Follow Us

Nasib Tragis Satwa Liar Korban Kebakaran Hutan Amazon yang Bikin Kita Menangis. Akankah Mereka Cuma Jadi Kenangan dalam Foto?

Bayu Dwi Mardana Kusuma - Senin, 02 September 2019 | 06:53
Sebuah foto dari udara yang menunjukkan kebakaran hutan Amazon di kawasan Novo Progresso, Negara Brasil.
Kompas.com

Sebuah foto dari udara yang menunjukkan kebakaran hutan Amazon di kawasan Novo Progresso, Negara Brasil.

Lumba-lumba pink Amazon
Wikimedia Commons

Lumba-lumba pink Amazon

Hewan-hewan ini bisa terhindar dari api dengan menyelam, tapi menurut Dr. Mark Bowler, ahli ekologi dari University of Suffolk mengatakan sungai dan danau tempat hidup mereka akan berubah.

"Populasi ikan dan ekologi sungai akan berubah, dan ini akan mempengaruhi hewan-hewan besar," katanya.

Baca Juga: Foto-foto Unik Dunia, Mana yang Jadi Favorit Kita? Kebakaran Hutan Jambi, Hukum Cambuk Aceh, Bentrok Yerusalem Atau Danau Cinta di Tengah Gurun?

Banyak manusia yang hidupnya tergantung pada hutan tropis akan kehilangan penghidupan mereka akibat kebakaran.

Primata ini juga menjadi salah satu korban dalam kebakaran hutan hujan Amazon yang paling buruk sejak 2010.
Getty Images via BBC Indonesia

Primata ini juga menjadi salah satu korban dalam kebakaran hutan hujan Amazon yang paling buruk sejak 2010.

Dr Rachel Carmenta, ahli lingkungan dari University of Cambridge yang bekerja dengan penduduk asli Amazon mengatakan kepada BBC News bahwa kebakaran hutan ini juga merupakan "masalah kemanusiaan juga".

Banyak hewan yang diburu oleh komunitas, termasuk kura-kura dan capybaras, bergerak dengan lambat dan kemungkinan besar mati terbakar, katanya.

Meneruskan perburuan hewan ini sulit sekali karena tanah akan menjadi terlalu berisik bagi para pemburu.

Baca Juga: Asap Pekat Kebakaran Ganggu Aktivitas Warga Aceh, Petugas Kesehatan Bagikan Masker. Foto-foto Ini Buktinya

Kebakaran hutan hujan Amazon
Buzzfeed

Kebakaran hutan hujan Amazon

Selain itu, tanaman yang dipakai oleh komunitas untuk membangun rumah dan membuat obat-obatan juga akan hangus.

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya

Latest