Follow Us

Akankah Susi Pudjiastuti Tetap Menenggelamkan Kapal Pencuri Ikan? Susinisasi Terbukti Jadikan Indonesia Juara di Pentas Dunia!

Bayu Dwi Mardana Kusuma - Rabu, 31 Juli 2019 | 15:39
Menteri Kelautan dan Perikanan RI Susi Pudjiastuti
instagram/susipudjiastuti115

Menteri Kelautan dan Perikanan RI Susi Pudjiastuti

Fotokita.net - Tak lama lagi masa kerja Kabinet Kerja di bawah pimpinan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla akan berakhir. Sebab, kabinet yang diumumkan pertama kali pada 26 Oktober 2014 ini mengikuti masa kemimpinan presiden selama lima tahun.

Dari komposisi menteri yang terdiri 34 orang (empat menteri koordinator dan 30 menteri), ada seorang menteri yang terhitung menonjol dalam hal pencapaian kinerja dan sorotan media massa maupun media sosial. Apa yang dikerjakan oleh menteri ini kerap menjadi perbincangan hangat di media sosial ataupun media massa.

Baca Juga: Berhasil Usir Kapal Asing, Mampukah Menteri Susi Pudjiastuti Keluarkan Indonesia dari Daftar Penyumbang Sampah ke Laut Nomor Dua Dunia?

Dengan gebrakan pertama menindak tegas kapal-kapal pencuri ikan di laut wilayah Indonesia, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti langsung memikat perhatian publik. Namanya kian mentereng ketika kinerja tanpa lelahnya itu terbukti secara angka dalam rupiah. Artinya, pendapatan negara meningkat selama masa tugasnya yang sudah empat tahun lebih.

Hal ini diketahui saat Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI menilai hasil dari laporan keuangan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).

Menurut BPK RI, KKP meraih opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) untuk laporan keuangannya tahun 2018.

Menteri Susi menyatakan pencapaian itu tak lepas dari upaya KKP untuk terus melakukan efisiensi anggaran dalam empat tahun terakhir, salah satunya melalui kebijakan Susinisasi.

Baca Juga: Tak Pernah Lelah Beraksi Demi Lingkungan, Menteri Susi Pudjiastuti Pamerkan Sepatu Baru dari Daur Ulang Sampah Plastik. Lihat Fotonya!

 Susi Pudjisatuti bersama Tito Karnavian dan aparat lainnya  saat menandatangani MoU di Rupatama Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (30/7/2019)
Twitter/@fxjims

Susi Pudjisatuti bersama Tito Karnavian dan aparat lainnya saat menandatangani MoU di Rupatama Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (30/7/2019)

"Hasilnya, dalam empat tahun terakhir KKP dapat mengembalikan Rp 9,3 triliun kepada negara. PNBP naik dari Rp 150 miliar saat awal saya menjadi menteri, sekarang sudah jadi Rp 600 miliar lebih," kata Susi dalam siaran pers, Rabu (12/6/2019).

"Pajak juga naik dari sebelumnya tak sampai Rp 300 miliar, sekarang sudah Rp 1,5 triliun,” ucapnya.

Susi mengakui, masih banyak PR yang harus dilakukan dalam efisiensi dan efektivitas anggaran. Hal ini akan terus diupayakan oleh KKP ke depannya.

Baca Juga: Tak Tergoda Suap Rp 5 Triliun, Menteri Susi Pudjiastuti Sukses Bawa Indonesia Sebagai Penyuplai Tuna Terbesar di Dunia. Lihat Foto-foto Kiprahnya!

Susi Pudjiastuti

Susi Pudjiastuti

“Saya akui, dari sisi anggaran dan efektivitasnya masih banyak kita bisa perbaiki. Kemudian efisiensinya tentu saja juga pasti kita bisa perbaiki," ungkap Susi.

Efektivitas ini, kata Susi, sangat penting karena nanti akan menjadi ujung tombak dari produktivitas perikanan Indonesia.

