Follow Us

Pantas Saja Rocky Gerung Tertawai Peran Buzzer, Ternyata Pemerintah Ketahuan Habiskan Rp 1,3 Triliun Buat Sewa Jasa Influencer, Siapa yang Kebagian?

Bayu Dwi Mardana Kusuma - Kamis, 20 Agustus 2020 | 16:38
Rocky Gerung
Tribun Jabar

Rocky Gerung

Fotokita.net - Akademisi Rocky Gerung sempat menyentil soal keberadaan buzzer politik, ternyata pemerintah ketahuan sudah habiskan anggaran yang bisa borong 10 toko kamera sejak 2014. Angkanya benar-benar bikin geleng-geleng kepala.

Rocky Gerung menyampaikan opininya terkait buzzer dalam tayangan di kanal YouTube pribadinya, diunggah pada Minggu (16/8/2020).

Mengutip TribunWow.com, hal ini berkaitan dengan keberadaan buzzer pemerintah, diikuti ramainya pembahasan mengenai tagar #IndonesiaButuhKerja.

Baca Juga: Sebut Jokowi Tak Punya Nyali Teruskan Tradisi SBY, Rocky Gerung Malah Geli Saat Dipancing dengan Performa Maruf Amin: Mungkin Itu Juga Alasannya...

Tagar tersebut santer didiskusikan karena melibatkan sejumlah selebriti Tanah Air, beberapa diantaranya adalah Gading Marteen dan Ardhito Pramono.

Tagar itu sendiri berkaitan dengan RUU Omnibus Law dan RUU Cipta Kerja yang saat ini banyak ditentang oleh beberapa kalangan.

Sementara para artis yang dilibatkan dinilai telah mengkampanyekan program pemerintah tersebut, sehingga menerima banyak kecaman.

Baca Juga: Soroti Kemampuan Jokowi yang Bikin Indonesia Melempem di Dunia, Rocky Gerung Tertawa Saat Jawab Isu Panas Pergantian Wapres: Saudara Terlalu Cerdik...

Kendati demikian, salah seorang artis dikabarkan telah meminta maaf dan membantah telah mengkampanyekan Omnibus Law.

Rocky Gerung menilai apa yang terjadi perayaan kemerdakan Indonesia kali ini mengkhawatirkan, sebab muncul banyak buzzer pemerintah.

"Kita sehari lagi mau merayakan Indonesia merdeka, tetapi ternyata kemerdekaan itu justru terhalang oleh berita terakhir bahwa pemerintah menyewa buzzer," ujar Rocky Gerung.

"Kan dia musti menyewa patriot-patriot bangsa, masak buzzer jadiin simbol kemerdekaan 75 tahun," lanjutnya.

Baca Juga: Sebut Tak Lagi Teruskan Tradisi Politik SBY, Rocky Gerung Berucap Santai Soal Pidato Jokowi: Ekonomi Meroket Diganti Lompatan Kodok

Sontak Rocky berseloroh, mengucapkan selamat kepada para buzzer karena telah menjadi simbol kemerdekaan.

Menurutnya, buzzer telah setia menemani proses pemerintahan hingga saat ini.

Pengamat Politik Rocky Gerung dalam tayangan Youtube pribadinya, Rocky Gerung Official, Sabtu (15/8/2020).
Youtube/Rocky Gerung Official

Pengamat Politik Rocky Gerung dalam tayangan Youtube pribadinya, Rocky Gerung Official, Sabtu (15/8/2020).

"Jadi kita 75 tahun bersama buzzer gitu? Dirgahayulah buzzer," ungkap Rocky Gerung.

Dalam tayangan tersebut, Hersubeno Arief selaku moderator kemudian meminta tanggapan Rocky tentang Ardhito Pramono yang menurutnya bukan masuk kelompok buzzer.

Hersubeno menyebut Ardhito sebagai influencer yang digunakan untuk mensosialisasikan program-program pemerintah.

"Tapi dalam kasus ini, yang menjadi rame karena mereka digunakan untuk mendukung program RUU Omnibus Law, ini kan urusannya dengan bisnis nih bung Rocky," kata Hersubeno, seperti dikutip dari YouTube Rocky Gerung Official, Senin (17/8).

Baca Juga: Sebut Pihak Istana Buta Demokrasi, Akademisi Rocky Gerung: Hari Raya Idul Adha Anak Dikorban Ayah Atas Perintah Tuhan, Tapi Kalau Gibran Dikorbankan Karena Ambisi Jokowi

Rocky pun menyebut Jokowi menjadikan Omnibus Law sebagai backbone, sehingga Presiden akan membabat segala jalan untuk mewujudkannya.

"Kan kita tahu Omnibus Law itu pesanan pengusaha, itu bukan cuma kita yang sinis, bahkan Bank Dunia mengambil kesimpulan itu kepentingan pengusaha yang justru bisa membuat ekonomi memburuk," kata Rocky.

