Selain itu harap Rizal, peningkatan PNPB terus berlanjut di tahun-tahun berikutnya seiring dengan makin tersedianya sumber daya perikanan di laut.
“Kami berharap, PNBP ke depan juga bisa lebih meningkat lagi seiring dengan masifnya, makin tersedianya sumber daya perikanan kita di laut kita karena tindakan-tindakan yang memang harus kita lakukan berdasarkan hukum kita,” ujarnya.
Tak cuma dalam bentuk rupiah, ketegesan Menteri Susi juga berdampak pada produk laut Indonesia. Ikan tuna dari Indonesia termasuk salah satu yang mendominasi pasar ikan tuna di dunia.
Indonesia adalah produsen terbesar ikan tuna di dunia, dengan hasil tangkapan bernilai hingga 5 miliar dollar AS atau hampir Rp71 triliun setahun.
Jika dihitung-hitung, satu dari enam ekor tuna yang ditangkap di dunia selama tiga tahun terakhir ini berasal dari Indonesia.
Data resmi Food and Agriculture Organization (FAO) melalui SOFIA pada 2016 menunjukkan bahwa terdapat 7,7 juta metrik ton tuna dan spesies seperti tuna ditangkap di seluruh dunia.
Di tahun yang sama, Indonesia memasok lebih dari 16 persen total produksi dunia dengan rata-rata produksi tuna, cakalang dan tongkol Indonesia mencapai lebih dari 1,2 juta ton pertahun.
Sedangkan pada 2017, volume ekspor tuna Indonesia mencapai 198.131 ton dengan nilai 659,99 juta dollar AS.
Dikutip dari situs Kementerian Kelautan dan Perikanan, di Indonesia, ikan tuna yang ditangkap terdiri atas Ikan tongkol (Euthynnus affinis), tuna mata besar (big eye tuna), madidihang (yelowfin tuna), sirip biru (bluefin tuna) dan tuna alalunga (albacor).