Follow Us

Ternyata Ini Alasan Kolonel Priyanto Bentak Anak Buahnya yang Terus Merengek, Keluarga Handi - Salsabilla Kecewa Cuma Bisa Lihat Foto Sidang

Bayu Dwi Mardana Kusuma - Kamis, 10 Maret 2022 | 17:23
Kolonel Priyanto membentak anak buahnya yang terus merengek agar membawa korban kecelakaan Nagreg ke rumah sakit.
Facebook

Kolonel Priyanto membentak anak buahnya yang terus merengek agar membawa korban kecelakaan Nagreg ke rumah sakit.

Dalam berbagai pemberitaan sebelumnya, tersangka tabrak lari di Nagreg merupakan 3 oknum TNI. Korban Salsabila (14) dan Handi Saputra sempat hilang dibawa tersangka, berdalih akan membawa korban ke rumah sakit, namun nyatanya korban ditemukan di Sungai Serayu Jawa Tengah dan sudah tak bernyawa.

Dalam persidangan itu, terungkap sejumlah fakta yang mengejutkan. Kolonel Priyanto membentak-bentak ke anak buahnya yang takut buang dua sejoli Nagreg ke Sungai.

Mulanya Kolonel Priyanto bersama dengan Kopda Andreas dan Koptu Ahmad Soleh menabrak Handi dan Salsa yang sedang berboncengan sepeda motor di Jalan Nagrek, Jawa Barat, Rabu (8/12/2021). Mereka kemudian membawa tubuh Handi dan Salsa menggunakan mobil Isuzu Panther untuk dibuang ke kali.

Dalam perjalanan, Koptu Ahmad Soleh menyarankan Kolonel Priyanto untuk mampir ke rumah sakit terdekat mengecek kondisi Handi dan Salsa seusai kecelakaan. Kolonel Priyanto menolak dan meminta Koptu Ahmad Soleh mengikuti perintahnya.

Salah satu anak buahnya memohon agar Priyanto mengurungkan niatnya karena khawatir terlibat masalah jika membuang jasad kedua sejoli itu karena ia teringat memiliki tanggungan keluarga. Namun Priyanto tetap memerintahkan agar jasad kedua korban dibuang ke sungai.

Baca Juga: Jadi Saksi Kunci Kolonel Priyanto, Ini Foto Tampang Pria yang Ikut Angkat Tubuh Korban Tabrak Lari Anggota TNI

Kolonel Priyanto membentak anak buahnya yang terus merengek agar membawa korban kecelakaan Nagreg ke rumah sakit.
Facebook

Kolonel Priyanto membentak anak buahnya yang terus merengek agar membawa korban kecelakaan Nagreg ke rumah sakit.

"Saat dalam perjalanan Koptu Ahmad Soleh menyampaikan saran kepada Kolonel Priyanto agar kedua korban dibawa ke puskesmas atau rumah sakit terdekat akan tetapi Kolonel Priyanto menolak dengan mengatakan, 'Udah ikutin perintah saja, lagian dia sudah meninggal, kok'," kata Oditur Militer, Kolonel Sus Wirdel Boy, mengikuti percakapan dalam keterangan dakwaan yang diterima, Kamis (10/3/2022).

Lalu Kopda Andreas Dwi Atmoko berkata 'Ijin bantu saya, Bapak, saya punya anak dan istri'," sambungnya. Mobil saat itu dikemudikan kopda Andreas. Melihat Kopda Andreas mengemudi dalam kondisi bergetar, kurang konsentrasi dan terus bicara, Kolonel Priyanto lalu mengambil alih kemudi.

"Saat itu Kolonel Priyanto melihat Kopda Andreas Dwi Atmoko mengemudi dalam kondisi kurang konsentrasi, badan gemetar dan berbicara terus, sehingga setelah 10 (sepuluh) menit perjalanan, Kolonel Priyanto memerintahkan berhenti dan Kolonel Priyanto mengambil alih kemudi kendaraan Isuzu Panther untuk melanjutkan perjalanan," ujarnya.

Setelah satu jam perjalanan, kendaraan Isuzu Panther yang dikemudikan Kolonel Priyanto melewati UGD Puskesmas Limbangan, Garut, Jawa Barat, dan tidak berhenti. Lebih dari sekali Kopda Andreas menyarankan agar kedaraan yang mereka tumpangi berhenti di rumah sakit terdekat, namun Kolonel Priyanto meminta Kopda Andreas mematuhi perintahnya.

"Kopda Andreas Dwi Atmoko berkata 'Kasihan, Bapak, itu anak orang pasti dicari orang tuanya, mending kita balik lagi ke puskesmas yang ada di pinggir jalan tadi', kemudian dijawab oleh Kolonel Priyanto 'Kamu diam saja, ikuti perintah saya, kita lanjut saja'. Tetapi Kopda Andreas Dwi Atmoko tetap memberikan saran dengan berkata 'Kita balik saja, Bapak', kemudian dijawab oleh Kolonel Priyanto, 'Ikuti perintah saya, kita lanjut saja'.

Editor : Fotokita

Baca Lainnya

Latest