Fotokita.net - Pada masa Timor Timur masih bergabung sebagai salah satu provinsi dari Negara Kesatuan Republik Indonesia, ada sejumlah gangguan keamanan yang dilancarkan oleh kelompok bersenjata. Tujuan mereka, ingin memisahkan diri dari Indonesia.
Salah satu kelompok yang ingin mendapatkan kemerdekaan bagi Timor Timur adalah Fretilin. Pemimpin kelompok itu menyerukan anggotanya untuk menyerang prajurit TNi, yang ketika itu masih bernama Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI).
Untuk menumpas Kelompok Kriminal Bersenjata Fretilin itu ABRI mengirimkan sejumlah pasukan khusus.
Bahkan, Prabowo Subianto dan timnya juga turut memburu pimpinan KKB Timor Timur yang bernama Nicolau Lobato itu.
Melansir dari Surya yang mengutip dari Buku 'Jenderal M. Jusuf, Panglima Para Prajurit' karya Atmadji Sumarkidjo, awalnya Prabowo Subianto beserta pasukannya dikerahkan setelah ABRI menerjunkan pasukan gabungan yang dinamai Batalyon Parikesit.
Prabowo Subianto beserta pasukannya diterjunkan untuk membantu misi pasukan gabungan Yon Parikesit yang berisi prajurit dari kesatuan elitseperti Kopassandha (Kopassus), Marinir serta Kopasgat (Paskhas).
Tugas mereka hanya satu yakni mengeksekusi Nicolao Lobato yang merupakan pimpinan Fretilin
"Tangkap Nicolao Lobato, hidup atau mati!" tegas panglima kepada Kolonel Dading Kalbuadi selaku komandan operasi Seroja.
Konsep perburuan pasukan ABRI saat itu menggunakan taktik Mobile Udara (Mobud), dimana pasukan akan diterjunkan menggunakan helikopter melalui tali (fast ropping) di titik pendaratan.
Debut pertempuran Yon Parikesit terjadi di wilayah Laklobar dan Soibada.