Fotokita.net - Insiden mati listrik di Jakarta dan Jawa Barat pada Minggu siang (04/08) merupakan yang terparah sejak tahun 2005, kata pengamat kelistrikan Fabby Tumiwa.
Waktu itu, terjadi mati listrik di sekitar wilayah Jawa dan Bali. Penyebabnya ialah gangguan di transmisi Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) 500 KV Jawa-Bali.
Di daerah Jakarta dan Banten, listrik mati total selama tiga jam, namun perbaikan keseluruhan memakan waktu hingga 24 jam.

Warga beraktifitas menggunakan penerangan lilin dan lampu darurat, di wilayah Karet Tengsin Jakarta, Minggu malam (4/8/2019). Aliran listrik di Banten, Jabodetabek hingga Bandung terputus akibat adanya gangguan pada sejumlah pembangkit di Jawa. TRIBUNNEWS/HERUDIN
Fabby menjelaskan, gangguan seperti ini merupakan risiko dari sistem interkoneksi yang digunakan PLN.
"Jalur transmisi itu seperti jalan tol, dia yang mengangkut listrik. Karena terjadi gangguan maka aliran daya dari timur ke barat mengalami gangguan juga," tuturnya seperti dilansir dari BBC Indonesia.
"Karena ada gangguan, secara otomatis pembangkit-pembangkit itu mengalami trip sehingga pasokan daya berkurang."
Fabby memperkirakan, gangguan seperti ini tidak bisa diselesaikan dengan cepat. "Karena selain PLN harus membenahi atau memperbaiki jaringan transmisi yang tadi rusak, mereka juga harus secara bertahap menyalakan pembangkit-pembangkit yang trip itu."

Suasana kota Jakarta yang terdampak listrik padam di Tanah Abang, Jakarta Pusat, Minggu (4/8/2019). Aliran listrik di Banten, Jabodetabek hingga Bandung terputus akibat adanya gangguan pada sejumlah pembangkit di Jawa. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN