Follow Us

Disinggung Keterlibatan Dokter Forensik RS Polri, Ketua Tim Autopsi Ulang Brigadir J Cuma Jawab Begini, Foto Almarhum Terus Ditangisi

Bayu Dwi Mardana Kusuma - Rabu, 03 Agustus 2022 | 19:31
Ade Firmansyah ketua tim autopsi ulang Brigadir J menjawab begini disinggung keterlibatan dokter forensik RS Polri. Foto almarhum ditangisi.
Facebook

Ade Firmansyah ketua tim autopsi ulang Brigadir J menjawab begini disinggung keterlibatan dokter forensik RS Polri. Foto almarhum ditangisi.

Nah, untuk kemarin kita autopsi, itu kan sudah sulit, ya, kondisinya. Mau tidak mau, kita cari lagi tanda-tanda itu semua di jaringan. Jaringan yang mengalami pendarahan hebat itu efeknya apa, sih? Nah, itu kita lihat di jaringannya. Atau betul tidak mengalami pendarahan? Betul tidak mengalami kekurangan oksigen?"

"Kami cek ke jaringan dan sel-selnya. Sampel jaringan itu memiliki tingkat kesulitan yang berbeda-beda. Ada yang kena formalin, tapi ada yang sudah mengalami pembusukan. Ada yang keras, ada yang lembek. Sampel itu juga harus difiksasi, diproses, dan itu tidak sebentar."

Baca Juga: Suaminya Pimpin Autopsi Ulang Brigadir J, Istri Ketua Dokter Forensik Punya Jabatan Mentereng di RSPAD Gatot Subroto, Foto Sosoknya Muncul di Medsos

Ade Firmansyah ketua tim autopsi ulang Brigadir J menjawab begini disinggung keterlibatan dokter forensik RS Polri. Foto almarhum ditangisi.
Kolase

Ade Firmansyah ketua tim autopsi ulang Brigadir J menjawab begini disinggung keterlibatan dokter forensik RS Polri. Foto almarhum ditangisi.

Lantas, berapa banyak sampel yang diambil untuk diperiksa?

Ade menjelaskan atas pertanyaan itu, "Sampel yang kami ambil itu kurang lebih sebesar bagian kuku ibu jari, itu kami perlu potong untuk dicek. Bila belum dapat, perlu kami potong ulang. Dari 20 sampel itu, mungkin slide pemeriksaannya itu bisa sampai 50-an. Itu makanya lama."

Dalam proses autopsi ulang Brigadir J, tim forensik independen menemukan sejumlah fakta awal. "Kami ketemu beberapa luka, tentunya dengan kondisi jenazah yang sudah mengalami pembusukan. Luka itu akan kami konfirmasi dengan pemeriksaan lebih lanjut di laboratorium. Kami harus pastikan itu betul luka atau bukan. Kalau misal luka, itu kami cek lagi, apakah luka vital atau luka yang terjadi setelah kematian," ujar Ade.

Dia melanjutkan keterangannya, "Nah, luka setelah kematian ini bisa diakibatkan oleh tindakan pascaautopsi sebelumnya. Kalau luka yang terjadi sebelum kematian, itu ada gambaran intravital, seperti adanya pendarahan dan reaksi jaringan. Autopsi ini kan bedah mayat. Pasti membedah dan menyayat, tetapi luka sayatan autopsi akan berbeda dengan luka sebelum kematian."

Lantas, apakah tim dokter forensik RS Polri yang melakukan autopsi pertama dilibatkan di tim forensik independen dalam autopsi ulang Brigadir J?

Ade Firmansyah menjawab dengan lugas. "Tidak sama sekali. Kami juga belum melihat dan mendapatkan hasil autopsi pertama," kata lulusan Fakultas Kedokteran UI ini.

Sembari menunggu hasil autopsi ulang, keluarga terus menangisi foto almarhum. Rohani Simanjuntak, bibi Brigadir J secara rutin mengunggah foto jenazah ajudan Irjen Ferdy Sambo melalui akun Facebook miliknya.

Lantas, kerabat Brigadir J lainnya, Roslin Emika juga mengunggah foto almarhum saat merayakan hari kelahirannya. Semua foto almarhum yang diunggah itu selalu disertai emotikon menangis.

Editor : Fotokita

Baca Lainnya

Latest