Follow Us

Adik Brigadir J Diminta Tanda Tangan Hasil Autopsi, Keluarga Beberkan Alasan Harus Lihat Jenazah Terakhir Kalinya, Foto Almarhum di Peti Mati Banjir Simpati

Bayu Dwi Mardana Kusuma - Senin, 01 Agustus 2022 | 15:30
Keluarga beberkan alasan harus lihat jenazah Brigadir untuk terakhir kalinya. Adik Brigadir J diminta tanda tangan hasil autopsi.
Facebook

Keluarga beberkan alasan harus lihat jenazah Brigadir untuk terakhir kalinya. Adik Brigadir J diminta tanda tangan hasil autopsi.

Fotokita.net - Adik Brigadir Yosua atau Brigadir J, Mahareza Hutabarat diminta tanda tangan sebuah kertas yang ditengarai sebagai surat persetujuan autopsi. Ketika jenazah Brigadir J tiba di rumah duka, keluarga bertanya-tanya alasan polisi melarang peti jenazah ajudan Irjen Ferdy Sambo dibuka.

Setelah keluarga melakukan protes, polisi akhirnya membolehkan peti jenazah Brigadir J dibuka. Terkini, pihak keluarga membeberkan alasan mengapa mereka harus melihat jenazah Brigadir J untuk terakhir kalinya. Foto almarhum di peti mati banjir simpati.

Protes keluarga terhadap pelarangan membuka peti jenazah Brigadir J sudah membawa dampak. Brigjen Hendra Kurniawan yang sempat disebut-sebut melarang keluarga membuka peti jenazah akhirnya dinonaktifkan dari jabatannya sebagai Karo Paminal Divpropam Polri. Pihak keluarga beberkan alasan harus lihat jenazah Brigadir J terakhir kalinya. Foto almarhum di peti mati lagi-lagi banjir simpati.

Adik Brigadir J, Mahareza Hutabarat menerima panggilan genting pada Jumat (8/7/2022) malam. Anak bungsu Samuel Hutabarat ini sehari-hari bertugas sebagai anggota Pelayanan Markas (Yanma) Mabes Polri.

Mahareza mendadak diminta menghadap Karo Provos Divisi Propam Mabes Polri, Brigjen Benny Ali, di RS Polri Kramat Jati, Jakarta. Dalam panggilan itu, Mahareza hanya diberi tahu bahwa kakaknya yang juga anggota Polri, Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat, meninggal dunia.

Adik Brigadir J segera bergegas menuju RS Polri. Di sana, dia sudah ditunggu Brigjen Benny Ali serta dokter forensik. Tiba di sana, Mahareza belum melihat jenazah Yosua. Dia mendadak disodori sebuah kertas yang ditengarai sebagai surat persetujuan autopsi.

Pihak Polri meminta Mahareza menandatangani surat persetujuan autopsi. “Apakah sudah diautopsi atau tidak, dia [Reza] tidak tahu. Yang dia [Reza] tahu hanyalah menandatangani kertas, kemudian setelah ditandatangani, keluarlah abangnya [Yosua] sudah di dalam peti,” ucap pengacara keluarga Brigadir, Kamaruddin Simanjuntak, seperti dilansir kumparan, Sabtu, (23/7/2022).

Baca Juga: Lagi-lagi Patahkan Spekulasi Pengacara, Komnas HAM Lantang Sebut Brigadir J Masih Bisa Begini Saat Tiba di Duren Tiga, Foto Pengangkatan Peti Jenazah Diunggah

Keluarga beberkan alasan harus lihat jenazah Brigadir untuk terakhir kalinya. Adik Brigadir J diminta tanda tangan hasil autopsi.
Facebook

Keluarga beberkan alasan harus lihat jenazah Brigadir untuk terakhir kalinya. Adik Brigadir J diminta tanda tangan hasil autopsi.

Pada 12 Juli 2022, Kapolres Jakarta Selatan saat itu (kini nonaktif), Kombes Pol Budhi Herdi Susianto berbicara kepada wartawan dalam konferensi pers. Dia menyatakan, berdasarkan hasil autopsi sementara RS Polri, Brigadir J tewas karena luka tembak. Brigadir Yosua ditembak Bharada E, rekannya sesama ajudan Kadiv Propam nonaktif Irjen Ferdy Sambo pada Jumat (8/7/2022) sore.

Kombes Budhi Herdi menyebut dari 5 peluru yang dimuntahkan Bharada E, “Ada 7 luka tembak masuk dan 6 luka tembak keluar, dan 1 proyektil bersarang di dada [Yosua]” kata Budhi.

Saat berada di RS Polri, Mahareza sempat meminta untuk bisa melihat jasad Brigadir J. Peti lantas dibuka. Mahareza melihat jenazah abannya yang sudah dipakaikan pakaian dinas. Dalam sebuah peti, jenazah Brigadir J diterbangkan ke rumah duka di Sungai Bahar, Kabupaten Muaro Jambi, Jambi, pada Sabtu (9/7/2022) siang.

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya

Latest