Follow Us

Leha-leha Bersama Para Selirnya, Raja Thailand Bikin Jerman Geram Hingga Terancam Diusir Karena Ketahuan Lakukan Ini

Bayu Dwi Mardana Kusuma - Selasa, 24 November 2020 | 10:10
Raja Thailand, Maha Vajiralongkorn saat memakai tank top
Tattoodo

Raja Thailand, Maha Vajiralongkorn saat memakai tank top

Fotokita.net - Leha-leha bersama para selirnya, Raja Thailand bikin Jerman geram hingga terancam diusir karena ketahuan lakukan hal ini.

Raja Thailand Maha Vajiralongkorn mengatakan dirinya mencintai semua pengunjuk rasa yang berusaha untuk mengekang kekuasaannya.

Dia juga menyebut Thailand sebagai "tanah kompromi" pada hari Minggu (1/10/2020) dalam komentar publik langsung pertamanya di bulan yang penuh dengan aksi demonstrasi.

Seorang pemimpin unjuk rasa mengatakan, pernyataan raja terdengar seperti "hanya kata-kata".

Baca Juga: Disindir Lewat Pertanyaan Menohok, Mantan Tunangan Denny Sumargo Malah Balas dengan Kata-kata Tak Terduga Hingga Banjir Pujian

Melansir Reuters, hal itu diungkapkan Raja Thailand dalam menanggapi pertanyaan dari Channel 4 News saat melakukan walkabout dengan ribuan royalis berkemeja kuning.

Aksi ini menunjukkan dukungan terbesar mereka sejak dimulainya unjuk rasa yang juga menuntut pengunduran diri dari pemerintah.

Baca Juga: Ditangkap Karena Diduga Bawa Narkoba, Ternyata Millen Cyrus Bikin Syok Ashanty Usai Lihat Foto Ini: Itu Kamu Potong?

Ketika ditanya apa yang akan dia katakan kepada para pengunjuk rasa, raja berkata: "Kami mencintai mereka semua sama."

Saat ditanya apakah ada ruang untuk kompromi, dia berkata, "Thailand adalah tanah kompromi".

Baca Juga: Terlanjur Dihakimi Sana-sini, Gisel Sudah Tahu Sosok Pemeran dan Pembuat Video Syur Mirip Dirinya, Ingat Teman yang Dia Disebut Dulu?

Salah satu pemimpin protes, Jutatip Sirikhan, 21 tahun, mengatakan kepada Reuters bahwa dia menilai pernyataan raja itu hanyalah kata-kata.

"Kata kompromi adalah kebalikan dari apa yang sebenarnya terjadi ... seperti pelecehan dan penggunaan kekerasan dan penggunaan hukum," jelasnya.

Sementara itu, pihak Istana tidak memberikan komentar resmi atas protes yang dimulai dengan meminta pengunduran diri Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha sebelum akhirnya melanggar tabu yang telah lama ada dengan menyerukan pembatasan kekuasaan raja.

Para pengunjuk rasa ingin membalikkan perubahan yang memberi raja kendali pribadi atas beberapa unit tentara dan kekayaan istana yang bernilai puluhan miliar dolar.

Baca Juga: Diminta Mundur dari Jabatan Karena Disebut Tak Becus, Anies Baswedan Tiba-tiba Unggah Foto Pamer Baca Buku Ini, Judulnya Langsung Bikin Gempar

Raja Thailand Vajiralongkorn (kiri) Thailand menikah secara sah dengan Suthida Vajiralongkorn na Ayudhya di Bangkok, Thailand, Kamis (2/5/2019)
Weekly Times

Raja Thailand Vajiralongkorn (kiri) Thailand menikah secara sah dengan Suthida Vajiralongkorn na Ayudhya di Bangkok, Thailand, Kamis (2/5/2019)

Reuters memberitakan, mereka mengkritik aksi raja yang lama tinggal di Jerman sebagai pemborosan dan menuduh monarki memungkinkan dominasi militer selama beberapa dekade dengan menerima kudeta seperti yang terjadi ketika Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha mengambil alih kekuasaan pada tahun 2014.

Protes terbesar ini telah menarik puluhan ribu orang untuk turun ke jalan. Tidak ada perkiraan resmi untuk kerumunan hari Minggu.

Baca Juga: Disebut Lebih Baik Dibubarkan Karena Rusak Persatuan, FPI Meradang Hingga Minta TNI Fokus Bubarkan Organisasi Ini: Itu Jelas Teroris

Jurnalis Reuters memperkirakan jumlahnya lebih dari 10.000.

Pemimpin royalis Warong Dechgitvigrom, yang telah berusaha mengumpulkan orang untuk melawan para pengunjuk rasa, mengatakan raja telah menyuruhnya untuk "membantu menyebarkan kebenaran".

Pemerintah Prayuth melarang aksi protes bulan lalu dan menangkap banyak pemimpin terkenal, tetapi kebijakan darurat dibatalkan setelah hal itu menjadi bumerang dengan menarik lebih banyak orang ke jalan-jalan Bangkok.

