Follow Us

Mengajar di Kampung Berawa di Pedalaman Papua, Guru Muda Ini Titipkan Harapan Sederhana Pada Mendikbud Nadiem Makarim. Apa Isi Pesannya?

Bayu Dwi Mardana Kusuma - Senin, 11 November 2019 | 16:34
Illustrasi ini Tantangan Nadien Makarim Sukseskan Digitalisasi Sekolah Di Papua
Instagram/ @Kemendikbud.RI

Illustrasi ini Tantangan Nadien Makarim Sukseskan Digitalisasi Sekolah Di Papua

Fotokita.net - Guru Penggerak Daerah Terpencil (GPDT) Kabupaten Mappi, Provinsi Papua, Diana Cristiana Da Costa Ati punya curahan hati dan harapan untuk Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim.

Dia menyampaikan curahan hati itu dalam bentuk surat terbuka yang ditulisnya melalui akun media sosial pribadinya.

Surat terbuka itu ditulis Diana dalam akun Facebooknya, pada Kamis (7/11/2019), dan sudah dibagikan 306 kali hingga Senin (11/11/2019).

Dalam suratnya itu, Diana memberikan selamat kepada Nadiem Makarim yang ditunjuk Presiden Joko Widodo sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.

Baca Juga: Jadi Potret Anak Milenial, Mendikbud Nadiem Makarim Sukses Bikin Para Pejabat Penjemputnya Salah Tingkah. Apa Penyebabnya?

Diana pun menyampaikan permohonan maaf telah menulis surat terbuka ini, karena dia sadar bukan orang yang berpengaruh dalam dunia politik atau di instansi pemerintahan.

Tetapi, dia mengakui hanya seorang guru yang ditugaskan di pedalamam Kabupaten Mappi, Papua, pada 3 Oktober 2018 sebagai seorang GPDT.

Diana dapat bertugas di pedalaman Mappi, setelah lulus seleksi dalam program yang dibuat Bupati Mappi Kritosimus Yohanes Agawemu, bekerja sama dengan pihak Gugus Tugas Papua UGM.

Diana menceritakan, setelah tiba di Mappi, dia kemudian bertolak ke Kampung Kaibusene, tempat dia bertugas, pada 16 November 2018.

Kawasan pelosok di Papua membutuhkan kepedulian lebih di bidang pendidikan.
Foto: GTP UGM

Kawasan pelosok di Papua membutuhkan kepedulian lebih di bidang pendidikan.

Untuk mencapai kampung tersebut, dia harus bertolak dari Distrik Assue menggunakan perahu ketinting dengan waktu tempuh kurang lebih 9 jam.

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya

Latest