Mereka menyerukan kalimat Tor auf atau "Buka Gerbangnya" sembari minum bir serta champagne.
Kemudian, pada tengah malam, massa mulai memenuhi checkpoint tembok.
Saat itu, dilaporkan sebanyak 2 juta orang datang berkumpul di Tembok Berlin. Mereka memanjat dan membongkarnya.
Kala itu, massa meruntuhkan tembok menggunakan palu dan berusaha menyingkirkan potongan-potongan tembok menjauh dari lokasi aslinya.
Orang-orang Berlin sendiri menyebut mereka yang meruntuhkan tembok sebagai Mauerspechte atau para pelatuk tembok.
Beberapa jurnalis menggambarkan peristiwa tersebut sebagai pesta rakyat terbesar dalam sejarah dunia.
Setelah tembok pemisah berhasil dibuka, massa mulai melintasi pagar.
Arsip pemberitaan harian The Guardian, 11 November 1989 menggambarkan, para penduduk melintasi tembok dengan sukacita, heran, tangis, dan tawa.