Baca Juga: Dulu Kompak Pimpin Indonesia, Kini Jusuf Kalla Lagi-lagi Berbeda Pendapat dengan Jokowi, Kasus Habib Rizieq Jadi Besar Karena Hal Ini

3 selir baru Raja Thailand (baju merah)
Tribun Style

3 selir baru Raja Thailand (baju merah)

Tiga pemimpin aksi unjuk rasa yang terkenal dirawat di rumah sakit selama akhir pekan setelah polisi mengatakan mereka ditangkap kembali setelah batas penahanan mereka berakhir.

Salah satunya pingsan di tahanan polisi dalam kejadian yang membuat marah pengunjuk rasa.

Prayuth mengatakan dia tidak akan mengundurkan diri dan menolak tuduhan bahwa pemilu tahun lalu direkayasa demi keuntungan pribadinya.

Baca Juga: Persahabatan Anies Baswedan dan Rizieq Shihab Dikecam, Satpol PP Diminta Punya Nyali Copot Baliho Habib, Sosok Ini Ingkatkan Era Orde Baru

Aktivitas Raja Thailand Maha Vajiralongkorn di Jerman tengah menjadi sorotan. Parlemen Jerman menyatakan Raja Thailand akan diusir jika terbukti menjalankan pemerintahan dari vilanya di Bayern.

Lamanya ia menetap di Eropa menjadi sorotan publik Thailand di tengah aksi protes yang berkecamuk.

Bundestag, sebutan bagi parlemen Jerman, mengatakan bahwa Vajiralongkorn menikmati kekebalan diplomatik selama ia tinggal di sebuah vila di Bayern.

Namun Jerman memiliki kuasa untuk dapat mengusirnya sewaktu-waktu.

Baca Juga: Dibantah Mabes TNI Tapi Terlanjur Viral, Pangdam Jaya Mendadak Buka Suara Usai Video Pria Seragam Loreng Copoti Baliho Habib Rizieq Dikecam: Itu Perintah Saya!

Menurut penilaian Layanan Akademis Bundestag (WD) yang ditugaskan oleh Partai Kiri yang berhaluan sosialis, pemerintah Jerman hanya memiliki sedikit kuasa untuk mengusir Raja Thailand, meskipun baru-baru ini Vajiralongkorn diancam oleh Menteri Luar Negeri Heiko Maas agar tidak memerintah negaranya dari wilayah Jerman.

Ancaman Maas tersebut disampaikannya saat aksi protes tengah berkecamuk di Thailand, menentang pemerintahan raja yang tidak demokratis.

Lebih dari 50 orang terluka dalam demonstrasi yang terjadi di Bangkok pada pekan lalu.

Baca Juga: Dulu Kompak Pimpin Indonesia, Kini Jusuf Kalla Lagi-lagi Berbeda Pendapat dengan Jokowi, Kasus Habib Rizieq Jadi Besar Karena Hal Ini

"Kami telah menjelaskan bahwa kebijakan yang mempengaruhi negara Thailand tidak dilakukan dari tanah Jerman," kata Maas pada awal Oktober.

Tetapi, selain mengusir raja dari Jerman sebagai persona non grata, penegak hukum tidak dapat mewakili rakyat Thailand untuk menuntut raja, bahkan ketika dia sedang berlibur, kata Bundestag.

Artinya, karena kekebalan diplomatik, raja tidak dapat dihukum atas kejahatan yang dilakukan di Jerman.

Baca Juga: Usai Kumpulkan 5 Jenderal Tempur, Panglima TNI Sidak 3 Markas Komando Pasukan Khusus TNI, Mau Perang Lawan Siapa?

Vajiralongkorn menghabiskan waktu selama berbulan-bulan di vilanya di tepi Danau Starnberg, tepat di sebelah selatan Munchen.

Di musim semi, raja juga sering menginap di sebuah hotel mewah di resor ski Garmisch-Partenkirchen.

Saat itu ia terbukti melanggar aturan menginap di hotel ketika negara bagian Bayern tengah memberlakukan kebijakan lockdown wilayah.

Baca Juga: Belum Genap 40 Hari Jadi Pengantin Baru, Wanita Ini Histeris Saat Sampai di Rumah Sang Suami Sudah Dikafani: Setiap Hari Saya Nangis

Vajiralongkorn menghabiskan waktu selama berbulan-bulan di vilanya di tepi Danau Starnberg, tepat di sebelah selatan Munchen.

Di musim semi, raja juga sering menginap di sebuah hotel mewah di resor ski Garmisch-Partenkirchen.

Saat itu ia terbukti melanggar aturan menginap di hotel ketika negara bagian Bayern tengah memberlakukan kebijakan lockdown wilayah.

Baca Juga: Kerap Pamer Penampilan Mewah, Janda Muda Ini Nekat Gondol Uang Arisan Online Rp 1 Miliar, Begini Sosoknya

Sebelumnya, pada November, Kementerian Luar Negeri Jerman mengatakan tidak menemukan bukti bahwa raja mengeluarkan dekrit dari Bayern yang melanggar hak asasi manusia, meskipun politisi oposisi menganggap ini kurang kredibel, mengingat lamanya raja tinggal di Jerman.

"Pertanyaan tentang apa yang dilakukan pemerintah untuk melawan tindakan yang melanggar hukum masih belum terjawab," kata Margarete Brause dari partai Hijau dalam sebuah pernyataan.

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya

Latest