Follow Us

Runtuh di Tangan Aksi Massa, Potongan Tembok Berlin Ternyata Bisa Kita Saksikan di Ruang Publik Jakarta. Siapa yang Punya Ide Menaruh Potongan Tembok Itu?

Bayu Dwi Mardana Kusuma - Sabtu, 09 November 2019 | 14:58
Tembok Berlin
Kompas.com

Tembok Berlin

Fotokita.net - Sejarah telah mencatat dengan baik. Pada 9 November 1989 Tembok Berlin runtuh setelah menjulang selama 28 tahun akhirnya runtuh. Tembok yang menjadi simbol pemisah tersebut dirobohkan oleh massa.

Aksi massa ini didorong oleh runtuhnya Uni Soviet serta penerapan sejumlah reformasi liberal yang dilakukan oleh Jerman Timur sebelumnya.

Tanggal 9 November 1989 pagi, massa dari Jerman Barat dan Jerman Timur berkumpul di Tembok Berlin.

Baca Juga: BJ Habibie Memang Mendominasi Diskusi, Tapi Dia Selalu Rendah Hati. Cerita Inspirasi Mahasiswa Indonesia yang Tak Sengaja Bersua Habibie di Jerman Ini Bikin Meleleh Warganet...

Tembok Berlin dibangun setelah Perang Dunia II berakhir, memisahkan Jerman Barat dan Jerman Timur.

Pemimpin komunis Jerman Timur memulai penyegelan dari semua akses antara Belin Timur dan Barat pada 13 Agustus 1961.

Para tentara meletakkan kawat berduri di perbatasan Berlin dan diganti dengan dinding beton setinggi lima meter, seperti dikutip dari britannica.com.

Dinding ini ditutup dengan kawat berduri, lengkap dijaga dengan menara pengawal bersenjata senapan mesin, juga ranjau.

Angela Merkel beserta para pejabat Jerman lain meletakkan bunga di situs Tembok Berlin.
Gloria Samantha

Angela Merkel beserta para pejabat Jerman lain meletakkan bunga di situs Tembok Berlin.

Menurut artikel Washington Post, Jumat (8/11/2019), aksi ini didasari oleh pengumuman Pemerintah Jerman Timur. Pada pagi 9 November, pemerintah Jerman Timur, mengatakan jika warganya bisa dengan bebas melintasi tembok pembatas ke wilayah Barat.

Setelah itu, warga Jerman Timur mengerumuni Tembok Berlin, di mana mereka disambut oleh warga di Berlin Barat.

Melansir laman History, orang-orang dari Berlin Barat dan Timur mulai berkumpul di sekitar tembok.

Mereka menyerukan kalimat Tor auf atau "Buka Gerbangnya" sembari minum bir serta champagne.

Baca Juga: Cerita Ilham Habibie Tentang Peran Sang Ibu Saat Dirinya Ikut-ikutan Remaja Jerman yang Doyan Berpesta Hingga Nilai Sekolah Jeblok...

Kemudian, pada tengah malam, massa mulai memenuhi checkpoint tembok.

Saat itu, dilaporkan sebanyak 2 juta orang datang berkumpul di Tembok Berlin. Mereka memanjat dan membongkarnya.

Kala itu, massa meruntuhkan tembok menggunakan palu dan berusaha menyingkirkan potongan-potongan tembok menjauh dari lokasi aslinya.

Orang-orang Berlin sendiri menyebut mereka yang meruntuhkan tembok sebagai Mauerspechte atau para pelatuk tembok.

Timur bertemu Barat di Tembok Berlin, 9 November 1989
Financial Times

Timur bertemu Barat di Tembok Berlin, 9 November 1989

Beberapa jurnalis menggambarkan peristiwa tersebut sebagai pesta rakyat terbesar dalam sejarah dunia.

Setelah tembok pemisah berhasil dibuka, massa mulai melintasi pagar.

Arsip pemberitaan harian The Guardian, 11 November 1989 menggambarkan, para penduduk melintasi tembok dengan sukacita, heran, tangis, dan tawa.

Baca Juga: Tinggalkan Jabatan Ahli Pesawat di Jerman, BJ Habibie Pulang Kampung. Sayang, Ia Tak Akan Pernah Melihat Pesawat Bikinannya Mengudara di Angkasa Nusantara

Seorang demonstran memukul Tembok Berlin ketika penjaga di perbatasan Berlin Timur melihat dari Gerbang Brandeburg pada 11 November 1989
independent.ie

Seorang demonstran memukul Tembok Berlin ketika penjaga di perbatasan Berlin Timur melihat dari Gerbang Brandeburg pada 11 November 1989

Meski telah dirusak oleh massa dengan hanya bermodalkan tangan dan palu, beberapa hari kemudian, tembok kembali dirobohkan dengan menggunakan alat berat seperti crane hingga buldozer.

Baca Juga: Cerita Muram Pelindung BJ Habibie Sewaktu Sekolah Di Jerman yang Harus Angkat Kaki dari Ibu Pertiwi Lantaran Peristiwa G30S/PKI. Ia Tak Mau Kembali Karena Alasan Ini

Segera setelah tembok yang menghalangi aktivitas masyarakat Berlin tersebut menghilang, warga kota kembali bersatu sejak dipisahkan pada tahun 1945.

