"Saya tidak sendiri, saya bersama kawan saya atas nama Yovan," Fuad menambahkan. Fuad dan Yovan lantas dikeroyok oleh suporter Malaysia yang berjumlah 15-20 orang.
Tidak cukup melukai, para pelaku juga merampas harta benda milik Fuad dan Yovan.
"Mereka berjumlah antara 15-20 orang. Setelah mereka puas mengeroyok saya dengan kata-kata diskriminatif terhadap Indonesia, saya lepaskan tas saya yang berisi paspor, dompet dan ponsel, " kata Fuad.
"Setelah itu saya bersama Yovan menyelamatkan diri ke hotel kawan saya yang terdekat dari situ," Fuad menambahkan. Fuad sangat menyayangkan warga sekitar yang seakan tidak peduli dengan aksi pengeroyokan tersebut.
"Di situ wilayah ramai, yang melihat banyak, tetapi warga di sana apatis. Mereka hanya menjadikan saya tontonan," ujar Fuad.
"Mereka tidak berusaha menghubungi polisi atau melerai para pelaku pengeroyokan tersebut dan saya yakin di situ CCTV banyak," Fuad melengkapi.
Fuad Naji menilai, aksi pengeroyokan itu terjadi secara terencana. "Sweeping itu terorganisasi dan terencana,' ucapnya.
"Ada yang bermotor untuk memantau kondisi sekitar, ada yang bertugas merekam aksi, ada yang menjadi eksekutor dan ada yang memberi komando," kata Fuad.
Terkait kejadian pengeroyokan tersebut, pihak Kemenpora yang diwakili oleh Gatot S Dewa Broto akan mengumpulkan data yang mendukung untuk proses penyelidikan.