Follow Us

Setelah Isi Pidato Tentang Guru Kita Bikin Terkesima, Kini Mendikbud Nadiem Makarim Juga Kantongi Rencana Besar Ini: Tunggu Saja, Semuanya Masih Dikaji!

Bayu Dwi Mardana Kusuma - Minggu, 01 Desember 2019 | 06:36
Peringati Hari Sumpah Pemuda, Mendikbud Nadiem Makariem Berikan Pesan Untuk Generasi Muda
Tribunnews.com/Fahdi Fahlevi

Peringati Hari Sumpah Pemuda, Mendikbud Nadiem Makariem Berikan Pesan Untuk Generasi Muda

Fotokita.net - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim menegaskan bahwa kebijakan penghapusan UN atau Ujian Nasional baru akan direalisasikan setelah 2020. Nadiem memastikan bahwa UN tetap dilaksanakan pada 2020.

"Yang sudah pasti 2020 kan masih akan jalan UN. Itu kan sudah kami umumkan, biar tenang bagi yang sudah belajar dan sebagainya," ujar Nadiem.

Nadiem kemudian menjelaskan bahwa rencana penghapusan UN saat ini masih dikaji, dievaluasi dan dilakukan penilaian.

"Masih dikaji, baru minggu lalu kan. Ya kita bertahap assessment. Tahap mengevaluasi, jadi ya belum siap," kata Nadiem.

Beberapa waktu lalu gaya berpakaian Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim pun ramai dibicarakan di media sosial.

Pasalnya, dalam video yang beredar, Nadiem tampil sederhana.

"Heboh.. gaya berpakaian Mas Mendikbud Nadiem Makarim saat kunjungan kerja ke Jawa Timur. Menteri milenial memang beda. Perpaduan kemeja, jeans dan ransel. Simpel ngga kayak pejabat," tulis akun @m.bahrunnajach, salah satu pengunggah video tersebut di Instagram.

Nadiem terlihat mengenakan kemeja hitam dengan lengan digulung. Ia juga mengenakan jeans dengan warna senada. Di bahunya, Nadiem menggendong tas ransel.

Baca Juga: Mengajar di Kampung Berawa di Pedalaman Papua, Guru Muda Ini Titipkan Harapan Sederhana Pada Mendikbud Nadiem Makarim. Apa Isi Pesannya?

Gaya Nadiem terlihat kontras dengan rombongannya dan para pejabat yang disalaminya. Mereka mengenakan kemeja putih dan batik.

Seno Hartono dari Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat Kemendikbud membenarkan peristiwa itu terjadi kemarin, Kamis (7/11/2019) di Bandara Internasional Juanda, Jawa Timur.

"Beliau disambut oleh Inspektur Jenderal Kemendikbud, Sesditjen Dikdasmen Kemendikbud, Kadisidik Prov Jatim, Kepala LPMP Jawa Timur," ujar Seno ketika dikonfirmasi Kompas.com, Jumat (8/11/2019).

Apabila kita lihat dari tayangan video itu, para pejabat yang menjemput Nadiem seperti salah kostum dan agak salah tingkah dengan gayanya yang santai. Itu sebabnya, pengunggah video itu kontan menuliskan keterangan seperti tadi. Nadiem memang jadi potret anak milenial yang khas.

Nadiem Makarim - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
instagram.com/ @nadiemmakarimofficial/ @m.bahrunnajach

Nadiem Makarim - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Beberapa hari terakhir, di media sosial beredar naskah pidato Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Nadiem Makarim.

Pidato itu merupakan pidato untuk memperingati Hari Guru Nasional yang diperingati setiap 25 November.

Teks pidato Nadiem sebanyak 2 halaman itu rencananya akan dibacakan saat upacara peringatan Hari Guru Nasional 2019.

Namun, sejak diunggah di laman resmi Kemendikbud, pidato itu menyedot perhatian publik.

Apa isi pidato Nadiem hingga memunculkan berbagai respons?

Baca Juga: Jadi Potret Anak Milenial, Mendikbud Nadiem Makarim Sukses Bikin Para Pejabat Penjemputnya Salah Tingkah. Apa Penyebabnya?

Pada kalimat awal pidatonya, Nadiem mengucapkan permohonan maaf karena pidato yang akan ia sampaikan sedikit berbeda dengan para pendahulunya.

"Bapak dan Ibu Guru yang saya hormati, biasanya tradisi Hari Guru dipenuhi oleh kata-kata inspiratif dan retorik," demikian Nadiem mengawali pidatonya.

