Fotokita.net - Buntut dari peristiwa penangkapan mahasiswa Papua di Jawa Timur memang belum lagi usai sepenuhnya. Setelah beragam peristiwa unjuk rasa di sejumlah kota di Papua Barat dan Papua, sejumlah warga masih menunjukkan ketidak puasannya pada pemerintah.
Pada Senin (19/09/2019) setelah isu penangkapan itu tiba di telepon genggam warga Papua Barat dan Papua, unjuk rasa berujung kerusuhan anarkis pecah di Manokwari, ibu kota Papua Barat. Peristiwa itu seperti memicu gelombang unjuk rasa yang diikuti dengan aksi anarkis.
Gubernur Papua Lukas Enembe pun geram atas dugaan rasisme yang dialami mahasiswa Papua di Surabaya dan Malang itu.
Lukas Enembe bereaksi dengan kejadian di Surabaya dan Malang.
Lukas Enembe pun mengancam akan memulangkan semua mahasiswa Papua di seluruh Indonesia.
Hal itu akan dilakukan Lukas Enembe jika para mahasiswa yang sedang mengenyam pendidikan itu tidak mendapatkan rasa aman.
Hal itu diungkapnya Lukas Enembe saat menjadi nara sumber di Mata Najwa Rabu (21/8/2019) malam di Jakarta.
Kini, terbetik kabar ada sekitar 300 mahasiswa asal Papua, yang sebelumnya berkuliah di sejumlah daerah di Indonesia, kini telah kembali ke Jayapura.
Mengetahui hal tersebut, Gubernur Papua Lukas Enembe mengaku kaget karena sebelumnya Panglima TNI dan Kapolri telah memberikan jaminan keamanan bagi mahasiswa dan pelajar asal Papua yang menempuh pendidikan di luar Papua.
"Memang sudah ada imbauan dari kami, saya arahkan waktu itu, kalau di NKRI tidak aman, kami pulangkan. Tapi ini aman, kenapa pulang, untuk apa?" tutur Lukas di Jayapura, Senin (9/9/2019). Lukas menyayangkan sikap para mahasiswa yang tidak berkoordinasi dengan pemerintah daerah yang mengirim mereka berkuliah.
Terlebih, saat ini rekonsiliasi sedang dilakukan dan seluruh institusi terkait telah memberikan jaminan keamanan bagi seluruh mahasiswa asal Papua.
Namun, Lukas memastikan pemerintah daerah akan bersedia memfasilitasi para mahasiswa tersebut bila mereka bersedia kembali berkuliah di tempat sebelumnya.
"Jadi sekarang ini kami pusing mau taruh mereka (kampus mana). Kami akan panggil Gubernur, MRP dan DPR Papua Barat, Direktur Unima, Rektor Uncen, dan para bupati/wali kota untuk bicara kepulangan mahasiswa dalam jumlah besar tanpa pemberitahuan," ujar Lukas.
Lukas mendapat dapat informasi bahwa sudah lebih dari 300 mahasiswa asal Papua yang telah kembali ke Jayapura. Sekitar 200 orang dari Manado dan lainnya dari Pulau Jawa.
Sebelumnya diberitakan, Ketua Majelis Rakyat Papua (MRP) Timotius Murib menyebut sudah ada utusan dari Kapolri yang meminta MRP meninjau kembali maklumat yang dikeluarkan.
Isi maklumat tersebut salah satunya adalah apabila mahasiswa dan mahasiswi Papua tidak merasa nyaman dan tidak ada perlindungan dari provinsi dan kabupaten/kota di seluruh Indonesia, mereka bisa kembali ke Papua.
"Kami akan menggelar rapat untuk melihat kembali maklumat kami karena jangan-jangan maklumat kami itu dijadikan dasar oleh adik-adik kami pulang," kata Timotius.