Follow Us

Jadi Orang yang Paling Menentang Soal Lockdown, Perempuan Ini Akhirnya Kena Tulahnya Sendiri: Dikurung Selama 14 Hari

Bayu Dwi Mardana Kusuma - Rabu, 29 April 2020 | 14:27
Menyedihkan! Mayat Dibiarkan Bertumpuk Dalam Kondisi Tak Beraturan, Ini Rekaman Rahasia Kondisi Rumah Sakit Amerika Serikat Saat Pandemi Corona
New York Post

Menyedihkan! Mayat Dibiarkan Bertumpuk Dalam Kondisi Tak Beraturan, Ini Rekaman Rahasia Kondisi Rumah Sakit Amerika Serikat Saat Pandemi Corona

Fotokita.net - Amerika Serikat jadi salah satu negara dengan tingkat kematian yang tinggi di tengah pandemi Covid-19. Di negara Donald Trump itu, sejumlah pihak juga menentang karantina (lockdown) sebagai upaya pencegahan penyebaran virus corona.

Salah satu aktivis yang gigih menentang penguncian total adalah Audrey S Whitlock. Basis gerakan Audrey adalah di wilayah Carolina Utara, Amerika Serikat.

Belakangan, seperti dilaporkan Kompas.com, Audrey tidak bisa mengikuti dua kali unjuk rasa untuk menolak lockdown seperti yang direncanakan.

Usut punya usut, wanita berkacamata itu ternyata positif terjangkir virus corona.

Ironis.

Baca Juga: Anak Buah Jokowi Kembali Bawa Kabar Baik, Pandemi Covid-19 Bisa Selesai Lebih Cepat Asalkan Pemerintah dan Rakyat Kompak Lakukan Hal Ini

Dilansir New York Post, Whitlock yang mengelola Halaman Facebook ReOpen NC memasuki masa karantina selama dua pekan yang berakhir pada Minggu (26/4/2020) setelah positif terjangkit virus corona.

Di halaman Facebook itu terdapat keterangan bahwa kebanyakan anggota gerakan anti-lockdown merupakan pemilik bisnis dan karyawan yang kehilangan pendapatan.

Baca Juga: Foto Kim Jong Un Terbaring Kaku Bocor ke Publik, Tapi Tetangga Dekat Pemimpin Korea Utara Ini Malah Berpikir Sebaliknya: Dia Sembunyi dari Virus Corona

Karena itulah mereka tidak bisa memberikan hak-hak keluarga mereka.

"Kami bersama-sama menuntut aksi dari para pejabat," ungkap keterangan di grup tersebut.

Di dalam sebuah unggahan di Facebook, Audrey pernah menuliskan sesuatu soal sikapnya itu.

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya

Latest