Follow Us

Disinggung Keterlibatan Dokter Forensik RS Polri, Ketua Tim Autopsi Ulang Brigadir J Cuma Jawab Begini, Foto Almarhum Terus Ditangisi

Bayu Dwi Mardana Kusuma - Rabu, 03 Agustus 2022 | 19:31
Ade Firmansyah ketua tim autopsi ulang Brigadir J menjawab begini disinggung keterlibatan dokter forensik RS Polri. Foto almarhum ditangisi.
Facebook

Ade Firmansyah ketua tim autopsi ulang Brigadir J menjawab begini disinggung keterlibatan dokter forensik RS Polri. Foto almarhum ditangisi.

"Di mana berdasarkan hasil autopsi ulang yang dilihat oleh duta kita atau wakil kita yang berprofesi dokter dan magister kesehatan ternyata ditemukan luka itu luka tembak dari belakang nembus hidung, itu aja tambahannya," tandasnya.

Terkait pernyataan Kamaruddin Simanjuntak soal penemuan luka tembak dari belakang kepala Brigadir J, Komnas HAM tak mau buru-buru menanggapinya.

"Tanya kepada yang ngomong saja. Kami tidak mau masuk dalam ruang itu karena tahapannya memang harus kami lalui. Habis (pemeriksaan uji) balistik dengan Inafis dan sebagainya, nanti ngecek (lainnya)," ujar Komisioner Komnas HAM Choirul Anam di kantornya, Rabu (3/8/2022).

Anam menyebutkan, pihaknya akan meminta keterangan soal uji balistik dan Inafis terlebih dahulu. Keterangan-keterangan tersebut, katanya, akan dicocokkan dengan cerita-cerita yang telah didapatkan.

Baca Juga: Ada Bekas Lem di Luka Kepala Brigadir J, Dokter Forensik RS Polri Jawab Begini Soal Hasil Autopsi Korban Tembakan Bharada E, Foto Sosoknya Ditelusuri

Ade Firmansyah ketua tim autopsi ulang Brigadir J menjawab begini disinggung keterlibatan dokter forensik RS Polri. Foto almarhum ditangisi.
Facebook

Ade Firmansyah ketua tim autopsi ulang Brigadir J menjawab begini disinggung keterlibatan dokter forensik RS Polri. Foto almarhum ditangisi.

"Jadi kami kan dapat keterangan. Dari keterangan satu dan keterangan kedua, dari keterangan kedua nanti kita cek jadi semua memiliki constraint waktu. Memiliki logika peristiwa. Jadi logika peristiwa yang satu dengan yang lain sesuai nggak atau bertentangan," papar Anam panjang lebar.

"Dari titik itulah kami bisa menilai, sekarang belum bisa. Kalau ada penilaian itu tanya kepada yang nilai," sambungnya.

Wartawan dari detikX menjumpai ketua tim forensik independen Ade Firmansyah Sugiharto di RSCM. Dalam kesempatan itu, Ade Firmansyah disinggung keterlibatan dokter forensik RS Polri yang diketahui melakukan autopsi pertama. Menjawab pertanyaan ini, ketua tim autopsi ulang Brigadir J cuma jawab begini.

Ade yang juga menjadi ahli forensik RSCM menjawab proses pemeriksaan setelah autopsi kedua perlu memakan waktu satu sampai dua bulan. "Iya, kalau autopsi kan sudah selesai di Jambi kemarin. Tapi, untuk mencapai kesimpulan, kita harus membuktikan. Nah, untuk derajat pembuktian, kita harus nilai itu adekuat atau tidak. Jadi, pertama, bukti yang kita temukan harus relevan," dilansir dari detikX.

Ade lantas melanjutkan penjelasannya. "Misal, ada orang mati dengan luka tusuk di dada. Itu ada kekerasan benda tajam. Apakah itu relevan? Relevan. Ada luka, ada bukti kekerasan, dan ada kematian. Tinggal nanti yang relevan itu kita nilai, adekuat apa tidak."

"Untuk bisa menilai adekuat atau tidak, kita akan lihat mekanisme kematiannya, luka tusuk di dada tidak selalu bikin mati. Ia menjadi adekuat, misalnya, karena luka tusuk itu mengakibatkan pendarahan sebanyak 20 persen darah atau, misalnya, menyebabkan masuknya udara ke rongga dada dan membuat paru-paru tidak bisa mengembang.

Editor : Fotokita

Baca Lainnya

Latest