"Mohon maaf, tetapi hari ini pidato saya akan sedikit berbeda. Saya ingin berbicara apa adanya, dengan hati yang tulus, kepada semua guru di Indonesia, dari Sabang sampai Merauke," tulis Nadiem.

Dalam pidato itu, Nadiem berjanji tak akan memberi janji kosong kepada ratusan guru.

Ia juga menyampaikan rasa simpatinya untuk para guru di Indonesia karena tugas mulia yang mereka emban juga diikuti oleh aturan-aturan yang justru menyulitkan tugas mereka.

Isi pidato Nadiem Makarim dalam memperingati hari guru
Twitter @kemendikbud_RI

Isi pidato Nadiem Makarim dalam memperingati hari guru

Selain itu, Nadiem memandang tugas administratif yang dibebankan kepada para guru menghambat mereka untuk membantu para murid yang mengalami ketertinggalan di kelas.

Kurikulum yang terlalu padat dan kurangnya kepercayaan untuk berinovasi, dinilai Nadiem juga menghambat para guru untuk berkarya demi kesuksesan anak didiknya.

Ia berjanji tidak akan memberi janji-janji kosong kepada seluruh guru di Indonesia, serta akan tetap berjuang untuk kemerdekaan belajar di Indonesia.

Nadiem Makarim saat pelantikan menteri Kabinet Indonesia Maju
Kompas.com/Kristianto Purnomo

Nadiem Makarim saat pelantikan menteri Kabinet Indonesia Maju

Ia juga meminta para guru untuk melakukan perubahan kecil di kelas tanpa menunggu perintah.

Masih dalam pidatonya, Nadiem mengatakan perubahan kecil terus bisa dilakukan dengan cara berikut:

Mengajak kelas berdiskusi, bukan hanya mendengar.

Memberikan kesempatan kepada murid untuk mengajar di kelas.

Mencetuskan proyek bakti sosial yang melibatkan seluruh kelas.

Menemukan suatu bakat dalam diri murid yang kurang percaya diri.

Menawarkan bantuan kepada guru yang sedang mengalami kesulitan

"Apa pun perubahan kecil itu, jika setiap guru melakukannya secara serentak, kapal besar bernama Indonesia ini pasti akan bergerak," tutup Nadiem sebelum memberikan ucapan Selama Hari Guru dalam pidatonya.

Baca Juga: Sempat Jadi Polemik Soal Riwayat Pendidikannya, Anggota Komisi VII DPR Ini Buktikan Sang Ayahanda Ikut Ambil Bagian dalam Perjuangan Negara Kita

Selengkapnya, berikut naskah pidato Mendikbud Nadiem Makarim dalam rangka peringatan Hari Guru Nasional 2019:

PIDATO MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PADA UPACARA BENDERA PERINGATAN HARI GURU NASIONAL TAHUN 2019

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Shalom,

Om Swastiastu,

Namo Buddhaya,

Rahayu,

Selamat pagi dan salam kebajikan bagi kita semua,

Bapak dan Ibu Guru yang saya hormati,

Biasanya tradisi Hari Guru dipenuhi oleh kata-kata inspiratif dan retorik. Mohon maaf, tetapi hari ini pidato saya akan sedikit berbeda.

Saya ingin berbicara apa adanya, dengan hati yang tulus, kepada semua guru di Indonesia dari Sabang sampai Merauke, Guru Indonesia yang Tercinta, tugas Anda adalah yang termulia sekaligus yang tersulit.

Anda ditugasi untuk membentuk masa depan bangsa, tetapi lebih sering diberi aturan dibandingkan dengan pertolongan.

Anda ingin membantu murid yang mengalami ketertinggalan di kelas, tetapi waktu anda habis untuk mengerjakan tugas administratif tanpa manfaat yang jelas.

Anda tahu betul bahwa potensi anak tidak dapat diukur dari hasil ujian, tetapi terpaksa mengejar angka karena didesak berbagai pemangku kepentingan.

Anda ingin mengajak murid keluar kelas untuk belajar dari dunia sekitarnya, tetapi kurikulum yang begitu padat menutup pintu petualangan.

Anda frustasi karena anda tahu bahwa di dunia nyata kemampuan berkarya dan berkolaborasi akan menentukan kesuksesan anak, bukan kemampuan menghafal.

Anda tahu bahwa setiap anak memiliki kebutuhan berbeda, tetapi keseragaman telah mengalahkan keberagaman sebagai prinsip dasar birokrasi.

