Poltak Pasaribu tewas setelah terkena tembakan di bagian perut. M Aruan juga terkena tembakan di bagian punggung dan kini masih mendapat perawatan di rumah sakit. Lasti berharap polisi menegakkan keadilan dalam kasus penembakan yang menewaskan suaminya ini. Dia tidak terima suaminya dan rekan-rekannya disebut pihak Polda Metro Jaya melakukan perlawanan.

Lasti Silitonga membagikan foto bukti bekas tembakan Ipda OS yang tertinggal di mobil yang ditumpangi Poltak Pasaribu.
"Saya nggak terima, polisi membela diri. Orang ini (Poltak Pasaribu dkk) nggak ada senjatanya. Pembelaan diri doang ini polisinya, si pelaku," kata Listi seperti dilansir dari detikcom, Rabu (1/12/2021). "Harus diusut sampai tuntas apa penyebab dan motifnya pelaku menembak suami saya sampai tewas," sebuat Lasti.
Lasti mengatakan mendapatkan cerita langsung dari Charles, pria yang menyopiri suaminya Poltak Pasaribu saat kejadian, juga dari M Aruan, korban lainnya yang juga terkena tembakan dan masih dirawat di rumah sakit.
Dari cerita yang diterima Lasti, suaminya Poltak Pasaribu dkk saat itu sedang membuntuti seseorang terkait kasus pejabat yang disebut membawa istri orang. Pejabat yang dimaksud ini disebut-sebut merupakan pejabat di DKI Jakarta, namun bukan dari eksekutif.
Saat Poltak Pasaribu dan rekan-rekannya menguntit di jalan menggunakan mobil, polisi yang disebut pihak Polda Metro Jaya sebagai Ipda OS ini menyuruh mereka menepi di pinggir jalan tol. Setelah menepi, tidak disangka-sangka Ipda OS ini langsung melepas tembakan.
"Agak minggir-lah orang ini di depan. Turunlah satu si pelaku ini. Orang itu nggak tahu itu polisi kan. Langsung ditembak dari belakang. Datang sopir yang depan dikiranya pelurunya ini (ditembakkan) ke atas. Setelah itu bapaknya (Poltak Pasaribu) bilang, 'Aduh, saya ditembak, saya kena'. Kelihatan kan di belakang mobil itu bekas pelurunya," papar Lasti.

Poltak Pasaribu yang meninggal dengan cara tragis sudah meninggalkan duka yang mendalam bagi Lasti Silitonga dan kedua anak mereka.
"Belum sempat orang itu (Poltak Pasaribu dkk) bertanya ini siapa. Tadinya kan (semestinya) komunikasi dululah. Ini langsung ditembak katanya. Turun si pelaku langsung ditembakkan. Cuma di TV kenapa dibilang seakan-akan polisi membela diri karena ada perlawanan. Nggak ada," sambungnya.
Listi menambahkan sejak awal heran mengapa pihak Polda Metro Jaya lama mengungkap ke publik siapa pelaku penembakan ini. Padahal polisi sejak awal bisa memeriksa CCTV dan sudah mendapat keterangan dari saksi hidup dan saksi korban.