Seorang warga kemudian menuliskan kalimat "Hanya hari ini, perang benar-benar telah usai", pada bagian tembok yang telah runtuh.

Sejak didirikan pada tahun 1961, sebanyak 5.000 orang gagal menembus blokade tembok.

Selain itu, sebanyak 191 orang meninggal dunia dalam usaha untuk melintasi tembok pembatas tersebut.

Peta menunjukkan lokasi Tembok Berlin, sekaligus tempat pos pemeriksaan.
Gloria Samantha

Peta menunjukkan lokasi Tembok Berlin, sekaligus tempat pos pemeriksaan.

Meski begitu, proses reunifikasi atau bergabungnya Jerman Barat dan Timur terjadi pada tanggal 3 oktober 1990 atau hampir setahun setelah runtuhnya tembok pemisah tersebut.

Kesenjangan tetap ada

Proses ini membuat 17 juta warga di Jerman dan wilayah di timur Eropa punya kesempatan untuk memiliki properti di wilayah barat.

Selama itu pula, pabrik-pabrik dan perusahaan di wilayah Timur tutup lalu dibeli oleh para pengusaha dari Barat.

Baca Juga: Biarpun Ibu Kota Telah Resmi Pindah ke Kalimantan Timur, Tanah dan Properti di Daerah Pinggiran Jakarta Ini Justru Lagi Naik Daun. Apa Penyebabnya?

Runtuhnya simbol pemisah ini juga menandai era baru berakhirnya perang dingin.

Namun, The Washington Post mengabarkan, dua tahun pasca-reunifikasi, industri di wilayah Jerman Timur semakin menurun hingga tiga perempatnya.

Bahkan, lebih dari 3 juta orang menjadi pengangguran.

Banyak orang yang kemudian meninggalkan rumah-rumah mereka. Namun tiga dekade kemudian, situasi tersebut perlahan mulai membaik.

Sisa-sisa dari Tembok Berlin sengaja dibiarkan sebagai bukti sejarah terpisahnya kedua Jerman di mas
Zika Zakiya

Sisa-sisa dari Tembok Berlin sengaja dibiarkan sebagai bukti sejarah terpisahnya kedua Jerman di mas

Meski begitu, hingga hari ini, kesenjangan tersebut masih tetap ada.

Gaji serta pendapatan di Jerman Timur saat ini mencapai 85 persen dari angka yang diperoleh di wilayah Barat.

Selain itu, Jerman Timur kurang terwakili baik dalam politik, bisnis, dan persoalan akademik, meski Kanselir Jerman saat ini, Angela Merkel berasal dari wilayah Timur.

Batu dari tembok Berlin diletakkan di antara Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) dan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kalijodo dan diberi nama Patung Menembus Batas.

Sebelum menentukan Kalijodo sebagai lokasi peletakannya, arsitek Yori Antar dan seniman Teguh Ostenrik telah puluhan tahun memikirkan lokasi yang pas untuk meletakkan batu bersejarah tersebut.

"Sudah hampir 30 tahun saya bersama dia (Teguh Ostenrik) cari lokasinya. Tepatnya 27 tahun sejak tembok Berlin itu dibawa ke Jakarta," ujar Yori, di Jakarta, Selasa (29/8/2017).

Baca Juga: Tak Mau Kehilangan Momen Penting di Jakarta dan Bandung dalam Sehari, Nia Ramadhani Rela Lakukan Hal Ini. Begini Kronologinya

Hal itu dibenarkan Teguh Ostenrik. Teguh kemudian menceritakan perjalanannya hingga mendapatkan empat keping batu dari tembok Berlin.

Pekerja tengah menata bongkahan Tembok Berlin untuk didirikan di Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Kalijodo, Penjaringan, Jakarta Utara, Selasa (26/9/2017). Pemprov DKI Jakarta memajang 4 bagian bongkahan dari tembok Berlin yang dilukis oleh seorang perupa Indonesia bernama Teguh Ostenrik dan
WARTA KOTA

Pekerja tengah menata bongkahan Tembok Berlin untuk didirikan di Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Kalijodo, Penjaringan, Jakarta Utara, Selasa (26/9/2017). Pemprov DKI Jakarta memajang 4 bagian bongkahan dari tembok Berlin yang dilukis oleh seorang perupa Indonesia bernama Teguh Ostenrik dan

"Patung Menembus Batas itu konsepnya sudah saya reka-reka dari awal 1990. Dua minggu setelah tembok Berlin runtuh, saya langsung terbang ke Berlin untuk mencari tahu caranya bisa mendapatkan 4 segmen dinding pembatas tersebut," kata Teguh.

Teguh kemudian mendapatkan informasi bahwa perusahaan yang ditunjuk pemerintah Jerman untuk mengurus penjualan pecahan tembok Berlin adalah Limex GmbH.

