Selesai makan, orangtua RB lalu mengajak Novia bertemu dengan orang tuanya membicarakan masalah hubungannya dengan RB. Sesampai di rumah korban, ternyata orang tua RB berkata lain kepada orang tua korban.
Ibu kandung RB mengatakan tidak menyetujui apabila RB dan Novia segera menikah. Alasannya, RB masih punya kakak yang belum menikah. Di samping itu RB pun masih baru awal jadi polisi.
Padahal, orang tua korban pada saat itu juga belum mengetahui maksud dan tujuan kedatangan orang tua RB. Bahkan orang tua korban pun tidak mengerti maksud yang disampaikan orang tua RB, sehingga pihak orang tua korban pun tidak bisa berkata apa-apa.
"Sejak itu, korban mengaku tidak bisa lagi menghubungi pacarnya. WhatsApp-nya juga tidak aktif lagi. Akhirnya, seminggu kemudian korban datang lagi ke rumah orang tua RB. Tapi orang tua RB tidak mempedulikannya," kata Melati menceritakan apa yang pernah diceritakan Novia kepadanya.
Kapolsek Sooko AKP. Sohibul Yakin menyatakan korban yang juga mahasiswi Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Brawijaya Malang (UNIBRAW) tersebut diduga depresi usai ayahnya meninggal dunia. Korban diduga meminum racun dan tewas di samping makam ayahnya.
Namun pernyataan Kapolsek tersebut dibantah oleh warganet di Twitter. Mahasiswa cantik tersebut bukan depresi karena ditinggal ayahnya. Namun diduga depresi berat karena diperkosa setelah diberi pil tidur oleh pancarnya sendiri yaitu Randi, seorang oknum polisi di Polres Pasuruan.
Mahasiswi yang bercita-cita menjadi seorang guru tersebut semakin depresi karena perkosaan tersebut membuatnya hamil. Sang pacar diduga menyuruh korban melakukan aborsi.
Keluarga sang pacar diduga melakukan intimidasi dan juga menyuruh korban melakukan aborsi. Sebelum meninggal, korban diduga sudah melaporkan masalahnya ini ke Divisi Profesi dan Pengamanan Kepolisian (Propam) namun belum ada tanggapan.