Follow Us

Di Tangan Mereka Bangkai Kapal Begitu Berharga. Berikut Foto-fotonya

Mahmud Zulfikar - Rabu, 31 Juli 2019 | 10:45
Foto dirilis Jumat (26/7/2019), memperlihatkan pekerja membelah kapal menggunakan las di kawasan Cilincing, Jakarta. Usaha belah kapal sudah puluhan tahun beroperasi di kawasan itu, dengan upah para pembelah kapal yang bervariasi, ada yang bertugas sebagai pemotong, pemilah besi, hingga hanya sekedar mengaitkan besi-besi ke mesin katrol untuk diletakkan ke darat.
ANTARA FOTO

Foto dirilis Jumat (26/7/2019), memperlihatkan pekerja membelah kapal menggunakan las di kawasan Cilincing, Jakarta. Usaha belah kapal sudah puluhan tahun beroperasi di kawasan itu, dengan upah para pembelah kapal yang bervariasi, ada yang bertugas sebagai pemotong, pemilah besi, hingga hanya sekedar mengaitkan besi-besi ke mesin katrol untuk diletakkan ke darat.

Fotokita.net - Ditangan mereka, bangkai kapal raksasa dibelah dan menjadi cara mencari nafkah.

Dengan berbagai alat las, dan mesin katrol mereka berjibaku membelah-belah kapal raksasa.

Berbatasan langsung dengan Teluk Jakarta, bau amis dan sengatan matahari adalah kawan mereka bekerja.

Pekerjaan mereka sudah berlangsung sejak puluhan tahun silam. Banyak pabrik pembelah kapal yang gulung tikar, tidak sedikit juga yang bertahan.

Baca Juga: Berhasil Usir Kapal Asing, Mampukah Menteri Susi Pudjiastuti Keluarkan Indonesia dari Daftar Penyumbang Sampah ke Laut Nomor Dua Dunia?

Melansir dari Kompas.com untuk memutilasi sebuah kapal dibutuhkan waktu yang berbeda-beda tergantung besar kecilnya kapal. Misal, kapal Golden Ocean dengan bobot 90 ribu ton, diperkirakan membutuhkan waktu sekitar satu tahun pengerjaan.

Memulai kerja dari pagi hingga sore, upah para pekerja dibayar bersih harian. Makan, minum, dan rokok pun sudah disediakan pabrik.

Pabrik yang rugi dan tutup biasanya salah memperhitungkan bobot berat kapal yang akan dijual nanti.

Ambil contoh pabrik membeli kapal dengan berat 900 ton, ternyata setelah dipotong-potong dan dijual, berat besi kurang dari 900 ton. Tentu tidak bisa menutupi biaya produksi.

Baca Juga: Wow, Kapal Rampok Ikan Dunia Ini Akhirnya Tertangkap di Indonesia

Para pekerja sadar konsekuensi dari pekerjaannya. Gangguan saluran pernapasan hingga bahaya tertimpa besi berton-ton.

Dibalik resiko keselamatan dan kesehatan yang membayangi, mereka tetap optimis akan bisnis penjualan besi yang akan selalu stabil.

Source : Kompas.com

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Latest