Situasi ini membawa Sintong pada pertemuan dengan kepentingan kelompok bisnis.
Menjelang lahir dekade 1980-an anak-anak Presiden Soeharto mengembangkan kiprahnya di bidang bisnis.
Salah satunya adalah Bambang Trihatmodjo yang berencana menanamkan investasi di Bali.
Dalam kaitan ini muncul suara dan saran agar Sintong menemui Bambang Trihatmodjo ke Jakarta, karena putra ketiga Presiden Soeharto ini mempunyai masalah di Bali.
Namun, Sintong tidak mau pergi ke Jakarta sekadar bertemu anak Soeharto.
Apabila Presiden/Panglima Tertinggi ABRI, Menteri Hankam, Panglima ABRI atau KSAD yang memerlukan Sintong pergi ke Jakarta, ia pasti akan berangkat langsung pada kesempatan pertama.
Namun, kalau yang memerlukan adalah putra Presiden Soeharto, ia tak mau datang karena tidak ada jalur komando.
Ia berpendirian kalau Bambang Trihatmojo ingin bertemu dengan Sintong, dialah yang harus datang ke Bali.