Kapuspen TNI Mayjen Achmad Riad menjelaskan, pada pukul 03.46 waktu setempat, KRI Nanggala melakukan penyelaman.
Kemudian pada pukul 04.00, kapal melaksanakan penggenangan peluncur torpedo yang merupakan kontak terakhir dengan kapal selam tersebut.
"Penenggelaman peluncur torpedo nomor 8 yang merupakan komunikasi terakhir dengan KRI Nanggala pada pukul 04.25," ujar Riad saat konferensi pers, Kamis (22/4/2021).
Sejak itu, misi pencarian segera dibentuk hingga meminta bantuan ke negara tetangga.
Menurut KSAL Laksamana Yudo Margono cadangan oksigen di KRI Nanggala-402 hanya bisa bertahan selama 72 jam dalam kondisi black out.

KRI Nanggala 402
Untuk itu, TNI serta sejumlah pihak yang turut membantu pencarian harus berpacu dengan waktu untuk menemukan dan menyelamatkan 53 awak kapal selam yang hilang di perairan utara Bali tersebut.
"Apabila kondisi black out mampu 72 jam, kurang lebih tiga hari. Jadi saat kemarin hilang kontak jam 3, bisa sampai hari Sabtu jam 3, sehingga 72 jam. Mudah-mudahan segera ditemukan sehingga cadangan oksigen masih ada," ujar Yudo.
Sejumlah negara telah menawarkan bantuan, di antaranya Singapura dan Malaysia.
Kapal milik dua negara ini segera sampai di lokasi di mana KRI Nanggala diperkirakan hilang kontak.