Fotokita.net -Rachmawati Soekarnoputri meninggal dunia pada Sabtu (3/7/2021) pukul 06.45 WIB di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta.
Kabar meninggalnya adikKetua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri itudiumumkan Sufmi Dasco Ahmad Wakil Ketua Umum DPP Gerindra melalui akun media sosialnya.
"Berita duka. Innalilahi wa innaillaihi rojiun. Pada 3 Juli 2021, sekitar pukul 06.45 WIB, telah wafat Ibu Rachmawati Soekarnoputri di RSPAD," cuit Sufmi Dasco Ahmad.
Rachmawati Soekarnoputritercatat sebagai Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra dan berada langsung di bawah posisi Ketua Umum Prabowo Subianto sejak September 2020.
Belum terdapat keterangan lebih lanjut mengenai penyebab serta rencana pemakaman Rachmawati Soekarnoputri.
Pada Juni 2021, pemilik nama lengkap Diah Permana Rachmawati Soekarno juga dikukuhkan sebagai Ketua Dewan Pembina Tim Mutiara Hitam oleh Persipura Jayapura.
Baca Juga: Unggah Foto Mesra, Terungkap Hubungan Rahasia Mayangsari dengan Ki Manteb Sudarsono
Ketika itu, Rachmawati teringat pesan Bung Karno yang pernah disampaikan saat meresmikan Panitia Pembangunan Irian Barat, pada 24 September 1962.
Pembangunan Irian Barat, ujar Rachmawati menirukan Bung Karno, hanya dapat dilakukan dengan mengakumulasi segala upaya dan tenaga, baik moral maupun materil. Irian Barat kini dikenal sebagai Papua dan Papua Barat.
Sebelum ditetapkan sebagai Ketua Dewan Pembina Persipura, putri proklamator Indonesia, Soekarno, juga pernah mendapat gelar 'Mama Papua' dari tokoh Papua di Jakarta.
"[Semoga] kehadiran saya juga dapat lebih memberikan semangat dan energi baru kepada Persipura untuk dapat menjadi klub sepak bola yang dapat dibanggakan oleh masyarakat Papua," ucap Rachmawati.
Baca Juga: Makin Banyak Selebriti Positif Corona, Varian Kappa Muncul di Jakarta, Ini Gejalanya
Dalam sepanjang hidupnya, Rachma juga pernah dipercaya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk menjabat anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) pada 2007-2009.
Rachmawati diketahui sudah lama tidak akur dengan sang kakak, Megawati. Beberapa waktu lalu,Rachmawati Soekarnoputri menyebut, Ketua Umum PDI Perjuangan itu membuka peluang penyebaran komunisme semakin subur di Indonesia.
Baca Juga: Annisa Pohan Positif Corona, Foto Unggahan Istri AHY Jadi Sorotan, Begini Kondisi Terkininya
Hal tersebut disampaikannya lantaran melihat Megawati menjadi bagian dari pemerintah yang mengajarkan rakyat untuk berbuat tidak adil.
Rachmawati memahami apabila Megawati enggan kehilangan posisi sebagai penguasa. Namun menurutnya Megawati justru mempertahankan kekuasaannya dengan bertindak secara curang.
"Mau tidak kehilangan kekuasaan. Kekuasan betul tapi harus bicara tentang keadilan yang jurdil, tidak berbuat dengan kecurangan. Ini mengajarkan kepada rakyat kita untuk tidak berbuat adil," kata Rachmawati saat ditemui di kediamannya, Jalan Jati Padang Raya, Jakarta Selatan, Senin (13/5/2019).
Apa yang dilakukan Megawati menurutnya malah merangsang rakyat untuk bergerak melawan pemerintahan.
Ia mencontohkan hal tersebut kepada paham komunisme yang digagas oleh filsuf Karl Marx di mana paham tersebut memperlihatkan kondisi masyarakat yang tidak lagi membutuhkan sosok pemimpin dan tidak membutuhkan negara sebagai lembaga kewenangan vertikal.
Baca Juga: Prabowo Disebut Konsumsi Obat Kutu Anjing Demi Tangkal Corona, Ajudan Buka Suara

Adik Megawati Soekarnoputri, Rachmawati, meninggal dunia pada Sabtu (3/7/2021) pukul 06.45 WIB di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta.
"Yang namanya kelas bawah melakukan perlawanan terhadap kelas atas itu membuka peluang dari jargon-jargon komunisme. Ketidakadilan itu membuka peluang jargon komunisme masuk di negara kita," ujarnya.
Karena itu Rachmawati meminta agar tidak membingkai Megawati sebagai sosok pancasilais. Pasalnya, selain keputusannya, Megawati saat menjadi Presiden ke-5 RI menandatangani amandemen ketiga dan keempat UUD 1945 yang dinilainya sebagai bentuk keinginan Megawati menjalankan pemerintahan secara liberal kapitalistik, Rachmawati juga menilai kalau Megawati membiarkan kemiskinan dan ketidakadilan mengundang komunisme semakin subur di Indonesia.
"Jangan bicara Megawati tetap pancasila. Ketidakadilan, kemiskinan, pengangguran dan ini buah daripada amandemen menjadi demokrasi kita liberal kapitalistik. Ini nggak sesusai dengan ajarannya bung Karno, mbok dia sadar gitu... Makanya saya bilang biang kerusuhannya itu Mega dan ini membuka peluang komunisme tumbuh subur," tandas Rachmawati ketika itu.
(*)