Gofar Hilman dan Ardhito Pramono
Instagram @dudhy_lisatrio dan @pegiauh

Gofar Hilman dan Ardhito Pramono

Rocky yang meyakini bahwa Omnibus Law adalah program titipan pengusaha mengatakan, akan terjadi sirkulasi uang dimana sang pengusaha tidak bakal langsung memberi uang kepada influencer/wartawan yang mengkampanyekannya.

"Tapi itu berputar melalui calo-calo, jadi perbuzzeran ini adalah percaloan di dalam pembusukan politik," katanya.

Lebih lanjut, kata Rocky, para buzzer ini adalah para wartawan, aktivis, dan LSM yang berupaya untuk mendekati tokoh.

Baca Juga: Blak-blakan Bilang Istana Buta Demokrasi, Rocky Gerung Anggap Gibran Jadi Korban Atas Ambisi Ayahnya Sendiri: Jokowi Lebih Otoriter Dibanding Pak Harto

"Begitu dompetnya tipis ya mereka mendekati tokoh," kata Rocky Gerung.

Sementara itu, Indonesia Coruption Watch ( ICW) mengungkap, pemerintah telah menghabiskan Rp 90,45 miliar untuk aktivitas digital yang melibatkan jasa influencer.

"Total anggaran belanja pemerintah pusat untuk aktivitas yang melibatkan influencer mencapai Rp 90,45 miliar," kata peneliti ICW Egi Primayogha dalam konferensi pers, Kamis (20/8/2020).

Angka tersebut didapat dari hasil penelusuran ICW pada situs Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) sejumlah kementerian dan lembaga pada periode 2014-2018.

Terdapat 34 kementerian, 5 lembaga pemerintah nonkementerian (LPNK), serta dua institusi penegak hukum yakni Kepolisian RI dan Kejaksaan Agung yang ditelusuri.

Baca Juga: Ingat Gayus Tambunan? Mafia Pajak yang Garong Uang Negara Rp 74 Miliar Tiba-tiba Kembali Bikin Syok di Luar Penjara, Begini Penjelasannya

Egi menuturkan, pengadaan untuk aktivitas yang melibatkan influencer baru muncul pada 2017 dan terus berkembang hingga 2020 dengan total paket pengadaan sebanyak 40 sejak 2017-2020.

"Di tahun 2014, 2015 dan 2016 kami tidak menemukan kata kunci itu. Mulai ada penggunaannya di tahun 2017, hingga akhirnya meningkat di tahun berikutnya," kata Egi.

Egi menuturkan, instansi dengan anggaran pengadaan jasa influencer adalah Kementerian Pariwisata dengan nilai Rp 77,6 miliar untuk 22 paket pengadaan jasa influencer.

El Jalaluddin Rumi dan Gritte Agatha menjadi influencer Pemerintah

El Jalaluddin Rumi dan Gritte Agatha menjadi influencer Pemerintah

Instansi lain yang menggunakan jasa influencer adalah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Rp 1,6 miliar untuk 12 paket), Kementerian Komunikasi dan Informatika (Rp 10,83 milair untuk 4 paket), Kementerian Perhubungan (Rp 195,8 juta untuk 1 paket), serta Kementerian Pemuda dan Olahraga (Rp 150 juta untuk 1 paket).

Egi mencontohkan, Kemendikbud menggunakan jasa influencer; digunakan untuk menyosialisasikan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB).

Dalam lampiran yang ditunjukkan Egi, Kemendikbud mengucurkan dana Rp 114,4 juta untuk membayar artis Gritte Agatha dan Ayushita W.N serta Rp 114,4 juta untuk Ahmad Jalaluddin Rumi dan Ali Syakieb.

Baca Juga: Dulu Enak-enak Jadi Anggota DPR, Begini Perjalanan Hidup Pelawak Senior Qomar, Akhirnya Masuk Penjara Gegara Barang Palsu Ini

Sementara, Kemenpar menghabiskan Rp 5 miliar untuk pengadaan berjudul Publikasi Branding Pariwisata Melalui International Online Influencers Trip Paket IV.

Terkait penggunaan jasa influencer ini, Pemerintah diminta transparan dalam segi penggunaan anggaran serta penentuan nama-nama influencer yang akan ditunjuk.

Egi juga mempertanyakan peran instansi kehumasan yang dimiliki Pemerintah dengan maraknya penggunaan jasa influencer tersebut.

"Apabila penggunaan jasa influencer semakin marak seperti apa gitu, kan jadi tidak berguna jangan-jangan peran institusi kehumasan yang dimiliki oleh pemerintah," kata Egi.

Baca Juga: Tangan Terkepal dalam Foto Hingga Sesumbar Berani Satu Penjara, Sosok Ini Sindir Telak Kelakuan Jerinx SID di Tahanan: Baru Disel, Cengeng Ternyata

Adapun secara umum Pemerinah telah menghabiskan anggaran senilai total Rp 1,29 triliun untuk aktivitas digital sejak 2014, termasuk di dalamnya Rp 90,45 miliar yang digunakan untuk pengadaan 'influencer'.

(SosokID/Kompas.com)

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Latest