama minta ke jenderal itu, 'tolong pak, dicari tahu, apa ini maksud naik ke atas ini?'.
Apakah naik tangga? Apakah ada isu yang sedang merebak ataukah ini almarhum justru whistleblower sehingga dia kalau naik ke atas itu menjadi dia akan dibunuh? Itulah yang perlu digali," papar Kamaruddin panjang lebar.
Kamaruddin juga menerangkan, isi perbincangan Brigadir J dengan sang kekasih saat sehari sebelum tewas. Brigadir J meminta maaf hingga meminta sang pacar mencari pria lain.
"Ceritanya, bahwa si almarhum ini sudah pamitan untuk pergi selamanya. 'Saya barangkali tidak sempat untuk memohon maaf atas perbuatan yang salah'. Dia memohon dimaafkan. Kemudian dia izin pergi, kemudian dia meminta supaya mencarikan pria lain sebagai pengganti," terang Kamaruddin dengan lugas.
Kamaruddin mengatakan, saat itu Vera tak sepenuhnya percaya pada ancaman pembunuhan kepada Brigadir J. Namun Vera sempat membuat foto tangkapan layar (screenshot) saat momen video call. Foto kondisi almarhum saat video call itu yang menjadi sorotan usai diunggah Kamaruddin di akun media sosial miliknya.
"Namun respons kekasihnya setengah percaya tidak percaya, jadi dikatakannya 'yang sakit kau, Bang?'. Jadi dikiranya sakit, ini omongan apa sih. Karena bagi dia aneh," katanya.
"Padahal almarhum ini serius, terbukti dari wajahnya sampai menangis. Ketika video call, karena dia nangis, bagi pacarnya itu aneh, maka nalurinya dia (foto) screenshot-kan, dapatlah ini. Itu ada beberapa, banyak ini," pungkas Kamaruddin