Baca Juga: Karyanya Dikagumi Bung Karno, Inilah Cerita Gubernur DKI Jakarta dari Etnis Tionghoa yang Paling Menderita. Apa Penyebabnya?

"GmbH itu singkatan dari Gesselschaft mit begrenzer Haltung yang artinya sama seperti PT (Persereoan Terbatas), nah Limex itu nama dari perusahaannya. Jadi Limex GmbH sama dengan PT Limex," ujarnya.

Dari Limex GmbH Teguh berhasil mendapatkan empat segmen batu yang masing-masing berukuran 120x360x20 sentimeter.

Pekerja tengah menata bongkahan Tembok Berlin untuk didirikan di Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Kalijodo, Penjaringan, Jakarta Utara, Selasa (26/9/2017). Pemprov DKI Jakarta memajang 4 bagian bongkahan dari tembok Berlin yang dilukis oleh seorang perupa Indonesia bernama Teguh Ostenrik dan
WARTA KOTA

Pekerja tengah menata bongkahan Tembok Berlin untuk didirikan di Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Kalijodo, Penjaringan, Jakarta Utara, Selasa (26/9/2017). Pemprov DKI Jakarta memajang 4 bagian bongkahan dari tembok Berlin yang dilukis oleh seorang perupa Indonesia bernama Teguh Ostenrik dan

Menurut Teguh, pecahan tembok Berlin itu memiliki makna yang dalam untuk Indonesia.

"Lalu, dasar pemikiran dari Patung Menembus Batas ini datang dari bentuk negara kita yang terdiri dari Beragam Suku bangsa, Agama, Bahasa dan budaya. Di antara suku-suku bangsa yang sama sekali berbeda itu, selalu ada " Tembok Berlin"," kata dia.

Ia mengatakan, sejak didapatkannya pecahan batu dari tembok Berlin itu dia terus mencari lokasi peletakan agar makna yang terkandung di dalamnya dapat dimengerti masyarakat luas.

Baca Juga: Sehari Setelah Pelantikan, Apa Alasan Kantor Wali Kota Jakarta Utara Belum Juga Pasang Foto Presiden - Wakil Presiden yang Baru?

"Pada 1990, saat saya mencetuskan ide Patung Menembus Batas ini, hanya segelintir orang yang mengerti. sebagian besar malah pempertanyakan korelasi tembok Berlin dengan Indonesia," ujarnya.

Teguh menyampaikan dirinya juga sempat dicibir karena konsepnya itu.

Pekerja tengah menata bongkahan Tembok Berlin untuk didirikan di Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Kalijodo, Penjaringan, Jakarta Utara, Selasa (26/9/2017). Pemprov DKI Jakarta memajang 4 bagian bongkahan dari tembok Berlin yang dilukis oleh seorang perupa Indonesia bernama Teguh Ostenrik dan
WARTA KOTA

Pekerja tengah menata bongkahan Tembok Berlin untuk didirikan di Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Kalijodo, Penjaringan, Jakarta Utara, Selasa (26/9/2017). Pemprov DKI Jakarta memajang 4 bagian bongkahan dari tembok Berlin yang dilukis oleh seorang perupa Indonesia bernama Teguh Ostenrik dan

"Bahkan ada yang bilang 'Ah Indonesia sudah lama bersatu dan aman kok!' Lalu apa yang terjadi setelah saya mencetuskan gagasan "Patung Menembus Batas" ini? 1998 kerusuhan Mei, Lalu ada konflik Ambon, dan lain-lain. Apakah itu persatuan?" ungkapnya.

Kini Kalijodo telah menjadi lokasi yang diharapkan mampu menerjemahkan segala konsep yang terkandung dalam Patung Menembus Batas.

Baca Juga: Dulu Marah-marah Karena Sering Mogok dan Terbakar, Begini Komentar Ahok Begitu Tahu Transjakarta Operasikan Kembali Bus Gandeng Buatan China Ini

Pekerja tengah menata bongkahan Tembok Berlin untuk didirikan di Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Kalijodo, Penjaringan, Jakarta Utara, Selasa (26/9/2017). Pemprov DKI Jakarta memajang 4 bagian bongkahan dari tembok Berlin yang dilukis oleh seorang perupa Indonesia bernama Teguh Ostenrik dan
WARTA KOTA

Pekerja tengah menata bongkahan Tembok Berlin untuk didirikan di Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Kalijodo, Penjaringan, Jakarta Utara, Selasa (26/9/2017). Pemprov DKI Jakarta memajang 4 bagian bongkahan dari tembok Berlin yang dilukis oleh seorang perupa Indonesia bernama Teguh Ostenrik dan

"Bagi saya Patung Menembus Batas masih aktual dan harus menjadi simbol yang bisa mengingatkan pada tembok Berlin, alat penyekat yang berlumuran darah, tersirami oleh ratap tangis anak manusia, telah berhasil diruntuhkan oleh mereka yang tertindas dan menjadi prasasti bagi sejarah kemanusiaan yang beradab," ucap Teguh. (Rosiana Haryati)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Hari Ini dalam Sejarah: Tembok Berlin Dirobohkan Massa

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya

Latest