Anda ingin setiap murid terinspirasi, tetapi anda tidak diberi kepercayaan untuk berinovasi. Saya tidak akan membuat janji-janji kosong kepada anda. Perubahan adalah hal yang sulit dan penuh dengan ketidaknyamanan.

Satu hal yang pasti, saya akan berjuang untuk kemerdekaan belajar di Indonesia. Namun, perubahan tidak dapat dimulai dari atas.

Baca Juga: Satu Almamater dengan Mendikbud Nadiem Makarim, Perempuan Berparas Ayu Ini Torehkan Rekor Gemilang dalam Dunia Pendidikan Kita!

Semuanya berawal dan berakhir dari guru. Jangan menunggu aba-aba, jangan menunggu perintah. Ambillah langkah pertama. Besok, di mana pun anda berada, lakukan perubahan kecil di kelas anda.

- Ajaklah kelas berdiskusi, bukan hanya mendengar.

- Berikan kesempatan kepada murid untuk mengajar di kelas

- Cetuskan proyek bakti sosial yang melibatkan seluruh kelas.

- Temukan suatu bakat dalam diri murid yang kurang percaya diri.

- Tawarkan bantuan kepada guru yang sedang mengalami kesulitan.

Apa pun perubahan kecil itu, jika setiap guru melakukannya secara serentak, kapal besar bernama Indonesia ini pasti akan bergerak.

Selamat Hari Guru,

#merdekabelajar #gurupenggerak

Wassalammualaikum warrahmatullahi wabarakatuh

Shalom,

Om Santi Santi Santi Om,

Namo Buddhaya,

Rahayu.

Jakarta, 25 November 2019

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

Nadiem Anwar Makarim

Berbagai respons disampaikan warganet, khususnya di media sosial Twitter, terhadap pidato Nadiem.

Sebagian besar merespons positif.

"Pidato menteri yang singkat, padat dan substansinya jelas. Mas Nadiem sangat mewakili milenial yang ogah ogahan upacara kelamaan berdiri gegara kebanyakan lembaran pidato pas amanat. Aku padamu mas," tulis akun @KakangTB.

Baca Juga: Jadi Menteri Termuda di Dalam Kabinet, Sosok Nadiem Makarim Ternyata Bikin Resah Menteri Keuangan Sri Mulyani. Ada Apa?

Sementara itu, akun @ivgfrly, menuliskan, "Pidato nya aa' nadiem emang keren bats si but if you're not a teacher in real life you can't feel it, the doubtful, the responsibility, the difficulties," twitnya.

Namun, ada pula yang memberikan catatan atas substansi pidato Nadiem. Salah satunya disampaikan akun @kramput, "Pidato Nadiem menurut saya akan jauh lebih sempurna kalau dia juga menyebutkan “action items” apa saja yang akan dia lakukan dari sisi dia," tulis dia.

Respons juga datang dari artis Dian Sastrowardoyo.

Menurut Dian, pidato Nadiem menunjukkan visi yang jelas dan pemahaman Nadiem terhadap kondisi guru di Indonesia. Dian juga menyertakan tagar #MerdekaBelajar dalam twitnya.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim mengungkapkan alasan yang melatarbelakangi rencana penghapusan ujian nasional (UN).

Menurut dia, ada keinginan untuk menghindari dampak negatif dari UN tersebut.

"Banyak sekali aspirasi dari masyarakat. Sebenarnya dari guru, dari murid, dari orangtua yang sebenarnya banyak juga dari mereka yang inginnya bukan menghapus, tapi menghindari hal yang negatif," ujar Nadiem di Kantor Kemendikbud, Jakarta, Sabtu (30/11/2019).

Dia mencontohkan, tingkat stres yang tinggi pada siswa saat persiapan ujian nasional. Kemudian, saat siswa menghadapi ujian yang pelajarannya bukan bidang mereka, ada rasa khawatir yang berlebihan.

Baca Juga: Mengaku Tak Bisa Memilih Darah Atau DNA, Mantan Penyanyi Cilik Ini Bongkar Rahasia Kenapa Orangtuanya Harus Ganti Nama: Semua Itu Berawal Dari Sini

Meski wacana ini sudah dikaji, Nadiem mengatakan, kebijakan yang akan dilakukan tidak akan sekadar menghapus UN. Namun, akan ada perbaikan sistem kelulusan bagi siswa.

"Jadi bukan semuanya ini wacana menghapus saja, tapi juga wacana memperbaiki esensi dari UN itu sebenarnya apa. Apakah menilai prestasi murid atau menilai prestasi sistem," kata Nadiem.

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya

Latest