Dr Atan dan kolega-koleganya mengecek kembali taraf vitamin remaja tersebut dan menemukan bahwa dia kekurangan B12 serta vitamin-vitamin dan mineral-mineral penting lainnya, seperti tembaga, selenium, serta vitamin D.
Remaja itu tidak kekurangan bobot tubuh, tapi mengalami kurang gizi yang parah.
"Dia kehilangan mineral-mineral pada tulangnya, yang benar-benar mengejutkan pada remaja pria seusianya."
Dalam kategori penglihatan, dia masuk kategori buta.
"Dia punya titik buta persis pada baian tengah penglihatannya. Itu artinya dia tidak bisa mengemudi dan akan sangat kesulitan membaca, menonton acara TV, atau mengenali wajah," papar Dr Atan.
"Dia bisa berjalan sendiri, karena dia punya pandangan periferi."
Neuropati optik nutrisi—keadaan yang dialami remaja itu—sesungguhnya dapat ditangani jika didiagnosa seara dini. Namun, jika dibiarkan terlalu lama, serat-serat pada saraf optik mati dan kerusakannya menjadi permanen.
Dr Atan mengatakan kondisi seperti ini tidak lazim, namun dia menyarankan para orang tua paham potensi ancaman yang ditimbulkan ketika anak pilih-pilih makanan.