Sama seperti Menteri Susi, anggota IV BPK RI Rizal Djalil pun mengatakan pencapaian ini tak lepas dari peningkatan realisasi anggaran dan peningkatan PNPB yang dikelola oleh para pejabat komitmen di KKP. Tak luput juga dari peningkatan sumber daya ikan di laut.

Baca Juga: Begini Alasan Menteri Susi Pudjiastuti Bakal Menang Lomba Paddle Lawan Mark Zuckerberg. Foto-foto Ini Membuktikannya!

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti ketika melakukan Pawai Anti Plastik di Jakarta, Minggu (21/7/2019).
MUTIA FAUZIA

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti ketika melakukan Pawai Anti Plastik di Jakarta, Minggu (21/7/2019).

"Ini tak luput dari peningkatan ketersediaan sumber daya ikan berkat ketegasan Menteri Susi Pudjiastuti yang mengambil tindakan-tindakan tegas dalam menjaga laut Indonesia," ucap Rizal.

Bahkan, Rizal mengimbau KKP untuk terus memperbesar belanja modal bagi masyarakat untuk mendorong kesejahteraan, yang akan turut berimbas pada meningkatnya penerimaan negara.

“Saya mendorong sepenuhnya Ibu Menteri dengan jajarannya agar belanja modalnya diperbesar sehingga kapasitas kita mendorong masyarakat lebih sejahtera, mendorong penerimaan negara menjadi lebih meningkat makin besar juga,” ucapnya.

Baca Juga: Masuk Daftar Global Thinkers 2019, Begini Foto-foto Keren Susi Pudjiastuti di Panggung Fashion

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti melihat lukisan mural di Jalan Slamet Riyadi, Solo, Rabu (20/9/2017)
KOMPAS.com/ M Wismabrata

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti melihat lukisan mural di Jalan Slamet Riyadi, Solo, Rabu (20/9/2017)

Selain itu harap Rizal, peningkatan PNPB terus berlanjut di tahun-tahun berikutnya seiring dengan makin tersedianya sumber daya perikanan di laut.

“Kami berharap, PNBP ke depan juga bisa lebih meningkat lagi seiring dengan masifnya, makin tersedianya sumber daya perikanan kita di laut kita karena tindakan-tindakan yang memang harus kita lakukan berdasarkan hukum kita,” ujarnya.

Tak cuma dalam bentuk rupiah, ketegesan Menteri Susi juga berdampak pada produk laut Indonesia. Ikan tuna dari Indonesia termasuk salah satu yang mendominasi pasar ikan tuna di dunia.

Baca Juga: Ular Mematikan asal Australia yang Ditemukan di Papua Ini Renggut Nyawa Anggota Brimob dengan Bisa yang Menyebar Lewat Kelenjar Getah Bening!

Indonesia jadi produsen terbesar ikan tuna di dunia.
kompas.com

Indonesia jadi produsen terbesar ikan tuna di dunia.

Indonesia adalah produsen terbesar ikan tuna di dunia, dengan hasil tangkapan bernilai hingga 5 miliar dollar AS atau hampir Rp71 triliun setahun.

Jika dihitung-hitung, satu dari enam ekor tuna yang ditangkap di dunia selama tiga tahun terakhir ini berasal dari Indonesia.

Data resmi Food and Agriculture Organization (FAO) melalui SOFIA pada 2016 menunjukkan bahwa terdapat 7,7 juta metrik ton tuna dan spesies seperti tuna ditangkap di seluruh dunia.

Di tahun yang sama, Indonesia memasok lebih dari 16 persen total produksi dunia dengan rata-rata produksi tuna, cakalang dan tongkol Indonesia mencapai lebih dari 1,2 juta ton pertahun.

Sedangkan pada 2017, volume ekspor tuna Indonesia mencapai 198.131 ton dengan nilai 659,99 juta dollar AS.

Baca Juga: Sungai Ciujung Banten Menghitam, Ternyata Sudah Tercemar Sejak 20 Tahun Lamanya! Foto-foto Ini Buktinya

Dikutip dari situs Kementerian Kelautan dan Perikanan, di Indonesia, ikan tuna yang ditangkap terdiri atas Ikan tongkol (Euthynnus affinis), tuna mata besar (big eye tuna), madidihang (yelowfin tuna), sirip biru (bluefin tuna) dan tuna alalunga (albacor).

