Follow Us

youtube_channeltwitter

Tanaman Obat Ini Bikin Kaya Petani Kalimantan, Sayangnya Pemerintah Sedang Proses Hukumnya. Akankah Petani Kita Jadi Merana?

Bayu Dwi Mardana Kusuma - Sabtu, 31 Agustus 2019 | 16:41
Daun kratom, yang disebut memiliki efek 10 kali lebih berbahaya dibanding kokain dan ganja.
AFP

Daun kratom, yang disebut memiliki efek 10 kali lebih berbahaya dibanding kokain dan ganja.

Fotokita.net -Sejumlah masyarakat yang berkebun daun kratom (Purik) di Kabupaten Kapuas Hulu, terus mendesak pemerintah daerah, provinsi, dan pusat, agar daun kratom diatur secara legal dalam undang-undang.

"Di mana hingga saat ini, aturan mengelola daun kratom tersebut belum ada kejelasan dari Pemerintah. Apakah akan dilarang ataupun dilegalkan, sehingga membuat masyarakat masih ragu-ragu," ujar seorang warga Putussibau Selatan, Jamli, kepada Tribun Pontianak, Kamis (7/2/2019).
Menurut Jamli, ketika hukum daun kratom sudah jelas legal, membuat masyarakat tidak ragu-ragu lagi untuk terus menanam dan menjual daun tersebut.
"Begitu juga kalau sudah dilarang secara resmi, masyarakat tentunya tak akan menanam lagi dan menjual," ungkapnya.
Penanam kratom, Gusti Prabu, menunjukkan daun kratom di sebuah perkebunan di Pontianak, Kalimantan Barat, Selasa (25/12/2018). Masyarakat penanam kratom mendesak ketegasan Pemerintah terkait legalitas tanaman tersebut yang diketahui memiliki nilai ekonomi karena khasiatnya sebagai obat herbal, namu
AFP

Penanam kratom, Gusti Prabu, menunjukkan daun kratom di sebuah perkebunan di Pontianak, Kalimantan Barat, Selasa (25/12/2018). Masyarakat penanam kratom mendesak ketegasan Pemerintah terkait legalitas tanaman tersebut yang diketahui memiliki nilai ekonomi karena khasiatnya sebagai obat herbal, namu

Setelah harga getah karet murah, daun kratom menjadi idola sebagai mata pencaharian masyarakat khususnya di Kabupaten Kapuas Hulu.
Tanaman kratom diketahui banyak kalangan sebagai tanaman obat herbal yang memiliki sejumlah khasiat.
Tanaman ini sering digunakan untuk mengobati beberapa penyakit seperti diare, pereda nyeri, batuk, darah tinggi, dan lemah syahwat.
Tanaman Kratom juga biasa digunakan untuk mengatasi kelelahan dan meningkatkan semangat kerja.
Sayangnya, keberadaan tanaman ini masih menjadi kontroversi akibat beberapa catatan yang mengindikasikan daunnya berkemungkinan mengandung zat psikotropika.
Kratom secara tradisional digunakan sebagai tanaman obat di Kalimantan dan daratan Asia Tenggara lainnya seperti Malaysia, Thailand, dan Myanmar.
Daun tanaman sejenis kopi ini sangat populer di Amerika Serikat karena dipercaya dapat membantu mengurangi rasa sakit, membuat rileks dan membantu pecandu opium untuk berhenti.

Namun legalitas kratom saat ini dipertanyakan banyak negara, dan Indonesia lewat Badan Narkotika Nasional sedang memroses kratom menjadi obat-obatan Golongan I.

Apakah kratom tanaman obat atau obat terlarang?

Baca Juga: Penelitian Ini Kuatkan Asal Muasal Tanaman Ganja Berasal dari Dataran Tinggi Ini. Apa Buktinya?

Tanaman ini bagi sekitar 300.000 petani di Kalimantan menjadi sumber pendapatan.

Matius yang dipanggil Mario oleh orang kampungnya, misalnya, termasuk di antaranya.

Tanpa menggunakan alat, ia memanjat pohon kratom setinggi belasan meter di hutan di kampung Tembak, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat.

Penanam kratom, Gusti Prabu, saat merawat tanaman kratom miliknya di sebuah perkebunan di Pontianak, Kalimantan Barat, Selasa (25/12/2018). Masyarakat penanam kratom mendesak ketegasan Pemerintah terkait legalitas tanaman tersebut yang diketahui memiliki nilai ekonomi karena khasiatnya sebagai obat
AFP

Penanam kratom, Gusti Prabu, saat merawat tanaman kratom miliknya di sebuah perkebunan di Pontianak, Kalimantan Barat, Selasa (25/12/2018). Masyarakat penanam kratom mendesak ketegasan Pemerintah terkait legalitas tanaman tersebut yang diketahui memiliki nilai ekonomi karena khasiatnya sebagai obat

Pohon itu berbatang tunggal sehingga Mario harus mengapit kakinya agar bisa naik ke puncak pohon.

Setibanya di puncak, dia mengeluarkan parang dan mulai menebas ranting-ranting yang berdaun.

Source : BBC Indonesia

Editor : Fotokita

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

slide 5 to 7 of 7

Latest

Popular

Tag Popular

x