"Pada 1990, saat saya mencetuskan ide Patung Menembus Batas ini, hanya segelintir orang yang mengerti. sebagian besar malah pempertanyakan korelasi tembok Berlin dengan Indonesia," ujarnya.
Teguh menyampaikan dirinya juga sempat dicibir karena konsepnya itu.
"Bahkan ada yang bilang 'Ah Indonesia sudah lama bersatu dan aman kok!' Lalu apa yang terjadi setelah saya mencetuskan gagasan "Patung Menembus Batas" ini? 1998 kerusuhan Mei, Lalu ada konflik Ambon, dan lain-lain. Apakah itu persatuan?" ungkapnya.
Kini Kalijodo telah menjadi lokasi yang diharapkan mampu menerjemahkan segala konsep yang terkandung dalam Patung Menembus Batas.
"Bagi saya Patung Menembus Batas masih aktual dan harus menjadi simbol yang bisa mengingatkan pada tembok Berlin, alat penyekat yang berlumuran darah, tersirami oleh ratap tangis anak manusia, telah berhasil diruntuhkan oleh mereka yang tertindas dan menjadi prasasti bagi sejarah kemanusiaan yang beradab," ucap Teguh. (Rosiana Haryati)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Hari Ini dalam Sejarah: Tembok Berlin Dirobohkan Massa