Ikan-ikan ini sering didaratkan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI), Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) maupun di Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS).

Beberapa waktu lalu, Duta Besar AS untuk Indonesia Joseph R Donovan mengunjungi Morotai bersama rombongan dalam rangka peringati 70 tahun hubungan diplomatik antara pemerintah AS dan Indonesia.

Di sana, Donovan dan rombongan berkeliling ke Pusat Pemrosesan Ikan Tuna di Pusat Perikanan Laut Terpadu.

Baca Juga: Cara Unik Warga Selandia Manfaatkan Sampahnya, Bra Jadi Penghias Pagar! Lihat Foto-fotonya

Indonesia jadi produsen terbesar ikan tuna di dunia.
https://www.maxpixel.net/

Indonesia jadi produsen terbesar ikan tuna di dunia.

Menurut Donovan, Indonesia merupakan produsen tuna terbesar seluruh dunia dan Amerika Serikat merupakan pasar terbesar untuk tuna dari Indonesia.

Diketahui, sejak 2014, ekspor ikan tuna Indonesia ke AS telah meningkat hingga 130 persen. Pada 2017, AS membeli tuna sebesar 1 miliar dollar AS, atau seberat 150.000 ton dari Indonesia.

“Kami merefleksikan hubungan diplomatik antara Amerika Serikat dan Indonesia, yakni jalinan kemakmuran bersama yang terjalin erat. Dicontohkan dengan perdagangan tuna,” kata Donovan.

Selain AS, pasar ekspor ikan tuna Indonesia yakni Jepang, Australia, Hong Kong, Singapura, dan Korea Selatan.

Baca Juga: Dinilai Tak Layak Lagi Jadi Ibu Kota, Foto-foto Ini Bukti Jakarta Masih Bisa Dibanggakan Warganya

Melestarikan tuna

Nilai ekonomi dari perdagangan ikan tuna Indonesia sangat besar dan menjadi peluang yang bisa terus dimanfaatkan.

Oleh karena itu, Indonesia harus mengedepankan aspek keberlanjutan agar perikanan tuna terus lestari.

Sebagaimana dikutip dari laman Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), pemerintah Indonesia berkomitmen dan konsisten mendukung konservasi dan pengelolaan sumber daya ikan tuna melalui Rencana Pengelolaan Perikanan Tuna, Cakalang dan Tongkol.

Baca Juga: Di Tangan Mereka Bangkai Kapal Begitu Berharga. Berikut Foto-fotonya

Indonesia jadi produsen terbesar ikan tuna di dunia.
KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Indonesia jadi produsen terbesar ikan tuna di dunia.

Pengelolaan tuna nasional ditetapkan untuk menerapkan aturan dan standar yang diadopsi oleh tuna Organisasi Manajemen Perikanan Daerah (RFMOs), di mana Indonesia sekarang berpartisipasi dalam beberapa organisasi, antara lain:

- The Indian Ocean Tuna Commission (IOTC),

- The Western and Central Pacific Fisheries Commission (WCPFC),

- The Commission for the Conservation of Southern Bluefin Tuna (CCSBT), dan

- Inter-American Tropical Tuna Commission (IATTC).

Hal ini dilakukan untuk mewujudkan pengelolaan perikanan tuna yang lestari.

Pemerintah terus berupaya untuk bersinergi dengan industri perikanan dalam menjaga habitat tuna.

Kebijakan dan program strategis telah diluncurkan KKP untuk mencapai pengelolaan perikanan tuna yang berkelanjutan yang akan memberi manfaat dan meningkatkan perekonomian komunitas perikanan tuna. (Fika Nurul Ulya dan Ambaranie Nadia Kemala Movanita)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Laporan Keuangan KKP Raih Opini Wajar Tanpa Pengecualian dari BPK" dan "Diakui AS, Indonesia Kuasai Pasar Ikan Tuna Dunia

Source : Kompas.com

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya

Latest